Di tengah geliat pembangunan dan kemajuan teknologi yang semakin pesat, masih ada banyak wajah yang tertinggal dalam gelapnya kemiskinan.Â
Sementara sebagian besar dunia menikmati kemudahan hidup dengan teknologi canggih, infrastruktur modern, dan peluang ekonomi yang melimpah, banyak orang di pelosok negeri yang harus berjuang setiap hari hanya untuk bertahan hidup.Â
Mereka adalah kelompok yang hidup di bawah garis kemiskinan, yang sering kali terabaikan oleh janji-janji kemajuan yang seakan hanya dinikmati oleh segelintir orang. Sistem yang ada seolah tidak mampu menjangkau mereka, bahkan sering kali memperburuk ketimpangan yang ada.Â
Masyarakat yang terpinggirkan ini harus berhadapan dengan tantangan yang tak kunjung usai: lapangan pekerjaan yang terbatas, biaya hidup yang terus meroket, dan akses yang sangat terbatas terhadap pendidikan serta layanan kesehatan yang berkualitas.Â
Meskipun angka kemiskinan secara nasional mungkin menunjukkan penurunan, kenyataannya banyak orang yang masih terjebak dalam kondisi yang serba kekurangan.Â
Dalam sistem yang terus berkembang, siapa yang sebenarnya tertinggal? Dan bagaimana kita dapat memastikan bahwa kemajuan itu bisa dirasakan oleh semua lapisan masyarakat, bukan hanya yang berada di puncak piramida sosial?
Ketimpangan yang Semakin Lebar
Kemajuan tak selalu dirasakan merata. Sementara sebagian masyarakat menikmati kemudahan akses digital, pendidikan tinggi, dan fasilitas kesehatan yang semakin baik, ada kelompok-kelompok tertentu yang justru semakin terisolasi.Â
Akses terhadap internet yang cepat, perangkat digital, dan informasi yang mengalir deras, seakan hanya menjadi milik segelintir orang yang sudah berada di posisi sosial-ekonomi yang lebih tinggi.Â
Mereka yang tinggal di daerah terpencil atau dengan status ekonomi rendah, sering kali terjebak dalam keterbatasan akses yang membuat mereka sulit untuk mengikuti arus kemajuan zaman.