Di era digital seperti sekarang, bisnis sampingan atau side hustle bukan lagi sekadar pilihan bagi segelintir orang. Ia telah menjelma menjadi fenomena sosial yang meluas, merambah berbagai kalangan dari mahasiswa, ibu rumah tangga, hingga karyawan kantoran yang mencari cara untuk menambah penghasilan.Â
Dengan kemudahan akses internet dan platform digital, hampir siapa saja kini bisa memulai usaha dari rumah, hanya bermodal ponsel dan kreativitas.
Fenomena ini tak lepas dari perubahan gaya hidup masyarakat yang semakin dinamis dan kebutuhan ekonomi yang terus meningkat.Â
Di satu sisi, banyak yang menganggapnya sebagai bentuk aktualisasi diri dan peluang menuju kemandirian finansial.Â
Namun, di sisi lain, tidak sedikit pula yang menjalani bisnis sampingan karena tekanan: penghasilan utama yang tak lagi mencukupi, inflasi yang mencekik, atau beban cicilan yang tak kunjung usai.
Ledakan Side Hustle di Era Digital
Dengan hadirnya platform seperti Instagram, TikTok, Shopee, hingga marketplace jasa seperti Fiverr dan Upwork, peluang untuk memulai bisnis sampingan menjadi lebih terbuka lebar.Â
Seseorang bisa menjual produk kerajinan tangan, membuka jasa desain grafis, menawarkan layanan penerjemahan, hingga menjadi content creator yang menghasilkan uang dari iklan atau kerja sama merek. Semua ini bisa dilakukan dari rumah, dengan modal yang relatif minim.
Platform-platform ini tidak hanya menyediakan tempat berjualan, tetapi juga membangun ekosistem yang memungkinkan individu mengembangkan brand pribadi dan menjangkau pasar global.Â
Bahkan, beberapa orang yang awalnya memulai dari bisnis sampingan justru menemukan jalan karier baru yang lebih fleksibel dan sesuai dengan passion mereka.