Malam kian menyulamkan resah, Fatin kepikiran terus ucapan Kak Shena ketika break session latihan tadi siang. Mata Fatin jadi susah untuk terpejam, meski berulang kali dicobanya untuk menuruni alam bawah sadar, namun gagal, fikirannya masih terus di langit gulana. "Masa iya, Mikha suka ma aku? Usiaku kan masih segini? Belum pantaslah untuk pacaran gitu", kecamuk rasa di hati Fatin. "Apalagi sejak Gala Show 1, jadwal latihan kami padat banget, gak mungkinlah ada waktu bagi Mikha mikirin hal ginian. Aku dengan Mikha memang lumayan deket, dia sudah aku anggap saudara sendiri." hati Fatin tak henti menarikan rasa. Dia bangkit menghidupkan lampu kamar. Kak Shena sudah pulas tertidur, berselimut tebal yang menutupi badannya hingga lehernya. Fatin meraih botol air mineral untuk menuntaskan kering di tenggorokan, tiga kali regukan Fathin menaruhnya kembali di meja. Fatin kembali membaringkan raga, matanya masih sulit untuk diredupkan. Smartphone yang tergeletak di sisi kanan bantal diraihnya. Semoga saja segera membantu lelahkan fikirannya untuk lekas tertidur. Jemarinya pun berdansa di atas keypad hendak membuka halaman fb yang dikelolanya. Hingga hari ini sudah lebih dari seratus lima ribu orang yang menyukai halamannya. Seperti mimpi saja, berkat X Factor Indonesia kemana dia pergi banyak yang menyapa namanya. Kadang Fatin sempat lupa, dan keheranan, namun tersadar dia sudah banyak dikenal orang berkat ajang kompetisi musik yang diikutinya. Fatin tak membuat status malam ini di halamannya, hanya membaca komen-komen dukungan dari para penggemarnya. Tak lama akhirnya Fatinpun terseret ke alam tidurnya, dan jatuh ke dalam pusaran mimpinya. Wajahnya yang imut tersembul dari bantal empuk, di jelita mata yang tak nampak tertutup kelopaknya. Gadis baru remaja nan lugu, terpancar harapan cerah di wajahnya yang tak bercerca. Malam terus menuakan diri, seliweran mobil semakin jarang terdengar. (Bersambung).