Mohon tunggu...
HME Irmansyah
HME Irmansyah Mohon Tunggu... Penulis - Ipoleksosbud

Institute for Studies and Development of Thought (ISDT)

Selanjutnya

Tutup

Money

Ekonomi Melambat Malah Banyak Libur?

4 Oktober 2017   16:52 Diperbarui: 4 Oktober 2017   17:26 1437
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Rizal Ramli, Ph.D. (Foto koleksi pribadi)

EKONOMI MELAMBAT MALAH BANYAK LIBUR?

Oleh: Muhammad E. Irmansyah -ISDT (Institute for Studies and Development of Thought)

Bertukar pikiran atau diskusi dengan DR. Rizal Ramli, Menteri Koordinator Ekonomi jaman Gus Dur itu selalu menarik, ada saja hal baru dan kisah segar yang inspiratif. Bang RR demikian panggilan akrabnya dikalangan aktivis dan kaum pergerakan juga punya segudang pengalaman termasuk ketika menjadi Menteri Keuangan dan posisi terakhir sebagai Menteri Koordinator Maritim dan Sumber Daya pada Kabinet Kerja pemerintahan Jokowi-Jeka.

Ada yang menarik dari diskusi dengan DR. Rizal Ramli siang ini. Beliau mengatakan pada saya: "Indonesia terlalu banyak libur, saya mengaku salah ...", demikian Rizal Ramli membuka pembicaraannya.

Saya pun terkejut heran.., ?????

Rizal Ramli pun meneruskan kisahnya, "Sepuluh tahunan yang lalu saya berkesempatan makan bersama dengan seorang pejabat tinggi. Sambil melahap makanan sayapun cerita kepada pejabat tinggi tersebut bahwa saya baru saja tamat membaca sebuah buku yang isinya menceritakan bagaimana Perdana Menteri China Zhu Rongji (Perdana Menteri RRC 1998-2003) menggenjot ekonomi China sehingga bisa tumbuh "double digit" (pertumbuhan ekonomi diatas 10% setahun).".

Saya pun bertanya, apanya yang aneh dan kemana arah konteks pembicaraan.., bang RR melanjutkan kisahnya, "Rupanya sang pejabat tingggi itupun tertarik dengan cerita saya dan mengungkapkan keinginannya untuk membaca buku yang telah saya baca habis tersebut. Langsung saja saya pinjamkan. Tanpa punya perasaan apa-apa...".

Sampai disini saya juga belum bisa menebak kemana arah pembicaraan dengan bang RR ini, kemudian beliau lanjutkan, "Saya itu kalau membaca buku bagus biasanya memberi garis bawah pada kalimat yang saya anggap perlu mendapat perhatian. Nah, disini inti cerita saya..., pada Bab 5 dalam buku itu saya garis bawahi dan judul Bab 5 tersebut adalah Holiday Economics yang intinya adalah bagaimana memperbanyak liburan agar konsumsi lebih tinggi. Seminggu kemudian rupanya sang pejabat tinggi tersebut rapat dengan menteri-menteri untuk koordinasi dan perbanyak liburan...., termasuk hari kejepit....", sampai disini saya nggak tahan menahan tawa sehingga meledaklah tawa terpingkal-pingkal sampai perut terasa mules. Padahal bang RR belum selesai menyelesaikan ceritanya.

Kemudian RR melanjutkan lagi ceritanya, "Sayangnya sang pejabat tersebut tidak jeli membaca bab-bab sebelumnya yang menekankan bahwa sebelum Holiday Economics itu dilakukan terlebih dahulu harus dilakukan genjot pertumbuhan ekonomi, produktivitas, pembangunan infrastruktur dan lain sebagainya... rupanya saya tidak menggaris bawahi bab yang isinya perlu genjot pertumbuhan ekonomi terlebih dahulu..".

Sampai sini..., benar-benar meledak tawa saya nggak ketulungan sambil membayangkan situasi yang terjadi pada saat itu.

Nah, dari kisah segar dan lucu diatas sebenarnya kita bisa menarik banyak pelajaran jika dikaitkan dengan situasi kekinian. Ekonomi saat ini dipatok pertumbuhan ekonominya sekitar 5.1%-5.3% per tahun anggaplah 6% pertahun sementara pendapatan dan produktifitas masih rendah... apalagi kalau ekonominya melambat.... lalu banyak liburannya..?!?

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Money Selengkapnya
Lihat Money Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun