Mohon tunggu...
Muhammad Asfani
Muhammad Asfani Mohon Tunggu... Guru - Guru bahasa Indonesia di SMAN 37 Jakarta

Saya menyukai kegiatan menulis dan mengabadikan kegiatan dalam bentuk dokumentasi foto atau video.

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan Pilihan

Pembelajaran Berdiferensiasi: Solusi Mewujudkan Lingkungan yang "Mengundang" Murid untuk Belajar

25 September 2022   19:47 Diperbarui: 25 September 2022   19:52 1244
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sumber: Dokumentasi Pribadi

Pembelajaran Berdiferensiasi

Pembelajaran berdiferensiasi adalah pembelajaran yang mengakomodasi kebutuhan murid. Pada pembelajaran ini, guru memberikan beragam pilihan dalam kegiatan pembelajaran. Pilihan-pilihan tersebut meliputi, pilihan sumber belajar atau pilihan tagihan dalam penugasan sesuai minat dan kemampuan murid. Harapan besar dari banyaknya alternatif pilihan yang diberikan tujuan pembelajaran yang direncanakan dapat tercapai, yakni hasil belajar yang optimal.

Pembelajaran berdiferensiasi memiliki beberapa karakteristik, yakni lingkungan belajar mengundang yang murid untuk belajar, kurikulum memiliki tujuan pembelajaran yang didefinisikan secara jelas, terdapat penilaian berkelanjutan, guru menanggapi atau merespons kebutuhan belajar murid, dan manajemen kelas efektif. Karakteristik ini akan berjalan secara sukses jika guru merencanakan kegiatan pembelajaran yang masuk akal dengan mengakomodasi kebutuhan murid. Kebutuhan tersebut meliputi, kesiapan belajar, minat belajar, dan profil belajar murid.

 

Implementasi dalam Pembelajaran di Kelas

Sebelum melakukan kegiatan pembelajaran di kelas, terdapat beberapa hal yang perlu dilakukan guru, yakni; pertama, guru harus melakukan pemetaan kebutuhan belajar murid. Guru dapat melakukan beragam cara untuk mengumpulkan data kebutuhan belajar murid, seperti; wawancara, observasi, survei, atau tes diagnostik.

Kedua, guru merencanakan kegiatan pembelajaran berdasarkan data yang telah diolah. Perencanaan ini amat penting karena butuh kecermatan dalam melakukannya. Perencanaan yang tepat akan memudahkan dalam implementasi pembelajaran berdiferensiasi. Sebaliknya, perencanaan yang terburu-buru dan tidak terukur akan membuat pembelajaran jauh dari tujuan yang telah direncanakan.

Ketiga, guru melakukan evaluasi dan refleksi dari pembelajaran yang telah dilakukan. Evaluasi dan refleksi dapat dilakukan berdasarkan data asesmen yang dilakukan oleh guru dan murid saat proses pembelajaran. Guru dapat memetakan hal-hal yang perlu diperbaiki dan mencari strategi pembelajaran terbaik untuk kegiatan pembelajaran berikutnya.

Saat proses pembelajaran di kelas, guru dapat memberikan beragam alternatif pilihan sumber belajar berdasarkan gaya belajar murid. Guru dapat memberikan tawaran kepada murid untuk membaca buku ajar yang telah dibagikan bagi murid yang memiliki gaya belajar visual, murid yang memiliki gaya belajar auditori dapat diakomodasi dengan menyiapkan rekaman, atau melihat materi pembelajaran melalui Youtube bagi murid yang memiliki gaya belajar audiovisual.

Dalam proses pembelajaran, guru juga dapat melakukan kegiatan asesmen. Hal ini sangat diperlukan untuk mengetahui sejauh mana pemahaman murid terhadap materi yang telah diajarkan. Dari data asesmen yang diperoleh, guru dapat memberikan memberikan pertanyaan pemandu dan menantang sebagai pengayaan bagi murid yang memiliki pemahaman tinggi dan memberikan bimbingan dan penguatan bagi murid yang belum paham.

Selanjutnya, dalam konteks tagihan setelah proses pembelajaran, guru dapat memberikan berbagai alternatif pilihan sesuai minat murid. Murid dapat membuat rekaman, puisi, infografis, atau vlog untuk menyelesaikan tagihan yang diberikan guru dan mengekspresikan minat mereka.

Penerapan pembelajaran berdiferensiasi akan memberikan dampak bagi murid. Kebutuhan murid akan terakomodasi karena keragaman sumber dan alternatif pilihan untuk menyelesaikan tagihan guru sesuai minat mereka. Hal ini sebagai bentuk pelayanan yang diberikan guru kepada murid. Jika tidak memberikan pelayanan sesuai dengan kebutuhan murid maka dapat menghambat murid untuk bisa maju dan berkembang belajarnya. 

Dampak lain dari penerapan pembelajaran berdiferensiasi, yakni; setiap murid merasa disambut dengan baik, murid dengan berbagai karakteristik merasa dihargai, merasa aman, ada harapan bagi pertumbuhan, guru mengajar untuk mencapai kesuksesan, ada keadilan dalam bentuk nyata, guru dan murid berkolaborasi, kebutuhan belajar murid terfasilitasi dan terlayani dengan baik. Dari beberapa dampak tersebut diharapkan akan tercapai hasil belajar yang optimal.

Koneksi Antarmateri

Pembelajaran berdiferensiasi sangat berkaitan dengan filosofi pendidikan menurut Ki Hajar Dewantara, nilai dan peran guru penggerak, visi guru penggerak, serta budaya positif. Filosofi pendidikan Ki Hajar Dewantara yang amat kental dengan pembelajaran berdiferensiasi yaitu sistem "among". Dalam sistem tersebut guru harus mampu menuntun murid untuk tumbuh dan  berkembang sesuai kodrat alam dan kodrat zaman mereka. Guru harus menyiapkan beragam pilihan untuk mengakomodasi kebutuhan murid yang beragam. Hal ini relevan dengan pembelajaran berdiferensiasi.

Dalam konteks nilai dan peran guru penggerak, guru penggerak harus mampu menciptakan pembelajaran yang berpihak kepada murid, yaitu pembelajaran yang memerdekakan pemikiran dan potensi murid. Murid hadir di sekolah dengan membawa dua potensi, yakni potensi baik dan potensi buruk. Tugas guru adalah menebalkan potensi baiknya dan menipiskan potensi buruknya. Hal tersebut sejalan dengan pembelajaran berdiferensiasi.

Visi guru penggerak yakni mewujudkan merdeka belajar dan profil pelajar pancasila dapat dikontekstualisasikan dengan pembelajaran berdiferensiasi. Dengan mengimplementasikan pembelajaran berdiferensiasi,  kemerdekaan murid dalam belajar  akan terakomodasi karena murid dapat terpenuhi kebutuhan belajarnya sesuai minat mereka sehingga murid yang memiliki karakter profil belajar pancasila dapat diamati secara nyata.

Budaya positif juga dapat dipupuk dengan mengimplementasikan pembelajaran berdiferensiasi. Guru dapat menerapkan segitiga restitusi setelah melakukan asesmen pembelajaran. Murid-murid yang memiliki kinerja pembelajaran belum optimal dan memiliki  permasalahan dapat digali permasalahannya dengan menggunakan segitiga tersebut sehingga solusi tanpa harus mencederai dan membuat murid merasa bersalah dapat terwujud. Hal ini akan menciptakan suasana pembelajaran yang nyaman, menantang, bermakna, dan relevan.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun