Mohon tunggu...
Pendidikan

Review Pembelajaran Materi Evolusi di Sekolah Menengah

3 Januari 2019   00:20 Diperbarui: 3 Januari 2019   00:25 418
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Pendidikan. Sumber ilustrasi: PEXELS/McElspeth

Evolusi merupakan cabang ilmu yang ada didalam materi pembelajaran biologi yang diajarkan di sekolah menengah pertama (SMP), menengah atas (SMA) maupun perguruan tinggi. Mengacu pada kurikulum 2013 di SMA, materi evolusi merupakan salah satu materi yang ada dalam silabus materi Biologi  kelas XII semester 2 pada KD 3.9. Materi evolusi di SMA mempelajari tentang perubahan makhluk hidup yang terjadi secara berangsur-angsur dan berlangsung cukup lama (Saputra, 2017).

Berdasarakan paparan diatas, berbagai permasalahan dalam penyampaian materi evolusi yang berkaitan dengan kemampuan pengajar untuk kreatif dan berinovasi. Evolusi merupakan materi yang abstrak, inilah yang menyebabkan beberapa guru mengalami berbagai kendala dalam menyampaikan materi evolusi. Sifat abstrak ini menyebabkan materi ini sangat sulit untuk diamati bagi siswa, selain itu peserta didik lebih tertarik kearah berbagai kontroversi yang timbul dalam teori evolusi ketimbang sudut pandang ilmu pengetahuannya.

Seringkali siswa kurang begitu memahami materi evolusi dikarenakan kebanyakan guru SMA hanya menyampaikan materi evolusi secara teoritik. Bahkan berdasarkan jurnal (Saputra, 2017) banyak pengajar yang dengan sengaja tidak memberikan pembelajan materi evolusi di kelas karena materi evolusi dianggap sangat menyalahi  nilai-nilai  agama  dan  perkembangan  ilmu pengetahuan.   

Fenomena ini menyebabkan tingakat pengetahuan  siswa  tentang  materi  evolusi sangat rendah. Bukti  dari permasalahan ini  adalah  laporan  hasil  ujian  akhir nasional  tahun  2010/2011 yang meneliti penguasaan siswa terhadap  mata  pelajaran  Biologi  khususnya materi  evolusi yang masih lemah dengan ditunjukkan berdasarkan dari  stndar  kompetensi  lulusan menginterpretasikan mengenai mengidentifikasi teori atau fakta yang mendukung proses evolusi sebanyak 69,13% , kasus  atau  pembuktian  asal  usul  kehidupan  dengan  persentase 40,52% dan  menerapkan  hukum  Hardy  Weinberg  sebanyak  64,47% (Saputra, 2017).

Evolusi merupakan materi yang abstrak, inilah yang menyebabkan hingga saat  ini menjadi  perdebatan  di  berbagai  kalangan para pakar. Berbagai kendala dalam merumuskan informasi dan berbagai sudut pandang para ahli dalam menelaah fosil sebagai bukti evolusi  yang mengakibatkan penafsiran yang berbeda -beda dalam  memaknai bukti-bukti fosil.  Perbedaan sudut pandang inilah yang menyebabkan terjadinya konflik pendapat mengenai teori evolusi. Hal ini seringkali menyebabkan miskonsepsi terhadap siswa SMA mengenai teori-teori evolusi (Sidiq, Y., 2016).

Permasalahan lain yang dapat menyebabkan banyaknya miskonsepsi siswa terkait materi evolusi adalah kurang tersedianya sumber belajar. Buku referensi evolusi yang digunakan sebagai sumber belajar oleh siswa juga kurang memberi bukti-bukti evolusi secara komprehensif. Pembahasan mengenai mekanisme evolusi kurang begitu tertuju pada materi perkembangan teori pendidikan abab 21 (Wulandari et al., 2017).

Bedasarkan fenomena permasalahan tersebut solusi yang tepat menurut (Wulandari, Amin, & Suhadi , 2017) adalah dengan menggunakan buku pembelajaran yang sesuai dengan pembelajaran kurikulum 2013, yang menuntut model pembelajaran dengan pendekatan saintifik dan model Think, Talk, Write agar siswa lebih mampu mendapatkan gambaran terkait proses evolusi yang telah berlangsung meskipun memiliki keterbatasan didalam materi evolusi.

Pernyataan dari wulandari,dkk didukung juga oleh pernyataan (Minarti, 2014) yang memberikan solusi agar model pembelajaran tidak terkesan seperti ceramah adalah dengan menggunakan buku referensi materi evolusi yang terdapat gambar yang menarik, hal ini bertujuan agar siswa dapat lebih mendapatkan bayangan mengenai wujud mekanisme dan bukti evolusi.

  • Analisis pemikiran

Pada dasarnya evolusi merupakan materi yang bersifat abstrak yang biasanya di sekolah SMA hanya di sampaikan dalam cakupan pemahaman teoritis. Akan tetapi siswa menjadi kurang begitu mengetahui mengenai mengenai kebenaran dari teori teori tersebut dan siswa akan cenderang mengalami miskonsepsi. solusi permasalahan tersebut adalah dengan melakukan pembelajaran materi evolusi langsung di lapangan yaitu bisa dengan melakukan kunjungan di situs bersejarah sebagai bukti adanya evolusi misalkan di museum sangiran yang dapat menggambarkan mengenai berbagai bukti-bukti fosil situs peninggalan manusia purba. Dengan metode seperti ini selain dapat sebagai hiburan juga dapat mempengaruhi tingkat berpikir siswa dan pemahaman terkait materi evolusi.

Evolusi merupakan materi yang abstrak, banyak perdebatan kalangan para pakar yang membahasa mengenai siapa manusia pertama yang ada dibumi ini, teoritis paling terkenal adalah teori darwinian yang menyatakan bahwa manusia adalah keturunan dari seekor kera. Pernyataan tersebut banyak menimbulkan pro dan kontra di kalangan para ahli. Peran seorang guru sebagai pembimbing dalam proses pembelajaran sangat penting. Guru harus dapat membimbing siswa untuk mempelajari evolusi dari sudut pandang keagamaan dan dari sudut pandang teknologi ilmu pengetahuan berdasarkan bukti evolusi yang ditemukan oleh para ahli. Siswa diberi bekal materi evolusi untuk memahami perkembangan makhluk hidup dan memilah antara bukti yang ditemukan ahli sebagai hasil dari pengamatan fenomena alam yang terjadi

Sumber Referensi :

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun