Mohon tunggu...
Muhammad Fachril
Muhammad Fachril Mohon Tunggu... Lainnya - Mahasiswa

Muhammad Fachril Tangerang 5 November 2001

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Akar Stereotip pada Masyarakat Indonesia

28 November 2020   13:37 Diperbarui: 28 November 2020   14:07 179
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Humaniora. Sumber ilustrasi: PEXELS/San Fermin Pamplona

Streotip merupakan penilaiaan terhadap suatu kelompok yang ada pada masyarakat yang tidak seimbang. Penilaian tersebut menjadi suatu acuan terhadap suatu kelompok tertentu yang dapat membuat penilaiaan yang cenderung mengeneralisasi tanpa memerhatikan diferensiasi yang ada.

Masalah stereotip sangat penting di bicarakan di kalangan anak muda pada masa sekarang hal dipertimbangkan dikarnakan generasi milenial menjadi acuan terhadap publik dalam menerima segala informasi yang ada.

Stereotip dapat menimbulkan tindakan kekerasan seperti yang dapat diketahui, salah satu peristiwa kekerasan terhadap generalisasi stereotip terjadi kepada etnis Tionghoa dan Madura, dalam hal ini mereka terpengaruh dari dampak munculnya prasangka yang timbul dari komunitas mayoritas terhadap komunitas minoritas, berikutnya prasangka yang timbul menghasilkan suatu tindakan kekerasan dan dapat memunculkan suatu stereotip baru dalam etnis mereka, selanjutnya etnis tersebut harus melakukan tindakan resensi terhadap kelompok mereka.

Contoh yang saya sendiri temui di lapangan adalah stereotip yang terhadap tetangga saya yang kaum minoritas, contoh diskriminasi nya adalah sulitnya mereka untuk beribadah sebab tempat ibadah mereka selalu digusur setiap kali diadakan pembangunan   

Indonesia merupakan negara yang sangat beragam. Indonesia memiliki suku bangsa dan ras yang tersebar di wilayah Indonesia. Merujuk pada sensus penduduk oleh Badan Pusat Statistik (BPS) tahun 2010 Indonesia memiiki sekitar 1.340 suku bangsa. Tidak mudah untuk memahami setiap suku yang banyak tersebut, Indonesia sudah merdeka 75 tahun, namun masih saja ada batas antar etnis, terbukti dari adanya stereotip-stereotip diantara suku dengan suku lainnya

Jadi apakah adanya stereotip di antara kalangan Masyarakat bisa diwajarkan? Meskipun stereotip pada umumnya adalah stereotip yang negatif, tetapi stereotip juga memiliki suatu fungsi, yaitu menilai suatu kondisi kelompok, memberikan dan membentuk citra pada suatu kelompok, membantu seseorang dari suatu kelompok untuk mulai bersikap terhadap kelompok lainnya, dan melalui stereotip ini kita dapat menilai keadaan suatu kelompok. Hal-hal berikut merupakan contoh dari stereotip yang bisa diwajarkan.

Stereotip bisa timbul dari mana saja, salah satunya keluarga, teman sebaya, sekolah, masyarakat, ataupun media masa.

  • Keluarga, dapat diambil contoh keluarga berperan penting bagi anak mereka dalm hal ini mereka melakukan bentuk stereotip dalam bentuk Gender dimana mereka mebuat suatu pertimbangan stereotip bahwasannya anak laki-laki lebih kuat dan memiliki tanggung jawab lebih terhadap keluarga, sedangkan anak perempuan harus berperilaku manis, anggun dan bersikap lembut. Hal tersebut dapat mempengaruhi mereka sejak dini dalam pemberian stereotip seperti ini.
  • Teman Sebaya, perilaku yang muncul dari teman sebaya dapat mempengaruhi tingakat psikis mereka dimana bila teman sebayanya melakukan kegiatan bermain yang menggolongkan gender mereka, seperti permainan sepak bola dimana anak laki-laki yang lazim dalam melakukan kegiatan tersebut dan bermain boneka dimana anak perempuan yang wajar dalam bermain kegiatan tersebut.

Tindakan diatas dapat sangat mempengaruhi stereotip yang dianggap wajar di masyarakat yang dilakukan sejak dini. Padahal tidak semua yang di kategorikan seperti diatas tidak berkecukupan untuk melakukan hal yang sama.

Cara meminimalisir Stereotip yang ada di Masyarakat yaitu dengan menghargai satu sama lain dan lebih objektif terhadap penilaiannya, tidak hanya melihat latar belakang suatu individu saja tapi juga melihat dari sisi lain individu tersebut.

Tidak semua individu terlahir sama dengan yang lainnya, semua individu terlahir dengan keunikan masing-masing, jadi tidak perlu memukul rata setiap individu berdasarkan satu aspek baik dari sukunya, kelompok, agama, dan gender-nya.

Menanamkan sikap toleransi juga dapat membantu terbentuknya sebuah keberagaman yang dialami sejak dini, toleransi dapat meminimalisir stereotip yang sudah terbnetuk sejak dini melalui berbagai macam bentuk lapisan masyarakat yang terus menerus diturunkan ke golongan selanjutnya.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun