Mohon tunggu...
Muhammad Dahron
Muhammad Dahron Mohon Tunggu... Penulis

Saya menjadi penulis sejak tahun 2019, pernah bekerja sebagai freelancer penulis artikel di berbagai platform online, saya lulusan S1 Teknik Informatika di Universitas Serambi Mekkah Banda Aceh Tahun 2012.

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Di Balik Meriahnya Perpisahan Sekolah: Apa yang Kita Rayakan?

3 Mei 2025   14:32 Diperbarui: 3 Mei 2025   14:28 94
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi wisuda (sumber gambar: KOMPAS.COM/Shutterstock)

Setiap akhir tahun ajaran, berbagai sekolah di Indonesia merayakan momen perpisahan dan wisuda dengan meriah. 

Gedung-gedung dihias dengan balon dan bunga, siswa mengenakan pakaian terbaik mereka, dan para orang tua datang dengan mata berbinar, siap mengabadikan setiap detik. 

Acara ini sering kali disertai dengan pertunjukan seni, pemberian penghargaan, hingga pesta makan bersama.

Namun di balik semua kemeriahan itu, muncul pertanyaan yang jarang dibahas: apa sebenarnya makna dari perpisahan dan wisuda sekolah ini? 

Apakah kita merayakan akhir sebuah perjalanan, atau justru sekadar mengikuti tradisi tanpa benar-benar memaknainya? 

Lebih dari Sekadar Seremonial

Perpisahan sekolah seharusnya bukan hanya soal gaun toga, makan-makan, atau foto bersama di depan backdrop penuh glitter. 

Lebih dari sekadar kemeriahan, perpisahan adalah momen sakral yang menandai berakhirnya satu fase penting dalam kehidupan seorang pelajar. 

Ini adalah waktu untuk berhenti sejenak, menoleh ke belakang, dan mengingat semua proses yang telah dilalui dari pagi-pagi yang penuh kantuk, tugas-tugas yang menumpuk, hingga tawa bersama teman sekelas.

Di sinilah letak makna sebenarnya: menghargai perjalanan, bukan hanya hasil. Dalam dunia yang sering kali hanya menyorot pencapaian akhir, kita justru perlu menanamkan kepada anak-anak bahwa proses itulah yang paling berharga. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun