Mohon tunggu...
Muhammad
Muhammad Mohon Tunggu... Guru - Pembelajar

Berbagi gagasan untuk kehidupan yang lebih baik.

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan Artikel Utama

Kenapa Anak Gagal di Sekolah? (Part I)

12 Mei 2020   16:00 Diperbarui: 14 Mei 2020   03:39 922
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Idealnya, sekolah harus memiliki sarana dan prasarana pendukung sejumlah siswa yang membutuhkannya. Tetapi tentu saja hal ini sulit diwujudkan karena sangat erat hubungannya dengan anggaran. Setiap sekolah memiliki anggaran yang terbatas. Kalaupun anggarannya tersedia, sekolah akan dibenturkan dengan keterbatasan lahan ataupun hal-hal lainnya.

Contoh sederhananya seperti ini, di sekolah tempat saya mengajar, sebagian siswa memiliki antusiasme untuk bermain sepakbola. Setidaknya setiap kelas ada lima orang siswa laki-laki yang suka bermain sepakbola. Setiap angkatan ada 8 kelas. Total seluruh angkatan dari kelas 1-6 ada 48 kelas.

Jika setiap kelas ada lima siswa yang suka bermain sepakbola, maka total penyuka sepakbola dari seluruh angkatan adalah 240 siswa.

Para siswa ini berlomba-lomba menuju lapangan ketika bel istirahat berbunyi. Tak jarang mereka merelakan untuk tidak makan terlebih dahulu asal mereka bisa mendapatkan kesempatan bermain sepakbola.

Jika seluruh penyuka sepakbola di atas dibagi dengan kebutuhan sejumlah pemain sepakbola dalam setiap pertandingan (22 orang), maka seharusnya sekolah kami membutuhkan 11 lapangan sepakbola untuk mendukung minat mereka.

Dapatkah anda bayangkan sebuah sekolah dengan 11 lapangan sepakbola? Sudah pasti itu bukan hal yang sederhana. Apalagi jika sekolah tersebut berada di lingkungan yang sangat padat.

Sarana yang kami miliki saat ini hanya mampu menampung 36% dari jumlah mereka. Artinya ada 64% penyuka sepakbola yang kurang tertampung minatnya.

Hal tersebut kami siasati dengan membuka ektrakurikuler sepakbola dan futsal. Dengan agenda latihan terjadwal diharapkan dapat memenuhi hasrat semua penyuka sepakbola.

Tetapi apakah kemudian semua siswa tersebut dapat mengembangkan minatnya dengan baik? Sulit untuk memberikan jawaban "ya". Karena ada sebagian siswa yang tidak bisa mengembangkan potensinya di luar jadwal latihan ektrakurikuler. Artinya ia memiliki jam terbang yang lebih sedikit dan pada akhirnya berdampak pada tingkat pencapaiannya.

Tentu saja, sebagaimana kita ketahui bahwa tidak akan ada sekolah yang sempurna. Yang harus dilakukan adalah mengetahui potensi anak dengan jelas kemudian menyekolahkannya di tempat yang tepat.

***

Untuk pembahasan berikutnya, kita lanjut nanti di Part II. Sampai jumpa lagi!

Salam hangat,

Bogor, 12 Mei 2020

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun