Mohon tunggu...
Muhammad Fahzi Makhwan Pratama
Muhammad Fahzi Makhwan Pratama Mohon Tunggu... Pelajar Sekolah - Pelajar/Mahasiswa

Saya memiliki kegemaran dalam belajar berbagai bidang, termasuk hukum, politik, teknologi, bisnis/ekonomi, kesehatan, hiburan, pemerintahan dan banyak lagi. Saya juga dapat menyesuaikan bahasa dan gaya penulisan saya untuk memenuhi kebutuhan dan preferensi pengguna. Dalam menulis blog artikel, saya dapat membantu dalam berbagai hal, seperti melakukan penelitian, menghasilkan ide, mengembangkan outline, menulis naskah, dan melakukan revisi. Saya selalu berusaha untuk menghasilkan teks yang informatif, mudah dimengerti, dan enak dibaca. Dalam bekerja dengan pengguna, saya selalu berusaha untuk menjadi kolaborator yang baik dan terbuka terhadap umpan balik. Saya senang berinteraksi dengan orang-orang dan siap membantu dalam segala cara yang saya bisa. Dan untuk bisa mewujudkan kebiasaan baik menulis ini secara berkelanjutan.

Selanjutnya

Tutup

Politik Pilihan

Seberapa Penting Sistem Proporsional Terbuka dalam Pemilu Serentak 2024?

22 Maret 2023   18:00 Diperbarui: 22 Maret 2023   18:09 732
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Pemilihan umum (Pemilu) Serentak 2024 adalah pesta demokrasi dalam rangka memilih presiden dan wakil presiden (Pilpres), anggota DPR RI, DPRD provinsi, DPRD kabupaten/kota, serta anggota DPD RI (Pileg), juga pemilihan kepala daerah (Pilkada) yang akan dilaksanakan secara serentak pada hari Rabu, 14 Februari 2024. 

Hal ini sesuai keputusan Komisi Pemilihan Umum (KPU) No 21 tahun 2021 tentang Pemungutan Suara, hari dan tanggal serentak 2024. Pergantian pemilu ini dilakukan dengan sistem proporsional terbuka yang artinya pemilih berperan serta dalam proses penentuan urutan calon partai yang akan dipilih. Contohnya, partai politik (parpol) merekomendasikan kandidat calon pemimpin yang akan diusung untuk bisa dipilih oleh pemilih.

Momen SBY dan Jusuf Kalla menyapa masyarakat ketika diumumkan memenangi Pilpres 2004 putaran pertama. | Foto: ANTARA via inews.id
Momen SBY dan Jusuf Kalla menyapa masyarakat ketika diumumkan memenangi Pilpres 2004 putaran pertama. | Foto: ANTARA via inews.id

Sistem proporsional terbuka mulai diimplementasikan sejak Pemilihan Umum (Pemilu) periode 2004-2009 yang dimenangkan 2 putaran oleh pasangan Presiden Susilo Bambang Yudhoyono dan Wakil Presiden Muhammad Jusuf Kalla. 

Respon masyarakat terhadap pemilu terbuka saat itu sangat positif. Banyak orang merasa senang dan bangga karena mereka dapat memilih langsung pemimpin negara mereka. Selain itu, pemilu terbuka juga dianggap sebagai langkah maju dalam demokratisasi di Indonesia.

Hal-hal penting  diterapkannya sistem proporsional terbuka pada pemilu di Indonesia diantaranya:

1. Meningkatkan partisipasi politik dengan sistem pemilu terbuka, semua warga negara yang memenuhi syarat dapat berpartisipasi secara langsung dalam memilih calon yang mereka pilih tanpa harus mempertimbangkan faktor partai politik. Hal ini dapat meningkatkan partisipasi politik masyarakat yang akan membangun kedekatan antara pemilih dengan kandidat sehingga mengurangi tingkat apatis dalam proses politik.

2. Memperkuat demokrasi, proses pemilihan menjadi lebih transparan dan akuntabel. Setiap warga negara secara bebas dapat memilih calon yang mereka yakini paling kompeten dan memenuhi kriteria yang diinginkan tanpa adanya intervensi dari partai politik yang mengendalikan calon.

3. Mempercepat perubahan politik dengan pemilu terbuka memungkinkan munculnya calon-calon baru yang diminati masyarakat sehingga diusung oleh partai politik. Hal ini dapat mempercepat perubahan politik dan memberikan kesempatan bagi pemimpin muda yang berpotensi untuk unjuk kemampuan dirinya.

4. Meningkatkan akuntabilitas dalam pemilu terbuka, calon harus lebih berfokus pada masalah yang dihadapi oleh masyarakat dan berkompetisi dalam memberikan solusi yang terbaik. Hal ini dapat meningkatkan akuntabilitas calon terhadap masyarakat karena calon harus lebih memperhatikan aspirasi dan kebutuhan masyarakat.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun