Mohon tunggu...
Muhammad Bernas Avisena
Muhammad Bernas Avisena Mohon Tunggu... Mahasiswa - MAHASISWA S1 PERENCANAAN WILAYAH DAN KOTA - UNIVERSITAS JEMBER

Hobi saya menyanyi khususnya bernyanyi music genre dangdut dan lagu daerah Banyuwangi,saya suka nonton bola saya juga analis bola mulai dari Liga Indonesia sampai Liga Europa.Kepribadian saya,jujur saya orangnya suka totalitas dalam menjalankan kegiatan baik itu tugas,diskusi,dan kolaborasi.

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Menjadi Penyangga Bandara Internasional

21 September 2022   21:39 Diperbarui: 21 September 2022   22:05 339
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS

Bandara Internasional Banyuwangi bagi wisatawan mancanegara adalah Bandara Internasional Banyuwangi yang terletak di Desa Blimbingsari, Kecamatan Blimbingsari, Kabupaten Banyuwangi, Jawa Timur. Bandara dengan landasan pacu sekitar 2.250 meter.

Pada tahun 2009, bandara yang awalnya bernama Bandara Blimbingsari ini digunakan oleh Bali International Flight Academy untuk pelatihan lepas landas bagi calon pilot. Pada 29 Desember 2010, maskapai Sky Aviation lepas landas beberapa hari lalu. Penerbangan tersebut sekaligus menandai peresmian Bandara Blimbingsari atau Bandara Banyuwangi sebagai salah satu bandara komersial Indonesia. Pada tahun 2017, bandara ini berubah nama menjadi Bandara Banyuwangi atas perintah Menteri Perhubungan. Sejak saat itu, bandara tersebut berada di bawah kendali Angkasa Pura II.

Bandara ini diresmikan oleh Bupati Purnomo Siddik sebagai bandara hijau pertama di Nusantara. Setelah sempat tertunda proses pembangunannya, bandara dilanjutkan di bawah komando Bupati Samsul Hadi. Mengingat lahan di Kecamatan Glenmore sudah tidak dapat digunakan lagi karena merupakan daerah pegunungan, maka pada tahun 2003 dikeluarkan Peraturan Menteri No. 49 untuk membangun bandara di Desa Blimbingsari yang saat itu masih merupakan bagian dari Kecamatan Rogojamgpi. .

Menjadi Bandara yang berada ditengah atau bisa dibilang penyangga antara Bandara Juanda dan Bandara I Gusti Ngurah Rai ini merupakan hal yang tidak mudah dibutuhkan proses yang sangat panjang untuk mempromosikan nama Bandara dengan  mewujudkan keberadaan bandara yang semula bernama Bandara Blimbingsari. Bandara ini memiliki beberapa keunikan yang membuatnya terlihat berbeda dari bandara lain di Indonesia.Dengan keunikan tersebut diharapkan wisatawan Mancanegara ataupun Penduduk local dapat mengakses Bandara Blimbingsari ini. 

Bandara Banyuwangi itu sendiri memiliki konsep Green Airport atau Bandara Hijau sebagai satu-satunya bandara di Indonesia dengan konsep ini. Meski dana APBD digunakan dengan anggaran yang relatif kecil, arsitektur  bandara mencerminkan kekayaan lokal  masyarakat Banyuwangi.

Tidak hanya mempunyai konsep hijau, terminal Bandara Banyuwangi juga mempunyai keunikan dalam arsitektur bangunannya. Kamu bisa melihat hal tersebut dari bagian atap Terminal Bandara karena mengadopsi budaya lokal Gambarkan khas masyarakat Osing sebagai suku asli Banyuwangi.

Bandara udara ini mempunyai dua atap dengan arah berlawanan sehingga merupakan tanda keberangkatan dan kedatangan. Bentuk budaya lokal lainnya yaitu adanya Kiling, sebuah kincir angin sebagai budaya lokal suku Osing yang terdapat pada bagian depan bandar udara.

Pada lantai kedua, terdapat ruang anjungan yang langsung menuju ke landasan. Ruangan tersebut merupakan fasilitas sebagai bentuk penghormatan terhadap budaya masyarakat yang sering mengantar kerabat ketika bepergian. Sehingga, para pengantar dapat melihat kerabat naik tangga pesawat seraya Melambaikan tangan.

Kearifan lokal budaya Nusantara tersebut merupakan bagian dari hal yang perlu dipertahankan. Tidak hanya itu, pada bagian lantai dua terminal bandar udara ini, para penumpang juga bisa melihat pemandangan persawahan hijau juga pemandangan aktivitas di bandara. Contohnya, ketika pesawat lepas landas dan bagaimana para petugas bandara bekerja

Banyak wisatawan, arsitek, tokoh nasional dan masyarakat umum yang menyadari bagaimana konsep green airport untuk Bandara Banyuwangi mendapatkan daya tarik. Ivan Supriyanto, Kepala Desain Arsitektur Kementerian Pekerjaan Umum, mengakui  bandara ini memiliki konsep unik dan desain arsitektur profesional yang dapat menonjolkan karakter lokal.  Karena keunikan tersebut,

 Kementerian Perhubungan Banyuwangi akhirnya mengakui Bandara Blimbingsari Banyuwangi sebagai bandara bergaya Indonesia, menjadikannya satu-satunya bandara dengan konsep ini hingga saat ini.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun