Mohon tunggu...
Muhammad Andika Rizqwan
Muhammad Andika Rizqwan Mohon Tunggu... Mahasiswa - Universitas Diponegoro

Menulis, Berdiskusi, Mendengarkan musik merupakan hobi fleksibel saya, selain itu, saya menyukai topik terkait isu-isu terkini, komedi, politik, dan hukum

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan Pilihan

Anak SMK Bisa Tembus PTN

4 Februari 2023   13:40 Diperbarui: 4 Februari 2023   13:39 319
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Guru saya pernah berkata, anak SMK ini memiliki tiga keistimewaan, pertama melanjutkan untuk bekerja, kedua membuat bisnis, dan yang ketiga melanjutkan pendidikan. Jadi, lulusan SMK tidak hanya di fokuskan untuk bekerja, tetapi juga bisa membuat usaha bahkan mengenyam pendidikan di perguruan tinggi, terlebih di perguruan tinggi negeri. Itu semua kembali pada niat, komitmen, dan tujuan masing-masing siswa.

Saya akan membahas lebih lanjut mengenai langkah yang saya jalani dengan melanjutkan pendidikan di perguruan tinggi negeri. Hal ini bermula ketika saya melihat tayangan suatu channel di YouTube, yang membahas seputar jalur masuk ke perguruan tinggi negeri, karena merasa tertarik dengan tayangan tersebut, alhasil saya mencoba untuk menelusuri lebih lanjut dan mencari informasi dengan lebih detail. Setelah mendapatkan informasi yang di butuhkan, saya langsung berusaha untuk meyakinkan diri dalam mengikuti serangkaian tes jalur masuk ke perguruan tinggi negeri, di antaranya ialah jalur Snmptn atau Snbp (Rapor) & jalur Sbmptn atau Snbt (Utbk)

Singkat cerita, saya terpilih sebagai salah satu siswa eligible yang berkesempatan mengikuti Snmptn di tahun 2021. Akan tetapi saya tidak begitu yakin dengan hasilnya, karena saat itu, saya memilih ptn yang tingkat persaingannya cukup tinggi, padahal guru saya sudah menghimbau bahwa Jurusan yang di pilih sebaiknya di sesuaikan dengan jurusan di SMK. Namun, saya mengabaikannya dan tetap berpegang teguh pada prinsip saya. 

Saya berprinsip bahwa lebih baik saya gagal di jalur snmptn daripada memilih jurusan yang tidak sejalan dengan kemampuan yang saya miliki. Karena kuliah bukan untuk "cari aman" tetapi bertujuan untuk meningkatkan kualifikasi dan potensi yang kita miliki demi keberlangsungan karir kita kedepan. 

Tibalah pengumuman Snmptn, hasilnya sesuai dugaan dan prediksi, saya gagal dan tidak lolos di jalur tersebut, saya tidak merasa putus asa akan hal itu, saya mencoba untuk bangkit dan belajar untuk persiapan menghadapi sbmptn di tahun 2021, walaupun dengan waktu dan media yang terbatas. 

Sebagai anak SMK, ada sedikit rasa kewalahan dalam memahami beberapa pelajaran yang akan di ujikan pada tes sbmptn, karena pada dasarnya, pelajaran-pelajaran tersebut tidak saya dapatkan ketika duduk di bangku SMK. Jadi, saya benar-benar mempelajarinya dari awal dengan bantuan YouTube, buku, web, dan tryout gratisan.

Waktu berjalan begitu cepat, tes sbmptn di hadapan mata, dengan bermodal usaha, tekad, dan kerja keras, saya berusaha untuk mengerjakan soal demi soal pada layar komputer hingga selesai. Ketika semuanya beres, saya merasa janggal karena tidak puas dengan jawaban yang saya pilih, dalam benak saya terlintas "kalau pun lolos hanya keberuntunganlah faktor yang memiliki andil cukup besar di tahun 2021 ini".

Pengumuman sbmptn tahun 2021 pun akhirnya tiba, saya mencoba untuk memberanikan diri dengan membuka pengumuman tersebut di layar hp pada pukul 15.30 WIB, hasilnya... Saya mendapati kalimat "Semangat & Jangan Putus asa" yang artinya saya tidak lolos dan gagal, kali ini saya benar-benar kecewa, sedih, frustasi, putus asa, galau, pusing, hingga saya jatuh sakit selama beberapa hari. 

Apakah dengan kegagalan tersebut saya menyerah? Apakah kegagalan tersebut akhir dari segalanya? Apakah kegagalan tersebut mematikan dan mematahkan mimpi saya untuk dapat berkuliah di perguruan tinggi negeri? 

Pertanyaan-pertanyaan tersebut bisa di patahkan hanya dengan satu pernyataan, yakni "kegagalan bukan akhir dari segalanya, tetapi kegagalan merupakan awal dari kemenangan dan bentuk kesuksesan yang tertunda". 

Saya tidak menyerah begitu saja, lambat laun, saya mencoba untuk menata dan menyusun strategi kembali untuk menghadapi utbk di tahun 2022. Fyi, di tahun 2021, saya tidak mengikuti jalur seleksi mandiri manapun. Maka dari itu, saya kembali memulai dari awal, seperti menyusun planning belajar, membeli paket belajar di beberapa platform, membeli buku kosong untuk catatan, menyiapkan alat tulis dan teman-temanya serta membatasi aktivitas untuk bermain dengan teman. Dalam keberjalanannya, saya merasa jauh lebih siap untuk menghadapi utbk di tahun 2022, walaupun dalam proses belajar pasti ada fase up and down nya, tetapi entah kenapa rasanya jauh lebih baik di banding tahun sebelumnya

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun