Mohon tunggu...
Muhammad Iqbal
Muhammad Iqbal Mohon Tunggu... Lainnya - pecinta game dota 2

kunjungi website gw di : https://www.gamerakun.online/

Selanjutnya

Tutup

Money

Wadidaw! Pro Kontra PSBB, Ekonomi Indonesia Memasuki Masa Resesi

2 Desember 2020   13:23 Diperbarui: 2 Desember 2020   13:28 170
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
source: unsplash.com

PSBB atau Pembatasan sosial berskala besar yang diterapkan oleh Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan yang katanya bertujuan untuk mencegah penyebaran virus Covid-19 di wilayah Jakarta.

Kata Anies bahwa ia terpaksa kembali menerapkan pembatasan sosial berskala besar seperti pada masa awal pandemi dulu. Bukan lagi masa transisi tapi PSBB awal dulu.

Pemprov DKI Jakarta memperhatikan 3 faktor untuk melakukan PSBB ini yakni tingkat kematian, ketersediaan tempat tidur isolasi dan ICU khusus covid-19 dan tingkat kasus positif di Jakarta.

Anies mengucapkan bahwa angka kematian meningkat selama kurun waktu dua pekan terakhir. Secara persentase memang rendah namun angkanya semakin meningkat. Kemudian ketersediaan tempat tidur maksimal dalam sebulan kemungkinan akan penuh.

Kebijakan ini tentu menimbulkan pro kontra yang khususnya pada sisi ekonomi. Hanya 39 persen responden yang masih setuju PSBB dilanjutkan karena alasan kesehatan namun sisanya tidak menjawab.

Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan kembali menerapkan PSBB transisi 11 Oktober lalu, mengakui sulitnya kondisi ekonomi akibat kebijakan PSBB.

Anies juga menyebut bahwa tidak ada jalan lain demi kesehatan dan juga ekonomi yang sejalan. Kedisiplinan warga untuk mematuhi protokol kesehatan juga menjadi faktor utama dalam pengendalian covid-19.

Presiden Jokowi pada oktober lalu juga mengingatkan pemerintah daerah untuk tidak gegabah memilih penutupan wilayah sebagai kebijakan.

Presiden mengatakan bahwa kesulitan ekonomi dialami semua warga di dunia sama buruknya dengan Indonesia.

Direktur Eksekutif Indikator Politik Indonesia, Pandu Riono, Epidemiolog Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia Burhanuddin Muhtadi juga ikut menjadi satgas covid-18 DKI Jakarta serta Enny Sri Hartati, Ekonom Senior INDEF.

Australia tepatnya di negara bagian Victoria sempat menjadi hostpot infeksi virus corona jenis baru, namun di hari jumat 27 November 2020 selama 28 hari berturut-turut tidak mendeteksi kasus corona baru.

Padahal pada bulan agustus lalu Victoria mencatat 700 kasus positif corona namun dalam satu hari kemudian langsung melonjak menjadi 8000 kasus. Tetapi hari ini sudah menjadi nol kasus aktif setelah pasien covid 19 keluar dari rumah sakit.

Penyebaran virus di Victoria ini diatasi dengan cara lockdown yang berlangsung selama 100 hari, tentu kebijakan ini membuat 5 juta penduduk di Melbourne Australia sebagian besar terkurung didalam rumah mereka.

Dengan hasil positif infeksi yang berkurang tentu juga dibarengi dengan perekonomian Australia yang telah mengalami resesi pertamanya dalam tiga dekade dari bulan maret.

Jika melihat dalam sisi ekonomi Australia mengalami konstraksi hingga 7 persen selama tiga bulan hingga akhir Juni lalu.

Hal ini membuat pengangguran meningkat hingga 7,5 persen pada Juli karena bisnis dan perbatasan ditutup untuk mengatasi penyebaran virus corona ini.

Tetapi secara keseluruhan data kementerian kesehatan Australia mencatat hampir 28.000 infeksi covid-19 saat ini, tentu angka ini jauh lebih sedikit ketimbang negara maju lainnya.

Sedangkan Victoria sendiri adalah penyumbang terbesar hingga 90 persen dari 905 kematian akibat virus Covid-19.

Menurut peta penyebaran Covid-19 yang dibuat oleh Johns Hopkins University mencatat dari 191 negara penduduk yang sudah terinfeksi virus ini mencapai 60,8 juta, sedangkan untuk yang meninggal mencapai 1,4 juta jiwa.

[Sumber]

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Money Selengkapnya
Lihat Money Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun