Mohon tunggu...
Muhammad Aljawi
Muhammad Aljawi Mohon Tunggu... Freelancer - Ber amal ilmiah, berilmu amaliyah

Yakin usaha sampai

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Millennials, Kunci Masa Depan Peradaban Dunia

19 Februari 2020   02:13 Diperbarui: 19 Februari 2020   02:15 103
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sosbud. Sumber ilustrasi: KOMPAS.com/Pesona Indonesia

Melihat kebiasaan dari para generasi millennial saat ini, maka akan dipastikan bahwa generasi millennial akan menjadi generasi terkaya di masa depan. Generasi ini memiliki perbedaan yang sangat mencolok jika dibandingkan generasi sebelumnya. Diantaranya adalah, dalam hal mengejar pekerjaan yang dicintai, kreatifitas dalam menemukan solusi dari masalah, dan semangat berwirausaha.

Salah satu potensi wirausaha yang saat ini di gemari adalah sektor ekonomi kreatif. Ekonomi kreatif yang digerakkan anak muda diyakini akan menjadi penggerak ekonomi bangsa. Kolaborasi menjadi kunci untuk mengembangkan ide dan gagasan kreatif, sehingga mampu memenangkan persaingan dengan bangsa lain.

Presiden Joko Widodo menyampaikan banyak lompatan industri kreatif yang dilakukan oleh anak muda atau kaum millennial. Revolusi industri 4.0 ini 3000 kali lebih cepat jika dibandingkan dengan revolusi industri pertama. Setelah internet of things keluar, langsung disusul artificial intelligence, kemudian virtual reality, dan keluar lagi cryptocurrency. Oleh karena itu, dia berharap pelaku kreatif tanah air untuk berhati-hati supaya Indonesia tak tertinggal dengan negara lain.

Banyak hal dalam film Star Trek yang dahulu dianggap mustahil, seperti PADD, communicator, intelligence virtual, hingga universal translator. Saat ini sudah mulai dilakukan, seperti halnya video call. Zaman digital telah berpengaruh cukup besar terhadap generasi yang tumbuh di dalamnya. Generasi itu adalah millennial generasi Z. namun, millennial sedang menjadi fokus utama karena telah memasuki usia produktif dan menjadi populasi terbesar di Indonesia.

Seorang leader perlu memiliki prinsip berbeda dalam mengelola millennials dibandingkan dengan generasi sebelumnya, yaitu Baby Boomers dan Generasi X. Menyikapi hal tersebut, Andrew Senduk menulis sebuah buku bertajuk "Ignite Millennials Leadership", diterbitkan oleh penerbit Gramedia Pustaka Utama. Sebagai figure yang berpengalaman membangun bisnis bersama para Millennial, Andrew mengulas pola kepemimpinan generasi Millennial, dilengkapi dengan langkah-langkah strategis untuk memaksimalkan berbagai potensi dalam diri mereka.

Menurut Biro Pusat Statistik, lebih dari 50% populasiusia produktif (antara usia 16-64 tahun) adalah Millennial. Sementara itu, The Deloitte Millennial Survey pada 2014 menyatakan bahwa millennial yang kini memimpin di bidang teknologi dan industry-industri lain akan mengisi 75% tenaga kerja global per 2025. Lanskip inilah yang kemudian mendasari Andrew untuk menulis buku Ignite Millennial Leadership.

Membangun potensi millennials

Ada 4 cara menurut buku "Lead or Leave It!" berikut mari kita kupas 4 cara tersebut.

Cara pertama adalah, bangkitkan mereka dengan cara encouraging ideas atau mendorong mereka menyampaikan ide-ide kreatif dan inovatif-nya. Ingat generasi milenial sangat loyal terhadap kepentingan mereka, jadi jika anda sanggup bersinergi dengan Kepentingan mereka, maka percayalah mereka akan stay and stand strong dengan Anda. Ini terbukti secara efektif akan meningkatkan motivasi, karena mereka merasa sangat dihargai dan sangat dilibatkan. Bagaimanapun, rapuhnya generasi Z ini, keunggulan mereka dibanding dengan Generasi X dan Y, adalah mereka sangat cepat dan tepat menemukan cara-cara baru untuk menyelesaikan tugas mereka.

Cara Kedua, berikan sentuhan modifying ideas atau Modifikasi Ide-ide mereka. Meskipun generasi millennials ini sangat kreatif dan inovatif, jelas tidak semua ide-ide mereka applicable atau bisa dilaksanakan. Dengan kata lain ada kalanya ide mereka belum realistis dan belum tentu cocok dengan kondisi saat ini. Cara ini sangat penting, karena seburuk apapun ide yang disampaikan, jangan dibuang semuanya dan jangan pula dihinakan. Jika Anda memaksakan diri membuang ide-ide mereka tentu perbuatan anda ini sangat kontraproduktif dan menghancurkan motivasi mereka, sebab pada cara pertama kita mendorong ide. Namun sayangnya pada cara kedua kita kerap mematikan ide tersebut hanya gara-gara ide tersebut kurang realistis atau kurang pas.

Cara Ketiga adalah providing feedback atau menghadirkan umpan balik bagi mereka, cambukan ini begitu berdaya guna memastikan para generasi muda ini terus membara dengan motivasinya yang tinggi, sehingga mereka akan mulai mengaum kembali. Providing feedback akan memampukan generasi Z yang Anda pimpin belajar memahami siapa dirinya, termasuk kekuatan dan kelemahan mereka, dengan tetap menjaga harkat dan derajat mereka. Cara ini sangat bermanfaat unutk menggantikan teguran, cacian atau bahkan amarah yang selama ini digunakan oleh Generasi X dan Y, jika menemukan para milinial itu tidak becus melaksanakan tugas.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun