Di tengah gempuran cerita cinta yang romantis di media sosial, banyak orang berlomba-lomba mencari pasangan. Seolah-olah memiliki pasangan menjadi tolak ukur kebahagiaan dan keberhasilan hidup.
Foto-foto mesra, kejutan ulang tahun, hingga momen liburan berdua menjadi standar baru dalam membangun ekspektasi tentang cinta.
Akibatnya, tak sedikit yang merasa tertinggal, bahkan tergesa-gesa menjalin hubungan demi “tidak terlihat sendiri”. Namun, dalam hiruk-pikuk itu, satu hal sering terlupakan: hubungan yang kuat tidak dimulai dari orang lain, tapi dari diri sendiri.
Sebelum bisa memberi cinta pada orang lain, kita harus bisa menyayangi diri kita terlebih dahulu. Di sinilah pentingnya self-love karena cinta yang sehat hanya tumbuh dari jiwa yang utuh.
1. Self-Love Membantu Kita Mengenal Diri Sendiri
Sebelum bisa mencintai orang lain, kita perlu tahu siapa kita, apa yang kita butuhkan, dan apa yang pantas kita terima.
Tanpa pemahaman itu, kita mudah terseret dalam hubungan yang sekadar mengisi kekosongan, bukan membangun koneksi.
Kita bisa saja jatuh cinta, tapi bukan karena benar-benar ingin berbagi, melainkan karena takut sendiri.
Self-love mengajarkan kita untuk mengenal luka-luka lama, memeluk kekurangan, dan merayakan kekuatan diri.
Dengan begitu, kita tidak memasuki hubungan untuk mencari "pelengkap", tapi untuk saling tumbuh.