Setiap akhir tahun ajaran, berbagai sekolah di Indonesia merayakan momen perpisahan dan wisuda dengan meriah.Â
Gedung-gedung dihias dengan balon dan bunga, siswa mengenakan pakaian terbaik mereka, dan para orang tua datang dengan mata berbinar, siap mengabadikan setiap detik.Â
Acara ini sering kali disertai dengan pertunjukan seni, pemberian penghargaan, hingga pesta makan bersama.
Namun di balik semua kemeriahan itu, muncul pertanyaan yang jarang dibahas: apa sebenarnya makna dari perpisahan dan wisuda sekolah ini?Â
Apakah kita merayakan akhir sebuah perjalanan, atau justru sekadar mengikuti tradisi tanpa benar-benar memaknainya?Â
Lebih dari Sekadar Seremonial
Perpisahan sekolah seharusnya bukan hanya soal gaun toga, makan-makan, atau foto bersama di depan backdrop penuh glitter.Â
Lebih dari sekadar kemeriahan, perpisahan adalah momen sakral yang menandai berakhirnya satu fase penting dalam kehidupan seorang pelajar.Â
Ini adalah waktu untuk berhenti sejenak, menoleh ke belakang, dan mengingat semua proses yang telah dilalui dari pagi-pagi yang penuh kantuk, tugas-tugas yang menumpuk, hingga tawa bersama teman sekelas.
Di sinilah letak makna sebenarnya: menghargai perjalanan, bukan hanya hasil. Dalam dunia yang sering kali hanya menyorot pencapaian akhir, kita justru perlu menanamkan kepada anak-anak bahwa proses itulah yang paling berharga.Â