Mohon tunggu...
Muhammad Rafif
Muhammad Rafif Mohon Tunggu... Novelis - Mahasiswa

Selama belum masuk ke liang lahat, selama itu pula kewajiban menulis harus ditunaikan

Selanjutnya

Tutup

Ramadan Pilihan

Beberapa Hari Menjelang Ramadhan Pergi

18 April 2023   14:03 Diperbarui: 18 April 2023   14:05 1178
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sumber Gambar: liputan6.com

Muwadda' muwadda' yaa Ramadhan, fi wadaagtillah yaa Ramadhan -- Selamat tinggal wahai Ramadhan, Aku titipkan engkau wahai Ramadhan kepada Allah

Ramadhan mulai berkemas, tinggal beberapa hari lagi Ramadhan akan pergi dari kita. Patut kita bertanya pada diri kita sendiri, masih semangatkah kita dalam menjalankan puasa di bulan Ramadhan. Masih semangatkah kita menjalani shalat tarawih? masih semangatkah kita membaca Al Qur'an? atau kita sudah loyo dan tidak lagi menjalani ibadah-ibadah sunah di bulan ramadhan. Atau bahkan sebagian dari kita mungkin sudah bolong berpuasa dengan sengaja. Biasanya, dengan ajakan teman-teman, tanpa ada uzur dan halangan, kita rela menodai ramadhan kita dengan berbukanya kita secara diam-diam di siang hari. Kita rela meninggalkan puasa yang pada dasarnya sesuatu yang berharga. Kalau saja harta yang kita punya kita jaga, maka begitupun juga seharusnya dengan puasa di bulan ramadhan ini.

Kita semua tau bahwa bulan Ramadhan ini hanya sebentar. Hanya 29 atau 30 hari. Hanya sebulan. Tetapi banyak dari kita yang belum memaksimalkan hubungan kita dengan Allah. Banyak dari kita yang masih belum mendekatkan dirinya kepada Allah. Padahal, ramadhan inilah yang harusnya kita jadikan momentum untuk menjadi lebih baik lagi, bukan menjadi lebih buruk. Belum tentu ketika Ramadhan datang kembali tahun kedepan, kita masih ada di dunia ini. Rasulullah SAW pernah bersabda: Seandainya saja umatku mengetahui atas anugerah Allah yang tercurah di bulan ramadhan, mereka akan berharap sepanjang tahun bulan ramadhan semuanya.

Pada dasarnya, kita tak bisa mengulangi waktu yang sudah terjadi. Sungguh cepat rasanya, tau-tau kita sudah berada di penghujung bulan ramadhan. Tentu, disisa hari-hari yang masih ada ini, yang sudah masuk di sepuluh malam terakhir bulan ramadhan; kalau bisa jangan tinggalkan sholat tarawih kita, teruskan dan tingkatkan lagi bacaan Al Qur'an kita, perbanyak lagi sedekah kita. Jangan sampai kita menyesal di kemudian hari nanti.

Kita pun sama-sama menyadari, ketika kita berada di akhir bulan ramadhan, kita berubah menjadi malas beribadah. Malah, kita lebih bersemangat untuk mendatangi pasar atau mall untuk menyiapkan opor ayam atau pakaian baru untuk menyambut lebaran nanti. Akan tetapi, tidakkah kita malu kepada Nabi Muhammad SAW yang mana ia malah mengencangkan ikat sarungnya. Dalam artian, ketika memasuki sepuluh malam terakhir, Nabi SAW lebih giat lagi dalam beribadah kepada Allah SWT. Bahkan, beliau membangunkan dan menyemangati keluarganya untuk lebih bersemangat lagi menjalin hubungan dengan Allah SWT.

Disisa hari-hari terakhir di bulan Ramadhan, sudah seharusnya kita mencari malam lailatul qodar, terutama di malam-malam ganjil pada sepuluh malam terakhir. Sebagaimana yang sudah kita tau, malam lailatul qodar itu lebih baik daripada seribu bulan. Ketika kita bersujud kepada Allah SWT di malam tersebut, artinya kita bersujud selama 1000 bulan, ketika kita membaca Al-Qur'an, bersedekah, serta melakukan kebaikan-kebaikan lainnya di malam tersebut, artinya kita melakukan kebaikan tersebut selama 1000 bulan. Sungguh, ketika bisa memanfaatkan dan memuliakan malam-malam terakhir ini, kita berada dalam kapal keberuntungan.

Disisa hari-hari terakhir di bulan Ramadhan, sudah seharusnya kita hiasi malam-malam terakhir kita di bulan ramadhan dengan tangisan di malam hari. Bukan menangis sebab urusan dunia, tetapi menangislah agar Allah mengampuni kita.  Apabila kita guyur malam-malam terakhir ramadhan kita dengan tangisan kepada Allah, maka Allah akan mengguyur kuburan kita dengan rahmat dan pengampunan-Nya. Sudah tentu, orang yang berlebaran nanti bukannya mereka yang dapat membeli pakaian baru; akan tetapi yang pantas berlebaran ialah seseorang yang sudah diampuni semua dosa-dosanya oleh Allah SWT

Tentu, sedikit lagi dan tinggal beberapa hari lagi Ramadhan akan pergi dari kita. Ramadhan akan pergi dari kita selama 11 bulan kedepan. Kita tentu berharap agar kiranya kita masih bertemu dengan Ramadhan di tahun depan.  Akan tetapi yang patut kita tanyakan pada diri kita sekarang ialah ketika Ramadhan sudah pergi nanti, apakah kita masih bersemangat dalam menjalankan ibadah kepada Allah? Apakah kita masih menyempatkan diri kita untuk membaca Al Qur'an sebagaimana di bulan Ramadhan? Ataukah Al qur'an kita dibiarkan dan diletakkan begitu saja di tempatnya, hingga Al Qur'an tersebut penuh debu. Tentu, bukan seperti itu yang diharapkan oleh Nabi Muhammad SAW.

Oleh karena itu, jadikan Ramadhan kali ini sebagai titik start untuk kita melakukan hal-hal kebaikan dan meninggalkan segala keburukan. Bukan berarti Ramadhan sudah pergi dari hadapan kita, finish juga ibadah kita. Tidak seperti itu, kawan. Finish nya kita itu nanti, ketika kita sudah dipanggil oleh Allah untuk menghadap-Nya. So, lanjutkan terus kebaikan yang sudah kita coba istiqomahkan di bulan Ramadhan. 

Mohon tunggu...

Lihat Konten Ramadan Selengkapnya
Lihat Ramadan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun