Mohon tunggu...
Muhammad Akbar
Muhammad Akbar Mohon Tunggu... Jurnalis - Seorang Jurnalis Muda yang Berkompeten

Setiap langkah adalah perjuangan, menghasilkan karya dan inovasi

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Founder Mujahid Dakwah Sampaikan Peran Media dalam Penyebaran Islam di Indonesia

22 September 2020   18:58 Diperbarui: 22 September 2020   19:04 97
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

MAKASSAR -- Satu Ide Literasi mengadakan Tarbiyah Literasi Online dengan tema Peran Media dalam Kebangkitan Islam, menghadirkan Founder Mujahid Dakwah Muhammad Akbar, S.Pd sebagai pemateri. Kegiatan ini di adakan secara Virtual (Zoom Meeting) pada Ahad, (20/09/2020).

Kegiatan ini dihadiri dari berbagai kalangan dan latarbelakang baik mahasiswa, penulis, aktivis dakwah dan lainnya. Pesertanya juga berasal dari berbagai daerah di Indonesia.

Di awal materinya Founder Mujahid Dakwah menyampaikan motivasi kepada para peserta dengan mengutip petuah atau perkataan ulama yang berkaitan dengan pentingnya menulis.

"Menulis adalah pekerjaan para ulama dan memiliki keutamaan yang sangat luar biasa, sebagaimana perkataan Hasan Al Basri (Ditimbang tinta pena para ulama dengan darah para syuhada, maka akan lebih berat tinta pena para ulama daripada darah para syuhada)," ujarnya.

Tradisi menulis dalam Islam telah dilakukan oleh para ulama terdahulu, sehingga ribuan karya-karya mereka masih bisa kita temukan, bahkan sampai hari ini belum ada yang mampu untuk menyaingi karya-karya mereka baik dari kualitas dan kuantitas.

20200920-215926-5f69e848d541df21367869d3.jpg
20200920-215926-5f69e848d541df21367869d3.jpg
"Dalam catatan sejarah, utamanya di Indonesia. Budaya literasi sangat besar dikalangan para ulama seperti KH. Hasyim Ashari yang telah menulis beberapa kitab salah satunya (Adabul Alim Wal Muta'allim), begitupun dengan Buya Hamka dengan berbagai karya tulis baik sastra dan agama seperti Pribadi, Tafsir Al-Azhar dan lainnya," lanjutnya.

Pembina Daar Al Qalam tersebut menjelaskan tentang awal-awal masuknya media Islam di Nusantara dan pertama kali berkembang di pulau sumatera yang sangat gentor menyebarkan Islam dan menyeru ummat agar bersatu dalam melawan penjajah Belanda.

"Awal masuknya media Islam di Nusantara bahkan di Asia Tenggara yakni berdirinya Majalah Al Imam oleh Syekh Tahir, Syekh Muhammad bin Salim, Syekh Al Hadi dan Haji Abbas yang dicetak di Singapura dan tersebar di Malaya dan Pulau Sumatera," paparnya.

Kemunculan media Islam di zaman penjajahan menjadi menjadi wadah dalam menyuarakan aspirasi masyarakat dan ummat yang mengalami penindasan, penjajahan dan bahkan kemiskinan yang merajalela.

"Dalam sebuah edisinya Al Imam menyebut Tanah Sumatera, Tanah Manado, Tanah Jawa, Tanah Borneo dalam genggaman Belanda, hingga tanah melayu peninsula dalam cengkeraman Inggris. (Al Imam Vol. 1, No. 3, 19 September 1906)," tegasnya.

Al Imam juga menegaskan haluannya untuk mengingatkan mereka yang terlupa, membangunkan mereka yang terlelap, menunjukkan arah yang benar kepada mereka yang tersesat, memberi suara kepada mereka yang berbicara dengan bijak, mengajak umat Islam berupaya sebisa mungkin untuk hidup menurut perintah Allah, serta mencapai kebahagiaan terbesar di dunia dan memperoleh kenikmatan Tuhan di Akhirat. (Al Imam, I Juli 1906).

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun