Mohon tunggu...
Muhammad Azzam Solaahuddin
Muhammad Azzam Solaahuddin Mohon Tunggu... Mahasiswa - Political Science - UIN Jakarta

Bismillah

Selanjutnya

Tutup

Kebijakan

Natuna Milik Indonesia atau China?

19 Desember 2021   15:30 Diperbarui: 19 Desember 2021   15:53 274
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Keamanan. Sumber ilustrasi: PIXABAY/Pixelcreatures

Laut Natuna bak permata indah yang sedang diperebutkan oleh berbagai orang. Laut yang menyimpan kekayaan alam yang melimpah ini sedang menjadi perhatian dunia akibat konflik yang disebabkan sengketa wilayah yang melibatkan beberapa negara di wilayah Laut Natuna. Tak terkecuali negara Indonesia dan China.

China mengklaim, bahwa Laut Natuna merupakan bagian dari wilayah perairannya yang termasuk kedalam Laut China Selatan. Klaim China yang menggunakan nine dash line atau sembilan garis putus-putus  yang membentang hampir sekitar lebih kurang 2.000 km dari daratan China sampai beberapa ratus kilometer dari wilayah Vietnam, Malaysia, dan Filipina. 

Dimana dasar nine dash line ini muncul pertama kali di peta resmi tahun 1948. Pihak Indonesia menilai klaim sepihak China ini tak dapat dibenarkan. 

Indonesia beralasan klaim tersebut tidak sesuai dengan ketetapan Konvensi Hukum Laut tahun 1982 yang dikeluarkan oleh United Nations Convention for The Law of The Sea (UNCLOS). Atas dasar inilah Indonesia menilai klaim sepihak China tak dapat dibenarkan.

Selain itu, klaim perairain Laut Natuna yang dilakukan oleh China dengan berdasarkan nine dash line merupakan bentuk pengingkaran terhadap Zona Ekonomi Ekslusif yang diakui oleh dunia internasional. Lebih parah lagi, China yang juga menjadi anggota dari UNCLOS tidak menyetujui batas-batas  wilayah Zona Ekonomi Eksklusif Indonesia yang jaraknya sejauh 200 mil dari batas pantai. 

Masing-masing negara memiliki klaimnya sendiri atas Laut Natuna, namun dunia internasional menilai, Indonesialah yang berhak atas Laut Natuna. Mengingat konvensi Hukum Laut PBB pada 1982 yang menegaskan bahwa perairan natuna dan segala kekayaan alam yang terkandungnya adalah milik Indonesia dan bahkan boleh dieksploitasi secara bebas.

Konflik yang terjadi di perairan Laut Natuna ini kian menarik, karena beberapa negara seperti Amerika Serikat, Rusia, dan Jepang ikut campur dalam permaslaahan ini. Hal inilah yang membuat China semakin naik pitam dan menganggap bahwa negara-negara tersebut sudah mengacaukan situasi yang sedang terjadi di Laut Natuna.

Disamping banyaknya negara-negara yang ikut campur dalam permasalahan di perairan Laut Natuna, ada sisi lain yang perlu dipahami bahwa Laut Natuna menyimpan banyak sekali kekayaan alam. 

Laut Natuna memiliki cadangan gas bumi terbesar di dunia sebesar 54,78 T kaki per kubik, cadangan minyak yang mencapai 500 juta barel, sumber perikanan 1 juta ton pertahun dimana yang baru dimanfaatkan sekitar 36%, serta letaknya yang strategis karena menjadi jalur perdagangan dunia. Kekayaan alam yang ada di Laut Natuna inilah yang menjadi alasan banyak negara yang ingin memiliki perairan ini. 

Seperti kasus terbaru yang terjadi di Laut Natuna mengenai pengeboran minyak yang dilakukan oleh Indonesia dimana China mengutuk keras kegiatan ini karena menganggap masih dari bagian wilayahnya, menunjukkan bahwa kekayaan alam yang terkandung dalam perairan Laut Natuna memiliki nilai yang ekonomis serta menjadi rebutan dunia internasional. 

Namun, lagi-lagi China harus berlapang dada karena kegiatan yang dilakukan oleh Indonesia merupakan kegiatan yang legal dan sah. Hal itu sejalan dengan putusan Mahkamah Arbitrase Internasional yang tidak mengakui batas perairan China di Laut China Selatan yang menggunakan nine dash line. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Kebijakan Selengkapnya
Lihat Kebijakan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun