Mohon tunggu...
Muhammad Arief Efendi
Muhammad Arief Efendi Mohon Tunggu... Wiraswasta - Berjalan apa adanya

Pisces

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan Pilihan

Duka dan Kehilangan

27 Juli 2021   16:57 Diperbarui: 27 Juli 2021   19:53 173
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Kuburan yang terkasih (dok.Pribadi)

Saat ini, dimasa Pandemi Covid-19, mendengar kematian seseorang hampir terdengar setiap hari diberbagai tempat. Dari yang usia muda, paruh baya, hingga tua renta, pengumuman kematian dari corong menara masjid, televisi, group-group whatssApp, hingga media sosial lainnya terdengar dan terbaca setiap saat.

Suatu saat pasti 'kan datang. Saat-saat paling menakutkan. Sang malaikat pencabut nyawa 'Kan merenggut ruhmu dari badan. (Kematian : Rhoma Irama)

Begitu bait syair lagu yang didendangkan Raja Dangdut Rhoma Irama. Jelas bahwa setiap yang bernyawa itu pasti akan merasakan mati, termasuk manusia. Kelahiran manusia di dunia ini semata hanyalah untuk mempersiapkan menuju kematian. Namun, kematian memiliki hikmah yang apabila dipahami akan mendatangkan ketakwaan. Setidaknya ada lima hikmah mengapa Allah SWT mematikan manusia.
Hikmah yang pertama adalah untuk mempertegas kekuasaan Allah SWT, khususnya semenjak proses penciptaan manusia, menjalani kehidupan di muka bumi, hingga akhirnya, manusia meninggal dunia. Semua itu terjadi hanya atas kekuasaan Allah SWT.

Hikmah kedua adalah mengenalkan hakikat manusia. Karena, Allah menciptakan manusia dengan tidak sia-sia, tetapi untuk alasan dan tujuan yang besar.

Hikmah ketiga adalah Allah SWT telah memberikan kepercayaaan kepada manusia sebagai khalifah di muka bumi. Manusia sebagai makhluk sosial agar bisa dan berhasil hidup berdampingan satu sama lain. Jika manusia tidak melahirkan keturunan, maka manusia sebagai khalifah di muka bumi ini akan sirna.

Hikmah keempat, adalah Allah Swt mematikan manusia dari dunia ini untuk mengetahui mereka yang mematuhi-Nya dan mereka yang tidak mematuhi-Nya.

Hikmah kelima, adalah agar manusia merasakan nikmat besar dari Allah SWT. Jika bukan karena kematian, manusia tidak akan bisa hidup di bumi, dan manusia tidak akan mendapat tempat yang baik di dalamnya.

Teringat pada syair Raja Dangdut Rhoma Irama lainnya "Kehilangan".

Kalau sudah tiada baru terasa
Bahwa kehadirannya sungguh berharga
Sungguh berat aku rasa kehilangan dia
Sungguh berat aku rasa hidup tanpa dia...

Setiap manusia pasti akan merasakan kematian. Namun, sebagai manusia bagaimana kita mempersiapkan diri untuk menghadapinya. Semua yang terjadi pada manusia sudah menjadi qada dan qadar-Nya. Sebagaimana dalam firman Allah Swt, yang berbunyi :

Tidak ada bencana (apa pun) yang menimpa di bumi dan tidak (juga yang menimpa) dirimu, kecuali telah tertulis dalam Kitab (Lauh Mahfuz) sebelum Kami mewujudkannya. Sesungguhnya hal itu mudah bagi Allah. (Al-add [57]:22)

Dari ayat ini, dijelaskan bahwa segala setiap yang menimpa manusia itu sudah qada dan qadar Allah Swt. Namun yang menjadi benang merahnya adalah bagaimana menghadapinya.

Dimungkin butuh waktu lama untuk bisa bangkit lagi bagi seseorang setelah kehilangan orang terkasih. Tapi bukan berarti harus terpuruk dalam kesedihan selamanya.

Banyak hasil penelitian menunjukkan bahwa sebagian orang dapat pulih dari kesedihan itu seiring berjalannya waktu, jika memiliki dukungan sosial dan kesehatan. Mungkin akan memerlukan waktu berbulan-bulan atau bahkan lebih dari setahun untuk menerima kehilangan tersebut. Tidak ada batas waktu yang "normal" bagi seseorang yang sedang berduka.

Meskipun manusia secara naluriah merupakan makhluk yang tangguh, mengingat sebagian besar dari kita dapat bertahan dari segala macam tragedi dan kemudian melanjutkan kehidupan dengan usaha sendiri. Namun, beberapa orang mungkin berjuang dengan kesedihan untuk waktu yang lebih lama dan merasa tidak mampu menjalani aktivitasnya sehari-hari. Mereka yang menghadapi kesedihan mendalam membutuhkan bantuan seorang psikolog atau seseorang yang memiliki lisensi spesialisasi kesehatan jiwa dalam mengatasi kesedihan.

Sebagai manusia, baiknya jangan terlarut dalam kedukaan dan kesedihan. Untuk itu, ada beberapa hal yang dapat dilakukan :

- Mendapatkan kenyamanan pada agama dan kepercayaan. Aktivitas beribadah, zikir, doa, meditasi, mengunjungi tempat ibadah akan dapat menghibur diri.

- Bergantung kepada teman atau kerabat. Meskipun diri merasa kuat dan mandiri, bersandar kepada orang-orang yang peduli itu penting. Rangkul orang-orang yang dicintai, terima bantuan yang diberikan jangan mengabaikan.

- Berkumpul dan bergabung dengan support group. Selain bersama orang-orang terkasih, menyatukan diri, berbagi kesedihan dengan orang-orang yang sudah mengalami kehilangan akan bisa membantu kesedihan.

- Berkonsultasi dengan pihak terapis atau konselor dukacita. Emosi yang berlebihan dapat diredam dengan berkonsultasi dengan pengalaman konseling dalam memikul beban kepedihan yang terlalu sulit.

- Hadapi perasaan dengan ikhlas dan mengenang kehidupan orang terkasih. Dengan melihat dan mengenang bermacam kenangan indah dengan orang terkasih.

Wallahu'alam bisshowab.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun