Mohon tunggu...
Muhammad Aldy Fahriansyah
Muhammad Aldy Fahriansyah Mohon Tunggu... Mahasiswa - Oh, hai. Saya gasuka nulis, hanya sedang tersesat di internet.

Hai internet, perkenalkan saya Aldy, Orang yang tidak pernah puas terhadap jawaban-jawaban biasa. Selalu ingin mencari tahu apa yang sebenarnya terjadi, terus bertanya-tanya, karena sesungguhnya semua yang ada dihadapan kita hanyalah bayangan saja, bias.

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Yang Namanya "Teman Sejati" Itu Gak Ada

17 Maret 2022   10:50 Diperbarui: 17 Maret 2022   10:58 5919
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi Bestie/Source: Pinterest.com

Setiap hari, kita sebagai manusia tidak pernah bisa terlepas dari orang lain. Se-idealis apapun kita, se-individualis apapun kita, mau bagaimanapun juga yang namanya manusia pasti memerlukan orang lain. Karena pada dasarnya sifat manusia adalah makhluk sosial, seperti yang pernah dikemukakan oleh Aristoteles tentang zoon politicon. Zoon politicon ini memiliki arti bahwa manusia dikodratkan untuk hidup bermasyarakat dan berinteraksi dengan manusia lain. Dalam memenuhi kebutuhan tersebut, manusia melakukannya dengan menjalin hubungan dengan manusia lain dengan cara berteman.

Teman merupakan istilah untuk hubungan manusia yang lebih dekat dari hanya sekedar kenal saja, atau bahkan ada yang lebih dekat dari teman yang disebut sebagai sahabat. Seorang sahabat biasanya banyak yang sudah dianggap seperti keluarga sendiri. Anak zaman sekarang bahkan punya istilah khusus untuk hubungan seperti itu, mereka menyebutnya 'bestie', atau mungkin lebih dikenal dengan sohib, sobat atau apapun itu. Pada intinya hubungan yang spesial ini banyak dimiliki oleh hampir semua orang.

Dengan adanya hubungan yang spesial ini, manusia terkadang suka terjebak didalam hubungan tersebut. Bahkan lebih memprioritaskan hubungan tersebut daripada mementingkan hal lain yang penting bagi hidupnya. Misalnya saja ketika kita memiliki sahabat di lingkungan kerja, kita bisa saja sangat loyal dan royal kepada sahabat kita tersebut, sampai-sampai tidak melihat bagaimana keadaan hidup kita sendiri. Harta, tenaga, waktu bahkan mungkin ada dari mereka yang rela memberikan nyawanya untuk membela sahabatnya. Bahkan akhir-akhir ini banyak orang yang terjebak dalam drama-drama persahabatan yang sebenarnya tidak perlu dilakukan, buang-buang waktu bos. Kenyamanan yang diciptakan di dalam hubungan seperti ini menyebabkan kita terlena sehingga kita tidak sadar bahwa yang namanya teman/sahabat sejati itu sebenarnya tidak ada.

Percaya atau tidak, teman sejati itu tidak ada. Yang ada hanya 'teman momen' saja. Maksudnya adalah, mereka yang bersama kita, yang kita anggap sebagai sahabat sejati itu hanya sedang kebetulan saja memiliki tempat yang sama untuk tinggal, dan memiliki waktu yang sama untuk dihabiskan dengan kita. Misalnya saat kita SMA, yang katanya masa paling indah (memang indah ketika dijalani secara offline, hehe), kita memiliki banyak sekali teman seperjuangan yang juga pada waktu itu pernah berkata "Kita akan terus seperti ini sampai tua nanti". Tetapi pada kenyataannya, setelah kita lulus, mereka bahkan lupa untuk mengundang kita untuk datang ke acara pernikahannya, ironis bukan? Karena ketika teman kita ada di lingkungan baru, maka kita sebagai temannya akan dilupakan begitu saja, ya mungkin ada beberapa waktu dia masih sering mengkontak kita, tetapi pada akhirnya, mereka akan lupa juga (menjadi penonton snap saja). Hal tersebut tidak terjadi kepada teman SMA saja, tetapi bahkan terjadi di semua jenis lingkungan apapun, mau itu lingkungan kerja, sekolah, dan lainnya. Hanya keluarga dan diri sendiri lah yang dapat menjadi tempat kita untuk pulang.

Oleh karena hal tersebutlah, kita sebagai manusia harus berlaku secukupnya kepada siapapun itu, bahkan kepada teman terdekat kita sekalipun. Jangan terlalu loyal dan royal kepada siapapun itu, karena semua yang ada di dunia ini sifatnya sementara "everything is temporary". Harus ada batasan yang membatasi kita untuk melakukan apapun, tetapi dibalik batasan itu, kita harus tetap bersikap sebaik mungkin kepada orang lain, kepada semua makhluk yang ada di bumi ini. Sekali lagi, karena pada akhirnya, yang benar-benar selalu ada untuk kita hanyalah diri kita sendiri, dan juga keluarga di rumah. Teman sejati itu tidak ada, yang ada hanya teman momen.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun