Mohon tunggu...
Muhammad Ichsan
Muhammad Ichsan Mohon Tunggu... Freelancer - Menyukai seni sastra, sosial dan budaya

http://ichsannotes.blogspot.com/

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Kebiasaan - kebiasaan Menentukan Keberhasilan

7 Februari 2016   18:22 Diperbarui: 7 Februari 2016   19:17 277
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Humaniora. Sumber ilustrasi: PEXELS/San Fermin Pamplona


Hal ini akan sangat bertolak belakang ketika kita bergaul dengan orang-orang berkepribadian tangguh dan bermental positif, yang lebih melihat dunia sebagai tantangan sekaligus dipenuhi kesempatan emas menuju jalan kesuksesan, maka kita akan ”memberdayakan” diri sendiri karena percaya keberhasilan bisa diraih dengan mudah. Lingkungan sosial dipenuhi orang-orang yang secara garis besar berpandangan positif atau negatif. Pilihlah teman-teman yang dapat memudahkan kita agar dapat bangkit meningkatkan kualitas hidup. Biasakanlah bergaul dengan mereka.

5.Latih dan kembangkan kebiasaan-kebiasaan positif baru tersebut

Diri kita adalah proyek pribadi yang tak pernah selesai, begitulah kodratnya. Ketika kita mencapai peningkatan kualitas hidup melalui prilaku spesifik yang sudah dilaksanakan, latihlah itu sebagai kebiasaan-kebiasaan baru yang ada baiknya juga dikembangkan. Tidak ada batasan untuk meraih keberhasilan. Jangan anggap bila kita sudah berhasil meningkatkan kualitas hidup itulah batas pencapaian terakhir. No limits! Except we created it. Di dalam satu keberhasilan sesungguhnya menanti beribu-ribu keberhasilan lainnya. Kejarlah dengan mental yang positif!


Karena diri kita adalah anak kandung kebiasaan sebagaimana yang dijelaskan Ibnu Khaldun di atas, maka sesungguhnya kehidupan kita itu amat mudah diramalkan. Apakah kita hidup dengan kesejehateraan, atau sebaliknya menghabiskan seluruh waktu dengan punggung tangan kanan menempel di dahi dan punggung tangan memegangi perut yang keroncongan akibat derita kemiskinan nan tak tertanggungkan – jawabannya adalah kebiasaan kita sendiri penentunya. Semoga artikel ini bermanfaat dan salam. [M.I]

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun