Mohon tunggu...
Muhammad akhwan jauhari
Muhammad akhwan jauhari Mohon Tunggu... Penulis - Tingkat 1 Fakultas Usuludin al-Azhar, Kairo, Mesir

Penulis Muhammad Akhwan Jauhari lahir di karang anyar, Lampung selatan, 09 November 1997, Pernah menempuh pendidikan di SDN 1 atap Jati Agung dan MI Al-Islah natar Lamsel, MTS Darul Ihsan,payaman,Nganjuk, dan MTs Psm Pace, Nganjuk, Jatim, Paket C PPTQ Miftahul Jannah, sekampung Lamtim.

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

Cerpen | Allah Kasih yang Tepat di Waktu yang Tepat

22 Januari 2020   07:15 Diperbarui: 22 Januari 2020   08:18 388
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Dikala pagi hari telah tiba, tiupan angin dari timur menggugurkan dedaunan di depan rumahku. Tatkala ku buka jendela kamar untuk menghirup udara segar di pagi hari, angin-angin itupun masuk kedalam ruang tidurku, sungguh indahnya udara ini sehingga hatiku terpikat olehnya. 

Sejuknya udara di pagi ini membuatku lalai atas semua tugasku, kurasakan nikmatnya angin membelai wajahku, kutarik  nafas,  kuhirup dalam-dalam sambil bertasbih "subhanallah wa bihamdi" kutahan dalam dada, lalu kuhembuskan berlahan-lahan sambil bertasbih "suhbanallah hilazim" dan ku ulang berulang kali kata seperti itu.

Terasa begitu sejuk, begitu segar, begitu damai dan tentram dunia ini.

"Nida!!"

Ohh..panggilan itu, suara itu sangatlah khas dalam hidupku, suara sang semangatku, suara mengandung cinta yang amat mendalam dan mengandung doa yang amatlah iklas. Ibu memanggilku  dari balik pintu kamarku.

"Dalem bu" Jawaban orang jawa ketika dipanggil orang yang lebih tua atau muda

"Nida udah mandi" Tanya ibu sambil tersenyum

"Belum bu, hehe" Jawabku sambil tersipu malu

"Ya udah buruan mandi, sebentar lagikan kamu kuliah entar kesiangan lo" Kata-kata sosok ibu yang penuh dengan rasa kasih sayang.

"Enjh bu" ..

Selepas mandi seperti biasa aku menyiapkan peralatan kuliahku, lalu makan bersama keluarga kecilku yang sudah menungguku di meja makan, kami dirumah cuma ber empat, aku, abah, ibu, dan adiku Nadia, usai makan aku bergegas kekamar mengambil buku dan handphone, saat kunyalakan handphone ternyata ada "lima" panggilan tak terjawaab nomer tidak dikenal lagi, anggapanku itu nomer nyasar karena belom ku simpan dalam kontak.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun