Mohon tunggu...
Muhammad Aqshal
Muhammad Aqshal Mohon Tunggu... Mahasiswa - Pengembara

Kita tak bisa bebas tanpa cinta. Kenalilah dirimu dan penciptamu, jangan beri penilaian buruk terhadap manusia lain.

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

Nipon dan Tuhan

27 November 2022   22:45 Diperbarui: 27 November 2022   22:53 118
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Cerpen. Sumber ilustrasi: Unsplash

Nipon adalah definisi Teman secara 'Hakikiyah' bagi beberapa orang disekitarnya, yang jadi alasan suatu perkumpulan bisa menyatu padu, larut dalam kegembiraan, dan seorang perokok yang seringkali sefrekuensi jika sudah bahas Tuhan, Cinta, dan Agama.

Tentu disini aku engga akan menulis tentang pribadinya yang rumit dan susah ditebak, tapi disini aku akan membawa kalian kepada kisahnya tentang menyikapi segala keadaan yang berkaitan tentang Hidup.

"Theater Perokok dan Tuhan"

Suatu Pagi saat sedang berjalan menuju rumah temannya yang bernama atta. Di sebuah sawah di pinggiran desa yang harmonis dan sejuk, nipon menuju ke pematang sawah. Apa yang dilakukannya? Ia kebelet pipis. Dia tak melihat ada petani disitu, jadi merasa tenang: jongkok dan cur.. cur.... Merasa lega.

Belum tuntas pipisnya tiba-tiba Nipon dipukul dari belakang. Yang memukul adalah si petani, yang ternyata bersembunyi dibalik dinding rumah kosong ditepi sawah. Si petani rupanya mangkel karena banyak hasil panen yang hilang dicuri orang. Dia menjebak siapa pencuri itu. Ketika dia melihat ada seorang yang sedang jongkok, si petani mengira orang itulah pencurinya. Setelah memukul, petani itu pun memaki "Bajingan!, Ini hadiah untuk pencuri. Sudah berbulan-bulan aku njaga, ternyata sampeyan malinge."

Dipukul sedemikian keras, Nipon merintih kesakitan. Dia pun menoleh ke belakang, siapa yang memukulnya. Tiba-tiba petani itu kaget setelah melihat siapa yang telah dipukulnya. Petani itu langsung memeluk mantan tuannya itu sambil meminta maaf "Tak kira kamu pencurinya mas, ternyata kamu anaknya pak agus, maafkan aku mas" ujar petani tadi.

"Panjenengan tidak salah, bapak petani yang perkasa. Yang memukulku tadi bukan jenengan," kata Nipon

"Aku tidak mengerti maksud Tuan muda, bukankah aku yang baru saja memukul tuan muda?" Si petani malah terheran-heran.

"Bukan, bukan jenengan yang memukulku. Bukankah jenengan berpikir bahwa yang jenengan pukul tadi adalah seorang pencuri dan jenengan tidak berpikir bahwa yang jenengan pukul adalah anak tuanmu dulu? Jadi, jenengan tidak memukul tuan muda."

Petani itu makin mumet dan jawab : "nggih, aku mengerti, tapi bagaimanapun sampeyan yang aku pukul. Maafkanlah aku dan kasih tau aku apa yang perlu aku lakukan sekarang untuk membayar kesalahanku."

Nipon merenung sejenak sambil "nyumet" rokoknya dan kemudian berkata, "Lakukanlah apa yang kamu anggap baik."

Si petani itu membawa nipon ke puskesmas, karena ada luka memar bekas pukulan. Nipon dirawat sejenak disana, dan para petugas kesehatan meladeni nipon dengan baik. Termasuk membawakan susu kepada nipon.

Suatu saat nipon berkata pada yang memberinya susu. "Kamu ini orangnya aneh. Di pematang sawah tadi, kamu memukulku dan memberikan rasa sakit kepadaku, tapi disini kamu memberikan susu yang segar kepadaku. Kamu benar-benar aneh ya."

Si pembawa susu kaget bukan main. Dia bukan petani yang memukul nipon. Dia hanyalah petugas kesehatan yang memang tugasnya adalah merawat pasien. Lalu dia berkata: "Bukan aku yang memukulmu, orang lain yang melakukannya."

"Engga, selain kamu, siapa lagi yang bisa datang memukulku di pematang sawah itu? Kenapa kamu memukulku, hanya kamu yang tau rahasianya. Lalu, kenapa sekarang kamu malah membawakan susu untukku, kamu sendiri emang orang aneh yang tau rahasianya." Kata Nipon.

Petugas itu semakin budrek. Dia tak mengerti apa yang sebenernya terjadi. Emang apa yang terjadi sebenarnya? 

Nipon sudah sedemikian percayanya bahwa semua ini adalah pekerjaan Tuhan, semua campur tangan Tuhan, Manusia hanyalah berakting pada 'lakon' masing-masing. Sebagai manusia ciptaan sang Pangeran, dia percaya bahwa apapun yang terjadi di dunia ini atas kehendak Tuhan. Ketika petani memukulnya, Nipon melihatnya sebagai Tuhan yang sedang memukul. Ketika petugas kesehatan membawakan susu, Nipon melihat Tuhan sendiri yang melakukannya. Ke manapun dia pergi, wajah Tuhan selalu dia lihat di sembarang orang dan makhluk. Tuhan bisa menghukum dan sebaliknya Tuhan bisa begitu belas kasih dan Cinta, tergantung Karma atau Akting yang sedang dilakukan seseorang.

Cerita ini diadaptasi dari prolog buku 'Tuhan Maha Asyik'

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun