Mohon tunggu...
Muhammad Andi Nasrullah
Muhammad Andi Nasrullah Mohon Tunggu... -

Di Sidoarjo

Selanjutnya

Tutup

Politik

Dunia Politik = Acara YKS Perbedaan Merk Dagang Jokowi dan Prabowo

13 April 2014   16:58 Diperbarui: 23 Juni 2015   23:44 277
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Politik. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Freepik

Anda sering nonton acara YKS (Yuuk Keep Smile) di salah satu TV Swasta? Ternyata acara ini mirip dengan kondisi politik Indonesia saat ini yang sedang hajatan Pemilu. Ada tiga kelompok yang terlibat di acara ini, pertama para artis yang bayarannya paling gede; kedua, para kru atau tim kreatif; dan yang terakhir para penonton di studio dan di rumah.

Tugas Artis yang tampil di atas panggung, memandu kuis, memimpin joget, dan acara-acara yang lainnya. Tim kreatif/kru merancang acara, mengatur perlengkapan, syuting, dan yang paling penting membuat penonton antusias ikut acara hiburan ini, bahasa bule nya, hype. Nah, tugas penonton lebih sederhana, cuma sebagai konsumen yang ikutan joget, mereka terbawa suasana.

Di dunia politik ternyata sama, artis=politisi, mereka memakai perlengkapan/kostum buat menyemarakkan acara, pakai wig warna-warni, dulunya ga pake jilbab sekarang pakai, mau terlihat sederhana ya pakai kemeja putih dan jeans. Mereka adalah bintang utama di panggung ini.

Lalu ada tim kreatif, kita biasa memanggilnya tim sukses, biasanya ada di balik layar, kadang mereka muncul di publik atau di atas panggung, biasa dipanggil sebagai pengamat, dan tokoh publik dll (ada kok pengamat politik yang netral, tapi susah membedakannya). Tugas mereka untuk mengarahkan penonton, siapa penontonnya?! ya orang biasa atau pemilih, anda juga termasuk, saya juga tak terkecuali. Kita semua Ikut antusias untuk berjoget ria, dipandu oleh Caisar.

Merk Jokowi dan Prabowo

YKS merupakan bisnis jualan, jualan hiburan. Sama juga dengan Dunia politik, ini adalah dunia jualan ide dan harapan. Penjual utamanya ya para politisi itu, di pasar yg disebut pemilu. Kemudian, Politisi itu mulai sadar kalau mau jualan ternyata butuh merk dagang yang kuat, tim sukses menjawab itu yang merancang segalanya. Kalau sudah jadi, tinggal ditawarkan ke pemilih dan membuatnya berjoget dengan ide dan harapan yang telah dikemas dengan cantik.

Mari saya beri dua contoh, bapak Jokowi dan bapak Prabowo, saya bukan pendukung keduanya, semoga tidak memojokkan salah satu pihak. Mengapa Cuma dua? Karena merknya yang paling kuat dan gampang dibaca.

Jokowi merk dagangnya sederhana, wajah orang indonesia yang biasa ditemui di pasar tradisional, entah itu penjual sayuran, atau tukang parkir (no offense). Gaya blusukan menjawab kebutuhan sebagian pemilih yang jengah terhadap pejabat/politisi yang hidupnya berjarak dengan warga biasa, hidup bermewahan, mementingkan diri sendiri dan kelompoknya. Gaya blusukan jokowi, pakaian dan tingkah laku yang sederhana nan santun disambut sebagian orang indonesia.

Sementara Prabowo, mantan kopassus yang gagah, menjual ide dan harapan tentang kerinduan kejayaan indonesia di masa lalu, kebanggaan sebagai indonesia. Tagline merk prabowo “membawa Indonesia sebagai macan asia mengaum kembali” auuuummmm, groarrr, hehehe. Orang Indonesia beberapa tahun ini ternyata merasa tidak banyak yang bisa dibanggakan lagi, orang yang merasa kuat tapi sejatinya tidak, menjadi gampang tersinggung, contohnya beberapa budaya diklaim bangsa lain, langsung marah-marah. Merk dagang prabowo menjawab kebutuhan sebagian kelompok ini. Sentimen nasionalisme.

Konsumen Merk Dagang Jokowi dan Prabowo

Ketika kampanye di GBK, prabowo naik kuda dengan keris di pinggang, dengan latar belakang barisan paramiliter, itu semua merupakan perangkat hiburan “YKS”, ini semua adalah simbol merk dagang yang diusung oleh tim kreatif Prabowo, sebuah simbol Kebanggaan.

Ada teman saya yang bilang prabowo ini salah, dia menampilkan gaya aristokrat, berjarak dengan masyarakat, kok ga kayak jokowi ya?! Menurut pendapat pribadi saya, prabowo menyasarkelompok pemilih yang berbeda dengan konsumer produk merk Jokowi, ada sebagian kelompok masyarakat indonesia yang masih punya kultur feodal, mempunyai kebiasaan yang meninggikan pemimpin kedudukan layaknya bangsawan, tetapi bisa membawa kejayaan.

Jadi apa semua yang ditampilkan politisi/capres saat ini itu palsu?! Cuma topeng?! Jawabnya ya, ya, tidak, tidak, dan bisa jadi. Pastinya kita sebagai penonton ketahuaannya terbatas apa yang ada di balik panggung, apakah para “artis” sesudah tertawa-tawa di panggung, di rumah kemudian menangis?, kita semua tidak tahu, kecuali anda sanak saudaranya, yang mengetahui ketika para “artis” ini sedang tidak memakai make upnya.

Silahkan bagi anda yang ingin mendukung salah satu capres, atau pun membencinya, tidak ada yang melarang, juga tidak ada yang salah untuk membeli sebuah ide dan harapan dari mereka, karena itulah antusiasme yang ingin dibangun tim kreatif yang membuat anda bergoyang setiap harinya. Kalau saya sendiri ganti channel TV yang ada pertandingan bolanya, hehe.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun