"Lebaran adalah momen yang selalu dinantikan dengan penuh kebahagiaan."
Setelah sebulan penuh menjalankan ibadah puasa, Hari Raya menjadi puncak perayaan yang diisi dengan tradisi khas seperti mudik, berkumpul bersama keluarga, menyantap hidangan istimewa, hingga saling bermaafan.Â
Suasana penuh kehangatan dan kebersamaan ini sering kali menghadirkan perasaan haru dan kebahagiaan mendalam.Â
Namun, di balik gemerlap perayaan, banyak orang justru mengalami perasaan kosong atau kehilangan setelah Lebaran usai.Â
Euforia yang begitu tinggi tiba-tiba mereda, aktivitas kembali ke rutinitas biasa, dan kebersamaan dengan keluarga yang singkat pun berakhir.Â
Fenomena ini dikenal sebagai "Lebaran Blues", sebuah kondisi emosional yang membuat seseorang merasa sedikit sedih atau hampa pasca-perayaan.Â
Mengapa hal ini terjadi, dan bagaimana cara mengatasinya?Â
Apa Itu "Lebaran Blues"?
"Lebaran Blues" merujuk pada kondisi emosional di mana seseorang merasa kehilangan, lesu, atau bahkan sedikit depresi setelah Hari Raya.Â
Perasaan ini biasanya muncul ketika suasana hangat dan meriah Lebaran tiba-tiba berakhir, meninggalkan kekosongan dalam rutinitas sehari-hari.