Mohon tunggu...
Muhammad Ichsan
Muhammad Ichsan Mohon Tunggu... Freelancer - Menyukai seni sastra, sosial dan budaya

http://ichsannotes.blogspot.com/

Selanjutnya

Tutup

Bahasa

Parafrasa sebagai Metode Penggalian Makna dalam Puisi (Esei Kesusasteraan Bagian II)

3 Oktober 2011   15:07 Diperbarui: 26 Juni 2015   01:22 1941
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bahasa. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Jcstudio

Parafrasa sebagai Metode Penggalian Makna dalam Puisi Pada bagian I dan II, telah kita ketahui bersama tentang parafrasa dan tujuan dari penerjemahan parallel tersebut. Pada bagian III berikut ini akan kita selidiki bagaimana cara parafrasa dalam hal menggali, mengeksplorasi makna yag tersimpan dalam sebuah puisi. Karena sudah mengarah prakteknya, maka saya sebagai penulis akan langsung mengajak Anda semua untuk menyimak contoh dari parafrasa dibuat pada sebuah puisi pendek yang berjenis epigram, dari seorang penyair Amerika Robert Lee Frost dengan judul 'Fire and Ice'. FIRE AND ICE Some say the world will end in fire Some say in ice. From what I've desire I hold with those who favor fire But if it had to perish twice, I think I know enough of hate To say that for destruction ice Is also great And would suffice. Paraphrase: Some people say that the world will end in fire, but some others say that it will end in ice. I come to my own conclusion from what I have tasted of desire, so I hold with those people who favor fire with its great flame to burn down the world. But if had to perish it twice, I think I know enough the potency of ice to create destruction. Ice is also great, and it would suffice to freeze the world. Until it would be no longer lives at all. terjemahan: ( Beberapa orang bilang bahwa dunia akan berakhir dalam kobaran api, tapi yang lainnya bilang dunia itu akan berakhir dalam kebekuan es. Aku pun menyimpulkan dari hal yang kupahami sehubungan dengan merasakan kebencian, jadi aku setuju dengan orang-orang yang merasakan api melahap habis dunia. Tetapi, bila mesti memusnahkan dunia kedua kalinya, aku kira aku cukup memahami potensi/kekuatan es yang menciptakan kehancuran. Es juga hebat dayanya, dan cukuplah untuk membekukan dunia. Hingga tak 'kan ada kehidupan sama sekali.) Dalam puisinya Frost menggunakan gaya bahasa yang sering dipakai sehari-hari untuk berkomunikasi demi memudahkan penikmat puisinya untuk memahami apa yang tengah ia sampaikan. Penggunaan diksi tertentu yang terkesan simbolik / mewakili suatu pengertian tertentu adalah kata 'fire' untuk mewakili sifat angkara murka dan kemarahan, sedangkan kata 'ice' representasi dari sifat ketidak-pedulian yang dingin terhadap sesama. Kedua kata simbolik ini digunakan Frost untuk menerangkan pada pembaca puisinya tentang pendapat pribadi dia sebagai manusia mau pun penyair sehubungan dengan tanda-tanda kehancuran akan dapat dilihat melalui kecenderungan umat manusia untuk membenci 'hate'. Selain itu, ketika kebencian yang terungkap melalui keinginan bersaing untuk mendominasi dalam kehidupan sehari-hari akan memancing tindakan saling menyakiti antar sesama, sehingga dapat menyebabkan kehancuran kehidupan dalam bentuk rusaknya tatanan moral, ketidakpedulian, kecenderungan untuk mengikuti tindakan impulsif semata. Makna yang terungkap melalui puisi epigrammatic ini adalah narasi kehancuran kehidupan manusia akan ditandai oleh sifat membenci karena terakumulasi dalam persaingan ingin mendominasi kehidupan. Baiklah kita lanjutkan kembali, kawan, diskusi kita.. Sebelumnya perkenankan saya untuk sedikit lebih jelas lagi menerangkan tentang keunikan parafrasa. Secara umum, parafrasa juga didefinisikan sebagai penulisan ulang dengan menggunakan kata-kata yang lain. Sehubungan dengan pengertian tersebut, A.S Hornby menyatakan: "Paraphrase is a restatement; it gives the meaning of a piece of writing in different words." (Oxford Student's Dictionary of American English, Oxford University Press, New York, 1983) terjemahan: "Parafrasa adalah penguraian kembali; parafrasa memaknai suatu bentuk karya tulis dengan menggunakan kata-kata yang berbeda." Pada sub fokus yang lain namun tetap sama berkenaan dengan bahasan parafrasa ini, J. C. Nesfield (1926 : 200) ikut memberikan pendapatnya kembali. Beliau kali ini menerangkan tentang perbedaan parafrasa dengan ikhtisar / risalah. "Paraphrase must not be confounded with prècis, although in one respect their objects coincide. The object of both is to reproduce the drift of some given extract without altering the sense." terjemahan: (Parafrasa tidak semestinya bercampur-baur dengan ikhtisar / risalah , walaupun dalam satu hal objeknya bertepatan / memiliki titik fokus objek kajian yang sama. Tujuan keduanya adalah untuk mereproduksi pergeseran dari beberapa pemadatan pengertian yang didapati tanpa mengubah arti.) Berpijak pada kedua uraian definitif dari kedua ahli di atas, maka kita berasumsi bahwa parafrasa berbeda dalam hal cara penulisan untuk menafsirkan kembali sebuah karya tulis. Seandainya, risalah / ikhtisar itu adalah cara penafsiran yang bersifat merangkum dan meringkas hal-hal penting pada sebuah karya tulis, di lain sisi ternyata parafrasa adalah metode penafsiran kembali sebuah karya tulis dengan keleluasaan mengembangkan teks sumber tanpa mengubah, menggeser garis panduan makna sebelum karya tulis tersebut di-parafrasa-kan. Selanjutnya setelah kita cukup mendapat pengetahuan mengenai pokok bahasan ini, bolehlah kiranya kita meneruskan kegiatan penerjemahan parallel untuk karya-karya sastra yang lainnya lagi. Berikut ini kita akan mencoba untuk mem-parafrasa-kan sebuah tembang lawas dari Group Band Legendaris, Scorpions yang berjudul FLY PEOPLE FLY. Namun, ada baiknya kita pahami juga konstruksi kalimat per kalimat yang ada di tiap baitnya. FLY PEOPLE FLY Music :Rudolf Schenker Lyrics:Klaus Meine And I see the tears in your eyes The rain will fall tonight And tonight we'll go to the sky Because and we fly All together Fly to the sky Fly to the rainbow Fly people fly Fly people fly And I see the smile on your face When you look into space He's so bright and he is so great Come on or it's too late All together Fly to the sky Fly to the rainbow Fly people fly Fly people fly See the rainbow in the sun The man will not go And the world they have no fun Hurry up people run All together Fly to the sky Fly to the rainbow Fly people fly Fly people fly All together Fly to the sky Fly to the rainbow Fly people fly Fly people fly Beberapa pola kalimat yang menarik bisa kita temukan di lagu ini: 1. ( Personal Pronoun  +  Verb of Perception  +  Sentence Complement ) I                                           see                        the tears in your eyes 2. ( Noun Phrase  +  Modal (Aux.) + Pure Verb + Adverb of time ) The rain                          will                fall             tonight. 3. ( Independent Clause   +   Coor. Conjunction     +    Dependent Clause ) The rain will fall tonight      and                                  tonight we'll go to the sky. 4. ( Independent Clause                       +                           Dependent Clause ) I see the smiles on your face                                   when you look into space. 5.  Kalimat Perintah Langsung (Direct Command) (Pure Verb      +     Complement) See                            the rainbow in the sun. Fly                             to the sky. Paraphrase Stanza 1: "If I see the tears in your eyes, and the rain will fall tonight. And if tonight we'll go to the sky, it is because we fly to go to there." Paraphrase Stanza 2: "We're all together, let's fly to the sky. Let's fly to the rainbow. Let's fly, people! Let's fly, people." Paraphrase Stanza 3: "I see the smile on your face when you look into space. He's so bright, and he's so great. Come on! Or it's too late for us to get there!" Paraphrase Stanza 4: "We're all together, let's fly to the sky. Let's fly to the rainbow. Let's fly, people! Let's fly, people!" Paraphrase Stanza 5: "If you see the rainbow in the sun, the man will not go. The world and its occupants, they have no fun. Hurry up, people! Let's run!" Paraphrase Stanza 6: "We're all together, let's fly to the sky. Let's fly to the rainbow. Let's fly, people! Let's fly, people!" Terjemahan Idiomatis (bebas): Bait 1 : Bila kulihat air mata (yang berlinang) di matamu, (kutahu) hujan (turut pula) tertumpah malam ini. Kita semua bersama-sama, mari terbang ke angkasa. Dan bila malam ini kita terbang mengangkasa, ini karena kita (bermaksud) pergi ke sana (sejak semula). Bait 2 : Kita semua bersama-sama, mari mengangkasa! Mari terbang menuju bianglala. Mari mengangkasa, kawan! Mari mengangkasa, kawan!" Bait 3 : Kulihat senyum (terlukis) di wajahmu bilamana engkau membenamkan pandanganmu ke angkasa. Ia sedemikian benderang, dan ia sedemikian agungnya. Ayo lah! Atau sudah begitu telat bagi kita untuk sampai ke sana! Bait 4 : Kita semua bersama-sama, mari mengangkasa! Mari terbang menuju bianglala. Mari mengangkasa, kawan! Mari mengangkasa, kawan!" Bait 5 : Bilamana engkau lihat bianglala di mentari, lelaki (pun) tak 'kan (mau) pergi (ke sana.) Dunia dan penghuninya, mereka tak menyenangkan (lagi). Cepatlah, kawan! Mari kita berlari! Bait 6 : Kita semua bersama-sama, mari mengangkasa! Mari terbang menuju bianglala. Mari mengangkasa, kawan! Mari megangkasa, kawan! Dari menyimak kalimat-kalimat dalam lagu indah nan penuh dengan motivasi semangat ini, kita bisa melihat bahwa kata-kata simboliknya berpadanan: 1. tears ◄──► rains ◄──► tonight 2. bright ◄──► great 3. eyes ◄──► see 4. face ◄──► space 5. people ◄──► we ◄──► all together 6. fly ◄──► sky 7. run ◄──► hurry up ◄──► late ◄──► come on Padanan kata simbolik no.1 representasi dari kesedihan dan kemurungan, dan padanan yang no.2 adalah representasi kejayaan dan kebahagiaan / lepas dari penderitaan. Padanan no.3 adalah perlambang dari interaksi indrawi manusia melalui sudut pandangnya terhadap keaadaan sekelilingnya. Padanan no.4 simbolisasi dari ungkapan rona keadaan jiwa akibat interaksinya tadi. Padanan no.5 perlambang dari kehidupan sosial bersama mungkin saja bisa bersatu dalam mencapai kebahagiaan bersama. Ini sebenarnya ungkapan secara simbolis-semiotik untuk pertanda paham kebersamaan. Padanan no.6 adalah simbol dari gerak dan ruang yang tersedia untuk merefleksikan kehendak yang bebas. Padanan no.7 adalah simbol dari keharusan bertindak sesegera mungkin untuk mengatasi kesulitan dan meraih tujuan akhir dengan masa depan gemilang, tapi juga mensinyalir sebuah konsekuensi tentang keterlambatan bertindak mengubah kondisi yang sulit akan menyebabkan kegagalan dan keterpurukan dalam hidup. Kesimpulannya lagu Scorpions dengan judul FLY PEOPLE FLY ini pesan implisit tentang ajakan untuk berani bertindak demi mengubah kehidupan yang buruk levelnya. ***Bila kajian yang  saya tulis dalam esei ini belumlah mampu mengupas secara keseluruhan mengenai pokok bahasannya; saya mohon dimaklumi karena mungkin disebabkan oleh pengalaman saya yang kurang dan kedangkalan pemahaman serta pengetahuan saya.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Bahasa Selengkapnya
Lihat Bahasa Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun