Mohon tunggu...
Muhammad Dahron
Muhammad Dahron Mohon Tunggu... Penulis

Saya menjadi penulis sejak tahun 2019, pernah bekerja sebagai freelancer penulis artikel di berbagai platform online, saya lulusan S1 Teknik Informatika di Universitas Serambi Mekkah Banda Aceh Tahun 2012.

Selanjutnya

Tutup

Lyfe Artikel Utama

FOMO Lebaran, Apakah Kita Terjebak dalam Budaya Konsumtif?

26 Maret 2025   13:54 Diperbarui: 27 Maret 2025   15:25 230
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi gaya hidup konsumtif (sumber gambar: bengkuluekspress.disway.id)

Lebaran selalu identik dengan kebahagiaan, silaturahmi, dan tentu saja belanja besar-besaran. 

Dari pakaian baru, hampers eksklusif, hingga hidangan spesial, segala sesuatu tampaknya harus lebih istimewa dibanding hari biasa. 

Mall, marketplace online, dan pusat perbelanjaan dipenuhi promo menggiurkan, membuat banyak orang tergoda untuk membeli lebih dari yang sebenarnya mereka butuhkan.

Di balik euforia ini, ada fenomena psikologis yang sering tidak disadari: Fear of Missing Out (FOMO), atau ketakutan tertinggal dari tren sosial. 

Banyak orang membeli sesuatu bukan karena kebutuhan, tetapi karena tekanan lingkungan dan media sosial. 

Melihat orang lain mengenakan pakaian baru atau membagikan hampers mewah di Instagram membuat kita merasa perlu melakukan hal yang sama, meskipun kondisi keuangan tidak selalu mendukung.

Akibatnya, banyak orang mengeluarkan uang dalam jumlah besar, bahkan hingga berutang, demi memenuhi ekspektasi sosial yang sebenarnya tidak wajib. 

Apakah kita benar-benar menikmati Lebaran, atau hanya terjebak dalam budaya konsumtif yang semakin menjadi-jadi? 

Mengapa FOMO Lebaran Terjadi?

FOMO saat Lebaran tidak terjadi begitu saja. Ada berbagai faktor yang mendorong perilaku konsumtif ini, mulai dari tekanan sosial, ekspektasi budaya, hingga strategi pemasaran yang semakin agresif. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Lyfe Selengkapnya
Lihat Lyfe Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun