Mohon tunggu...
Muhammad syarif
Muhammad syarif Mohon Tunggu... Mahasiswa - kata adalah senjata

banyak baca lalu tuangkan dengan menulis untuk menghasilkan sebuah karya.

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

Problem Covid-19 dan Cerita Si Pemuda

11 Maret 2021   08:56 Diperbarui: 11 Maret 2021   09:07 70
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Cerpen. Sumber ilustrasi: Unsplash

Pandemi COVID-19 dan krisis ekonomi yang terjadi diperkirakan akan mendorong jutaan orang ke dalam kemiskinan. Sementara itu, upaya peningkatan kesejahteraan manusia di seluruh dunia juga terhambat. Keadaan yang cukup buruk ini tidak ada apa-apanya dibandingkan dengan ancaman ekonomi dan sosial yang diakibatkan oleh krisis iklim dan perusakan alam. Sebenarnya, banyak cara yang lebih baik dan lebih aman. Jika negara-negara lebih bijak dalam mengembangkan rencana pemulihan ekonomi mereka, pandemi ini dapat diselesaikan tanpa perlu mengorbankan krisis iklim. Namun kebijakan / imbauan pemerintah justru membuat perekonomian semakin menurun, Dampak pandemi dan lockdown ekonomi, membuat masyarakat lebih krisis khusunya kaum tani dan buruh serta berdampak pula pada difabel. tak habis pikir bahwa elit penguasa mudahnya dalam mengontrol manusia layaknya barang yang di kemas rapih lalu di periksa tanpa berfikir panjang, karena di bayang bayangi rasa ketakutan atas angka kematian, yang serasa sangat mudah untuk di manipulasi. kita tak habis pikir dan mungkin tak mau memikirkan banyak yang ganjal dalam penempatan lokdown yang tak setara.

Apakah ini akan berakhir? oh tidak sebab kita akan di buat candu dengan layar yang dapat membuat kita terkungkung dalam ruang layaknya emas yang di simpan rapih yang memberikannya keuntungan dengan modal dengkulnya saja. krisis ini sudah mengakibatkan banyak kematian dan kehilangan mata pencaharian di seluruh dunia, dan mengingatkan kita betapa rentannya kondisi masyarakat dan ekonomi saat ini. Seperti perubahan iklim, pandemi kesehatan dapat menyerang siapa saja. Namun, kita tahu bahwa yang paling menderita adalah mereka yang kekurangan dan terpinggirkan.

Dampak COVID-19 bisa dirasakan di seluruh aspek kehidupan dan menunjukkan betapa pentingnya membangun ketahanan. Bukan hanya untuk menghadapi pandemi tetapi juga risiko sistemik lainnya seperti perubahan iklim dan kerusakan ekosistem. Sekaranglah saatnya untuk mencari pendekatan yang tepat untuk membantu kita 'membangun kembali dengan lebih baik' setelah pandemi usai, sekaligus menciptakan lapangan pekerjaan dan peluang pertumbuhan yang sangat dibutuhkan dalam jangka pendek sekaligus mengurangi risiko krisis lainnya di masa depan.

Namun Selama kurang lebih 1 tahun ada ada saja  problem di era pandemik ini dimana di semua tempat dijadikannya pandemi ini sebagai tempat untuk berpenghasilan / ajang bisnis. Semua daerah mempunyai suatu aturan untuk pembatasan "saya rasa juga adalah hal yang baik untuk di lakukan agar memutuskan rantai penyebaran covid 19 ini, namun setelah saya melintas dari kota satu ke kota lain dimana banyaknya aliansi dari berbagai profesi terkhusus nya aparat pengaman, ketika saya hendak menyebrang saya ditahan oleh seseorang yang memakai baju anti covid. Dia memeriksa semua suhu badan kami. Ketika kami di tanya, dari mana?

Kata supir pun kami dari kota sulbar majene. Terus itu kami ditanya lagi dengan suara yang agak keras serta kasar. Ia berkata kalian punya surat keterangan terapi tes.? Terus supir pun serta para penumpang dengan suara yang cemas mengatakan kami punya surat kesehatan namun kami tidak melakukan terapi tes. Petugas pun sontak mengeluarkan suara dengan nada yang agak kasar kepada supir" Kamu berani sekali mengambil penumpang dari majene..! Kata supir pun kami hanya melintas untuk ke daerah tolitoli dengan membawa surat kesehatan dari puskesmas itu. Dan sebelum nya saya telah lewat 2 kali dengan surat keterangan sehat yang sama dan saat itu di loloskan ." Namun para petugas di suruh putar kembali untuk balik tanpa menerima keterangan kami, tak selang beberapa lama kami di panggil Dan ditanya kalau kalian adalah KTP palu kalian bisa turun d sini. Sontak saya bertanya ke petugas , ada apa ini pak kok orang yang daerah palu di suruh lewat saja. Dan kami sebagai seorang yang hanya menyeberangi kota palu ini di suruh kembali, padahal kami hanya melintas, dan tidak menetap di palu? Lagi lagi petugas pun tidak menerima dan kami pun di suruh balik. Dan kami sembari menunggu teman yang lain dengan mobil yang berbeda serta surat edaran yang sama kami pun heran salah kami apa ya mengapa mereka di loloskan sedang kami di persulit. Bingung kan ?

Dan akhirnya kami menunggu semoga ada pertolongan agar kami bisa lewat di perbatasan itu . Kami pun berada di sana hampir lima jam dan pada akhirnya ada sekelompok pemuda yang mengatakan. Kalau mau lolos mari saya bantu tapi saya yang bawa mobilnya dan tidak lewat di jalan poros ini namun lewat di sebrang gunung sana, saya pun dan kawan-kawan berpikir" Aa tidak usahlah karena jangan sampai kita di tipu. Namun mereka terus memaksa kami untuk bisa menerima bantuan dari mereka karena alasan mereka, mereka kasihan kepada kami. Dan kami pun menghilangkan pikiran pikiran yang tida tida. Kami pun beranjak ke lorong sebelah dan lewat gunung yang jalannya begitu banyaknya krikil. Dan alhamdulillah pikiran negatif kami ternyata sangat salah besar ternyata mereka sangat baik dan menghantarkan kita sampai bisa menyebrang dari pos pengawasan tadi

Namun ada ada saja hal yang menarik, dimana ketika pemuda itu mengantarkan saya melintas memasuki daerah kota palu di situ saya berbincang bincang dengannya. Serta bercanda tawa. Dan akhirnya saya menanyakan "bang disini kerja apa?. Dia. Menjawab " Saya jual obat obat terlarang. Atau biasa di sebut (bandar narkoba). Saya pun kembali menanyakan. Hmm sudah lama bang kerja sebagai bandar narkoba? Katanya. saya kerja begini dari sejak 2015. Dan akhirnya  dia menceritakan semuanya tentang semua uang hasil penjualannya itu ia belikan motor dan rumah bahkan uang lamarannya pun hasil dari penjualannya sebagai bandar narkoba.

Saya pun bertanya lagi, "abang ini selain menjual, pemakai juga.? Terus katanya. " Saya memakai bahkan sudah menjadi kebutuhan saya, sebab setelah makan saya langsung memakainya, terus akhirnya,saya berkata "bang inikan perbuatan yang hukumannya itukan sampai sampai bisa menjerat hukuman seumur hidup, apalagi abang ini pemakai juga. Resikonya sangat besar untuk kerja yang kaya gini kalau sampai ketahuan oleh si penguasa . Katanya Pun membuat saya tahu bahwa perbuatan si penguasa di negri kita bukannya sebagai pengaman malah serasa layak dia yang ingin di amankan. Kenapa? Karena pemuda ini berkata saya sebenarnya kerjasama dengan si penguasa dimana saya setiap bulannya menyetor uang senilai Rp 1jt agar penjualan yang saya kerjakan aman, Namun masuk di tahun 2018 saya mengahiri semua dengan  penuh penyesalan sebab uang ini tidak akan bisa bertahan dan tidak mempunyai berkah. Di situ saya sedikit berfikir bahwa mungkin ya dimana semua kejahatan bisa ia lakukan dimana dan kejahatan apa saja. Saya pun tiba dan tidak sempat berkenalan rauk wajahnya pun sulit untuk di ingat. karena terburu buru turun dari motor. 

Pada saat kami lolos dari penjagaan itu, kami lalu bertanya kepada supir yang di loloskan tadi kok bisa kamu di loloskan padahal penumpang kamu pun hanya membawa surat kesehatan saja bukan rapit tes ? ia pun menjawab dengan keadaan tertawa dan juga agak kesal, karena salah satu dari pihak penjaga perbatasan itu, itu kemudian  meminta seluruh penumpang untuk membayar 50.000 jika ingin lolos. pikirku apakah dengan membayar itu bisa memutuskan penyebaran covid? apa bedanya membayar dan tidak

mungkin begitulah segala bentuk perbuatan pasti ada suatu kepentingannya. hal baik ketika kepentingan bersama. namun bila hanya sebatas kepentingan perut buncitnya.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun