Mohon tunggu...
Muhammad Dahron
Muhammad Dahron Mohon Tunggu... Penulis

Saya menjadi penulis sejak tahun 2019, pernah bekerja sebagai freelancer penulis artikel di berbagai platform online, saya lulusan S1 Teknik Informatika di Universitas Serambi Mekkah Banda Aceh Tahun 2012.

Selanjutnya

Tutup

Money Artikel Utama

Mengapa Emas Masih Menjadi Pilihan Rasional di Tengah Gejolak Ekonomi

13 April 2025   12:00 Diperbarui: 14 April 2025   11:17 437
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi emas, emas batangan, logam mulia. Berapa lama investasi emas bisa untung?(PEXELS/MICHAEL STEINBERG via kompas.com)

Dalam kondisi ekonomi yang diliputi ketidakpastian, masyarakat cenderung mencari instrumen investasi yang dianggap paling aman. Di antara berbagai pilihan yang ada, emas tetap bertahan sebagai salah satu primadona. 

Fenomena ini tidak hanya terjadi di Indonesia, tetapi juga secara global. Saat krisis melanda, perang berkecamuk, atau inflasi tak terkendali, investor dari berbagai belahan dunia cenderung "lari" ke emas sebagai bentuk perlindungan aset.

Di Indonesia, gejala ini tampak nyata dari membludaknya pembeli di Butik Emas Logam Mulia Antam, Jakarta. Warga bahkan rela datang sejak dini hari demi mengamankan kuota pembelian, yang dibatasi hanya 50 orang per hari. 

Antrean panjang ini menjadi cermin dari meningkatnya kekhawatiran masyarakat terhadap masa depan ekonomi, sekaligus bukti bahwa emas masih menjadi simbol kestabilan dan rasa aman di tengah gejolak yang terus berlangsung.

Namun, mengapa emas masih bertahan sebagai instrumen investasi yang rasional, bahkan ketika instrumen modern seperti kripto dan saham teknologi semakin populer?

Pertama, emas memiliki sifat lindung nilai terhadap inflasi. Ketika nilai mata uang tergerus, daya beli masyarakat menurun, dan harga-harga kebutuhan pokok melonjak, emas justru cenderung mempertahankan nilainya. 

Inilah mengapa dalam periode krisis atau tekanan inflasi tinggi, emas sering dianggap sebagai “penjaga kekayaan” yang tidak terpengaruh oleh kebijakan moneter atau kondisi politik.

Sifat ini membuat emas menjadi pilihan rasional bagi masyarakat yang ingin menjaga nilai uang mereka dalam jangka menengah hingga panjang. 

Dibandingkan menyimpan uang tunai yang nilainya bisa terdepresiasi, menyimpan emas memberikan rasa aman karena nilainya relatif stabil dan bahkan bisa meningkat saat situasi ekonomi memburuk.

Kedua, emas bersifat likuid dan mudah diperjualbelikan. Baik dalam bentuk batangan, perhiasan, maupun dalam bentuk digital, emas dapat dicairkan kapan saja dan di mana saja. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Money Selengkapnya
Lihat Money Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun