Mohon tunggu...
Muhammad Arief Efendi
Muhammad Arief Efendi Mohon Tunggu... Wiraswasta - Berjalan apa adanya

Pisces

Selanjutnya

Tutup

Humor Pilihan

Cerita Mati dan Hidup Sehat Kembali

29 Juli 2021   11:13 Diperbarui: 29 Juli 2021   11:32 121
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Kubah Masjid dari lantai dua rumah Gombong (dok. Pribadi)

Rabu (28/7/201), tepat pukul 23.30 Wib kami tiba dalam safari Religi ke Gombong, Kebumen Jawa Tengah. Tengah malam itu cukup hening, yaaaaa,,,namanya juda Ndesa jauh dari kebisingan hiruk pikuk perkotaan.

Suasana alam begitu terasa, dengan hamparan persawahan, mayoritas masyarakat Desa Banjarsari adalah bertani. Serasa pulang kampung sendiri, teringat akan suasana di Padang Lawas, Sumatera Utara. Bedanya di Banjarsari semua etnis Jawa, yang ngomongnya medok alias Ngapak.

 Khas banget. Itulah kayanya Indonesia, baik budaya, suku, bahkan bahasa. Tentunya, mayoritas agama muslim, namun jangan menjadi persoalan, apalagi mempertentangkan ugamo atau agama.

Perjalanan dari Ibukota menuju Gombong, mulai terasa lelah, hingga rebahan dikasur lantai atas rumah Bapak, menjadi tempat untuk istrahat tengah malam ini.

"Kamu istrahat diatas ya, naik dari sini. Kamar paling pinggir," cetus Bapak.

Bergegas naik kelantai dua, buka pintu, langsung rebahan. Terlelap, hingga terdengar suara tarhim begitu jelas, karena memang mushollah tepat dihalaman rumah Bapak, pertanda menjelang pagi. Yaaaa,,,tunaikan sholat subuh.

Seperti biasa jam tangan menunjukkan pukul 07.30, sarapan pagi sudah terhidang di meja dapur. Khas makanan Jawa, ada gudek, dan tempe goreng. Selesai sarapan, sebagai pelengkap kopi diseduh untuk sruputan teman ngobrol bersama Bapak dan saudara-saudara.

Tak lama berselang, muncul bapak tua berusia sekitar 72 tahun. Bercerita dengan khas ngapak, banyak tawa dibuatnya. Inilah obat awet muda hidup dikampung, bisa tertawa lepas, melepas rindu dengan saudara-saudaranya Bapak semasa kecil. Kenangan indah yang masih membekas dalam alam pikiran.

"Saya pernah sakit, saking sakitnya, sudah pamitan sama para tetangga disini. Karena saya mau mati" kata sang Bapak Tua tadi. Semua tertawa lepas, termasuk saya.hehehehehe

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humor Selengkapnya
Lihat Humor Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun