"Ramadan selalu menjadi momen meningkatnya aktivitas ekonomi di Indonesia."
Selama bulan ini, pola konsumsi masyarakat berubah secara signifikan, didorong oleh peningkatan kebutuhan untuk berbuka puasa, sahur, hingga persiapan Idulfitri.Â
Sektor ritel, kuliner, pariwisata, hingga jasa keuangan mengalami lonjakan transaksi, menciptakan peluang bagi pelaku usaha, terutama UMKM dan bisnis berbasis digital.
Di tengah perubahan perilaku konsumen, tren konsumsi juga berkembang. Digitalisasi semakin mendominasi cara masyarakat berbelanja, dengan e-commerce dan pembayaran digital menjadi pilihan utama.Â
Kesadaran akan gaya hidup sehat pun meningkat, tercermin dari permintaan terhadap makanan bergizi dan produk ramah lingkungan. Tak hanya itu, sektor pariwisata dan hiburan juga ikut bergairah, dengan banyaknya masyarakat yang memilih staycation atau perjalanan religi selama Ramadan.
Namun, di balik lonjakan konsumsi, ada tantangan yang harus dihadapi, seperti potensi inflasi akibat meningkatnya permintaan bahan pokok dan ketimpangan daya beli di masyarakat.Â
Belanja online terus mendominasi dengan lonjakan transaksi di e-commerce, terutama untuk makanan, fesyen, dan perlengkapan ibadah.Â
Platform seperti Tokopedia, Shopee, dan TikTok Shop menawarkan berbagai promo menarik, seperti diskon besar, cashback, dan gratis ongkir, yang semakin mendorong masyarakat untuk berbelanja secara daring.Â
Selain itu, metode pembayaran digital seperti e-wallet dan layanan PayLater juga membuat transaksi lebih praktis dan terjangkau, terutama bagi konsumen muda. Di sektor makanan, permintaan terhadap produk siap saji dan bahan makanan instan meningkat, terutama untuk keperluan sahur dan berbuka.Â
Makanan khas Ramadan seperti kurma, kue kering, serta paket hampers Lebaran juga laris manis di berbagai platform online. Sementara itu, industri fesyen mengalami peningkatan penjualan, terutama busana Muslim seperti gamis, koko, dan hijab, yang menjadi tren tahunan menjelang Idulfitri.