Mohon tunggu...
Muhammad Arifai
Muhammad Arifai Mohon Tunggu... Guru - Guru dan Dosen

Humas SMAN 1 Soppeng

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

BDR: Belajar dari Rumor

6 Agustus 2020   19:56 Diperbarui: 6 Agustus 2020   19:59 337
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

BDR : Belajar dari Rumor

Oleh: Muhammad A Rifai

Masa pandemi covid 19 memang tak mengenakkan dan sangat mengganggu berbagai sektor kehidupan manusia di muka bumi ini. Salah satunya adalah sektor pendidikan. Gara-gara pandemi covid 19, siswa atau peserta didik harus belajar dari rumah atau istilah viralnya "BDR" . Baik peserta didik maupun guru harus ber-BDR. Peserta didik belajar dari rumah dan pendidik atau guru bekerja dari rumah.

Sebenarnya BDR itu baik dan tidak ada masalah jika kita para pendidik melaksanakannya dengan benar. Namun, karena disinyalir ada rekan-rekan guru yang melaksanakan "BDR" asal-asalan, asal terlaksana, asal jadi, asal ada bahan yang bisa dilaporkan, asal peserta didik ada kegiatan di rumah, dan asal-asal lainnya, maka yang terjadilah bermunculanlah rumor alias gunjingan yang menyebar dengancepat lewat media sosial, utamanya WhatsApp.

Nah, tulisan ini pun terpicu oleh banyaknya rumor (istilah saya) yang masuk di WhatsApp saya. Ada yang berupa video, gambar, dan tulisan. Misalnya di tayangan berupa video, adegannya, seorang anak SD minta tolong pada ayahnya menjawab soal yang dikirimkan oleh gurunya. Soalnya tentang IPA yakni menyebutkan jenis-jenis benda padat yang dapat dicairkan. Lalu, dijawablah oleh sang ayah dengan jawaban: BPKB, sertifikat tanah, dan emas ditambah diikuti berbagai komentar dengan logat khas daerahnya. Kemudian, yang berupa gambar adalah sebuah surat yang di screenshoot lalu dibagikan. Isi surat tersebut adalah pernyataan dari orang tua murid (Ibu) bahwa ia menyerah main guru-guruan. Sang Ibu juga mengungkapkan ketakutannya jika kegiatan belajar mengajar menjadi kegiatan hajar menghajar sehingga merusak hubungan sang Ibu dengan sang anak.

Saya sebagai guru sangat merasa gerah dengan maraknya rumor yang mungkin menurut pembuatnya "lucu" tetapi sama sekali tidak bagi saya. Namun, saya sangat sayangkan karena yang membagikan video dan gambar rumor lucu yang menurut saya sama sekali tidak lucu itu adalah rekan guru juga. Itu artinya sama saja menertawakan diri sendiri. Menertawakan kegiatan BDR yang dilaksanakan tidak secara profesional. Bukankah video dan gambar rumor  tersebut tercipta karena adanya fenomena jika guru melaksanakan BDR asal-asalan. Hanya mengirimkan tugas kepada peserta didik lalu peserta didik diminta mengirim kembali jawaban atau hasil pekerjaannya. Tambahan pula, bukankah itu adalah sebuah sindiran bagi kita para guru pelaksana BDR selama ini.

Rekan-rekan guru, tentu kita akan tersinggung bahkan marah jika ada yang mengatakan kalau kita tidak profesional, tidak layak mendapat tunjangan profesi guru (TPG), bahkan lebih ekstrem lagi dari itu. Untuk itu. mari kita belajar dari rumor (BDR) yang banyak beredar selama ini.

Ingatlah bahwa Belajar dari Rumah (BDR) bukanlah menyerahkan tanggung jawab guru sepenuhnya sebagai pengajar, pendidik,pembimbing, pelatih, dan penilai kepada orang tua di rumah. Belajar dari rumah atau istilah kerennya "BDR " tidak boleh sama sekali hanya menjejalkan tugas yang harus diselesaikan oleh peserta didik. Guru jangan hanya kirim tugas, lalu minta peserta didik menyelesaikan dan kirim kembali hasilnya. Mari kita laksanakan BDR secara profesional ditambah kreatitivitas yang berbau inovatif.

Mari kita buktikan  bahwa kita adalah pekerja profesional. Kita layak memiliki SIM, surat izin mengajar (Akta mengajar), pantas memiliki sertifikat sebagai guru profesional yang layak dihargai dengan sejumlah tunjangan profesi.

Oleh karena itu, mari kita menjawab setiap postingan rumor baik berupa video, gambar atau kalimat yang berisi sindiran terhadap BDR. Jangan biarkan mereka memancing di air keruh. Mari kita jernihkan airnya. Saat ini telah tersedia aplikasi yang bisa digunakan dalam BDR untuk menjernihkan air keruh tadi. Ayo kita melaksanakan BDR dengan menggunakan berbagai aplikasi inovatif seperti Microsoft office 365 dengan fitur lengkap misalnya microsoft teams, forms, sway, power point online, word, dsb.

Saya yakin jika kita benar-benar melaksanakan BDR dengan benar,  maka tanggapan miring orang tua dan lainnya terhadap BDR akan kembali tegak lurus dengan decak kagum bahwa guru di era milenial ini memang hebat, inovatif,kreatif, atraktif, inspiratif, dan edukatif. Sebagai penambah semangat, mari simak untaian puisi berikut:

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun