Mohon tunggu...
Muhammad Dahron
Muhammad Dahron Mohon Tunggu... Penulis

Saya menjadi penulis sejak tahun 2019, pernah bekerja sebagai freelancer penulis artikel di berbagai platform online, saya lulusan S1 Teknik Informatika di Universitas Serambi Mekkah Banda Aceh Tahun 2012.

Selanjutnya

Tutup

Financial Artikel Utama

Gaji Stagnan, Beban Hidup Meningkat: Apakah Masih Ada Harapan?

19 Maret 2025   21:15 Diperbarui: 20 Maret 2025   07:56 111
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi beban hidup meningkat (Sumber gambar: Depositphotos)

"Dalam beberapa tahun terakhir, banyak pekerja di Indonesia menghadapi realitas pahit: gaji yang stagnan sementara biaya hidup terus meroket."

Setiap awal tahun, banyak yang berharap ada kenaikan upah yang signifikan, tetapi kenyataannya, peningkatan gaji sering kali tidak sebanding dengan lonjakan harga kebutuhan pokok, biaya transportasi, pendidikan, hingga layanan kesehatan.

Fenomena ini bukan hanya terjadi di sektor informal, tetapi juga di perusahaan besar yang semakin berhati-hati dalam menaikkan gaji karyawannya, sering kali dengan alasan efisiensi dan ketidakpastian ekonomi global. 

Akibatnya, banyak pekerja harus mencari cara bertahan di tengah kondisi yang semakin menekan, mulai dari mencari pekerjaan sampingan hingga mengurangi pengeluaran untuk kebutuhan sekunder.

Pertanyaannya, apakah kondisi ini hanya akan semakin memburuk, atau masih ada harapan bagi pekerja untuk mendapatkan kesejahteraan yang lebih baik?

Realitas Gaji yang Stagnan

Di berbagai sektor, kenaikan gaji tidak sebanding dengan kenaikan inflasi. Meskipun pemerintah dan perusahaan menetapkan kenaikan upah setiap tahun, daya beli masyarakat tetap tergerus karena harga barang dan jasa meningkat lebih cepat. 

Inflasi yang tinggi menyebabkan kebutuhan dasar seperti pangan, transportasi, dan perumahan menjadi semakin mahal, sementara kenaikan gaji yang minim membuat banyak pekerja kesulitan menyesuaikan diri dengan kondisi ekonomi yang berubah.

Fenomena ini semakin diperparah dengan meningkatnya biaya pendidikan dan kesehatan, yang semakin sulit dijangkau oleh kelas pekerja. Banyak orang terpaksa mengorbankan tabungan, bahkan berutang, demi memenuhi kebutuhan sehari-hari.

Bagi sebagian besar pekerja, kondisi ini menimbulkan dilema: apakah bertahan dengan pekerjaan yang ada meskipun penghasilan tidak mencukupi, atau mengambil risiko mencari peluang baru yang belum tentu memberikan kepastian? 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Financial Selengkapnya
Lihat Financial Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun