Mohon tunggu...
Muhammad Bayu Adji
Muhammad Bayu Adji Mohon Tunggu... Konsultan - JKT

-IR 17-

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Seni Seorang Diplomat

27 Oktober 2019   14:07 Diperbarui: 27 Oktober 2019   14:16 195
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Humaniora. Sumber ilustrasi: PEXELS/San Fermin Pamplona

Dalam Melakukan kegiatan Perundingan atau kerjasama dibutuhkan Sebuah Seni,Skill atau Strategi yang harus dimiliki oleh seorang diplomat, karena untuk mencapai tujuan yaitu kesepekatan bersama itu tidak mudah apalagi maksudkan untuk sebuah Bangsa dan Negara. Bagi seorang Diplomat penguasaan teknik dan strategi Diplomasi merupakan sebuah keniscayaan, ia harus menguasai titik lemah lawan rundingnya serta menyadari perbandingan kedudukan Negaranya dengan Negara lain sebagai sebuah tuntutan untuk memperjuangkan kepentingan Negaranya. 

Dalam Membahas Seni dalam Berdiplomasi tidak lepas dari Teknik Berkomunikasi, karena itu penulis ingin membahas kriteria teknik dalam berkomunikasi yang bisa digunakan sebagai dasar untuk menentukan berjalannya diplomasi dengan baik. Berkomunikasi sangatlah penting karena ini berkaitan dengan media yang harus digunakan. Disini Komunikasi tatap muka digunkan apabila kita mengharapkan efek perubahan tingkah laku dari komunikan, melalui tatap muka kita bisa mendapatkan efek timbal balik langsung, juka umpan baliknya positif kita akan mempertahankan cara berkomunikasi, jika sebaliknya kita akan mengubah teknik komunikasi sampai komunikan memberikan umpan balik yang positif dan tercapainya saling pengertian. 

Komunikasi bermedia digunakan untuk mempengaruhi sikap atau opini publik , kelemahan komunikasi bermedia ialah memiliki daya persuasif yang relatif rendah dan efeknya tidak dapat dirasakan langsung sehingga komunikan tidak mampu segera bertindak.  Atas dasar itu jika kita memilih komunikasi tatap muka dengan jumblah komunikan yang hendak diubah dengan tigkah lakunya banyak kita harus membaginya dengan kelompok kelompok keil sehingga kita dapat berdialog dengan mereka semua.  

Bagi Seorang Diplomat Pemahaman akan sifat Komunikasi akan dapat membantu jenias komunikasi yang akan dipilih dan teknik komunikasi yang aman untuk digunakan. Hal ini bergantung pada kebutuhan, isi pesan yang hendak di komunikasikan. Tidak semua media perlu dipergunakan, Dari alternative media yang ada, kita perlu mengambil jenis yang paling tepat untuk jenis pesan tertentu dan komunikan tertentu

Mengingat diplomasi pada hakikatnya adalah diplomasi individual, maka sear teknis kelancaran jalannya negosiasi lebih di tentukan oleh upaya setiap pribadi diplomat itu sendiri yang akan maju ke meja perundingan. Upaya upaya tersebut antara lain : Menciptakan kepercayaan bersama (mutual understanding), berupaya untuk mencari kejelasan maslah, meniptakan saling pengertian, para pihak harus menyusun dan menyepakatai prioritas urutan dan memahami tingkat krusialitasnya, berupaya untuk melaksankan kejelasan masalah.

Teknik persuasi dalam diplomasi merupakan kegiatan psikologis. Penegasan ini dimaksudkan untuk mengadakan perbedaan antara persuasi dan koresi. Tujuan pesuasi dan koersi sama yakni untuk mengubah sikap, pendapat atau perilaku. Persuasi dilakukan dengan halus, luwes dan mengandung sifat sifat manusiawi, sedangkan koersi mengandung sifat sifat memerintah atau memaksa.

Dalam perundingan, teknik komunikasi persuasive lebih disukai dari pada teknik koersif. Teknik koersif sangat jarang digunakan, kecuali dalam keadaan darurat ketika lawan runding tidak dapt dibujuk selain dengan cara cara koersi. Agar komunikasi persuasif mencapai tujuan dan sasaran, perlu diperlukan perencanaan yang matang. Perencanaan dilakukan berdasarkan komponen komponen komunikasi meliputi komunikator, pesan, media  dan komunikan. Bagi seorang diplomat, suatu pesan yang akan dikomunikasikan sudah jelas dan isinya, yang perlu dijadikan pemikiran ialah pengelolaan pesan. Ada juga yang perlu di perhatikan dalam tahap persuasi yaitu Attention, Interset, Desire, Decision, Action.

Pada pokoknya, keberhasilan diplomasi sangat ditentukan oleh luasnya pengetahuan dan wawasan serta pengalaman kepiawaian sang diplomat. Itulah sebabnya, sebelum berlaga di medan diplomasi, seorang diplomat kawakan selalu membuat persiapan diri dengan perbekalan sebaik baiknya. Perbekalan ini berupa saran untuk diri sendiri, pengetahuan tentang lawan yang bakal dihadapinya agar tidak sampai masuk ke dalam perangkap komunikasi yang telah dipersiapkan lawannya.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun