Mohon tunggu...
Muhammad anhalarmina
Muhammad anhalarmina Mohon Tunggu... Foto/Videografer - Mahasiswa

Ingin menulis sepenuh hati

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Kang Apri, Sosok Inspiratif dari Ciptagelar

22 Mei 2019   21:27 Diperbarui: 22 Mei 2019   21:42 10
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Sosok inspiratif adalah seorang yang mampu memberikan kisah inspiratif dan memberikan motivasi untuk orang lain, selain itu, sosok inspiratif membawa dampak yang positif untuk masyarakat luar dan memberikan manfaat bagi banyak orang. Sosok inspiratif bisa dari mana saja, oleh siapa saja, dan dari kalangan apa saja karena, sosok inspiratif tidak selalu tentang seseorang yang sudah mempunyai nama besar sekaligus tahta yang kuat. 

Seperti misalnya sosok inspiratif yang satu ini.Muda, cerdas, dan menjunjung tinggi nilai budaya dalah gambaran sosok seorang Supriyadi Patrio yang biasa di panggil 'kang Apri' sapaan hangat nya. Ia adalah pemuda dari kampong adat kesepuhan Cipta Gelar desa Sirnaresmi, kecamatan Cisolok, Sukabum Jawa Barat. Ia lahir pada 20 februari 1990 masa kecilnya ia habiskan untuk menimba ilmu. Pada tahun 2014 ia meneruskan pendidikan nya ke negeri matahari yaitu Jepang, ia meneruskan pendidikan ke negeri Jepang dengan mendapat Beasiswa. 

Beasiswa itu di peroleh dengan proses seleksi yang cukup panjang.Selama 1 bulan setengah Kang Apri mendapatkan pendidikan dasar di OISKA Sukabumi Training Center. OISKA adalah lembaga dari Jepang yang mengurus dan mempersiapkan keberangkatan Kang Apri ke negeri Sakura. Selama tiga tahun Kang Apri menimba ilmu di Okinawa Jepang banyak ilmu baru mengenai pertanian dan teknologi yang ia dapatkan. Semua ilmu itu ingin dia aplikasikan juga pada pertanian di kampong halamannya yaitu Kampung Adat Kesepuhan Cipta Gelar.

Tahun 2018 Kang Apri kembali ke tanah air, dan ia mulai mendirikan kelompok tani PAMULAR yaitu Petani Muda Cipta Gelar. Kelompok tani itu menaungi sekitar 30 petani muda di kampung kesepuhan adat Cipta Gelar. 

Menurutnya untuk lahan pertanian sendiri mereka diskusikan terlebih dahulu lahan yang mana yang akan digunakan untuk menjadi perkebunan sayuran untuk kebutuhan sehari-hari. Untuk pembagian lahan sendiri Kang Apri dan pemuda lainnya membersihkan terlebih dahulu semua lahan setelah itu barulah mulai untuk bercocok tanam dan membagikan jenis sayuran apa yang akan ditanam misalnya kacang,cabai,sayuran dan lainnya.
Selama setahun Kang Apri sudah memanen banyak sekali jenis sayuran. Bersama dengan pemuda tani lainnya Kang Apri merencanakan untuk menjual hasil kebun itu ke luar wilayah kampung adat. 

Namun, karena akses jalan yang sulit dan jarak yang harus ditempuh ke pusat kota cukup jauh membuat keadaan tidak memungkinkan mengingat jika sayuran harus segera di kirimkan ke pasar agar terjaga kesegarannya. Karena itu Kang Apri membuat solusi lain agar hasil kebun nya tetap bisa bermanfaat yaitu dengan menjual ke dalam lingkungan kampung adat.

Selain di jual hasil perkebunan ini dapat di manfaatkan dan diolah langsung oleh masyarakat kampung Adat Cipta gelar apabila ingin mengadakan upacara adat atau akan diadakan seperti pernikahan jadi, masayarakat diizinkan untuk menikmati hasil alam secara Cuma-Cuma terutama untuk keluarga yang kurang mampu dari kampung adat tersebut. 

Dengan hadirnya PAMULAR dapat mematahkan mitos bahwa selain padi di kampung adat itu tidak akan tumbuh namun, dengan ilmu pertanian yang di miliki Kang Apri mitos itu bisa di patahkan Karena, ia dapat membuktikan jika dengan menholah irigasi perairan yang bagus dan melihat potensi tanag yang cocok hasil kebun seperti sayur mayor dan umbi-umbian dapat tumbuh dengan subur.

Kang Apri sangat membantu pertumbuhan ekonomi kampung kesepuhan adat Cipta Gelar, dan memberikan aktivitas baru bagi para pemuda sekaligus memberikan edukasi tentang pertanoan dan teknologi untuk masyarakat kampung Kesepuhan Adat Cipta Gelar. 

Kesepuhan Adat Cipta Gelar juga merupakan kesatuan adat yang masih tetap memegang kuat adat dan tradisi yang diturunkan sejak 640 tahun yang lalu hingga saat ini. Meskipun menjadi kampung adat yang menjunjung tinggi adat dan istiadat setempat akan tetapi sudah sangat terbuka tentang teknologi dan untuk masyarakat luar yang ingin tinggal di kampung tersebut.

Sistem pertanian di kampung Kesepuhan Adat Cipta Gelar ini selalu menggunakan bibit local setempat yang sudah digunakan secara turun temurun. Selain itu, cara penanaman dan pemumukan padi atau tanaman yang lain sangatlah alamai dan tidak menggunakan bahan yang mengandung pestisida serta tidak menggunakan peralatan pertanian seperti traktor sangat lah dilarang untuk penanaman padi. Namun, jika perkebunan masih diizinkan menggunakan traktor. Melihat potensi pertanian di kampung Kesepuhan Adat Cipta gelar membuat kita semakin sadar bahwa Indonesia merupakan Negara Agraris yang sangat kaya. Dan Indonesia membutuhkan sosok seperti Kang Apri agar bisa memajukan pertanian di Negara Indonesia.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun