Dalam beberapa tahun terakhir, tren zero waste lifestyle semakin populer di berbagai belahan dunia.Â
Kesadaran akan dampak buruk sampah, terutama plastik, terhadap lingkungan mendorong banyak orang untuk mencari cara hidup yang lebih berkelanjutan.Â
Mulai dari individu hingga perusahaan besar, semakin banyak pihak yang berusaha mengurangi jejak limbah mereka demi menjaga kelestarian planet.
Gaya hidup tanpa sampah bukan hanya sekadar tren, tetapi juga sebuah gerakan yang mengajak kita untuk lebih bijak dalam mengonsumsi dan membuang barang.Â
Dengan prinsip reduce (mengurangi), reuse (menggunakan kembali), recycle (mendaur ulang), dan rot (mengomposkan), konsep zero waste bertujuan untuk meminimalkan sampah yang berakhir di tempat pembuangan akhir (TPA) atau mencemari alam.
Namun, di tengah segala upaya ini, muncul pertanyaan: Apakah mungkin kita benar-benar hidup tanpa menghasilkan sampah sama sekali?Â
Zero waste adalah gaya hidup yang bertujuan untuk mengurangi, menggunakan kembali, mendaur ulang, dan mengelola limbah agar seminimal mungkin berakhir di tempat pembuangan akhir (TPA) atau mencemari lingkungan.Â
Konsep ini menekankan pada perubahan pola pikir dan kebiasaan dalam mengonsumsi, dengan fokus pada penggunaan barang yang lebih tahan lama dan ramah lingkungan.
Dalam praktiknya, zero waste bukan hanya tentang membuang lebih sedikit sampah, tetapi juga tentang mencegah sampah sejak awal.Â