Mohon tunggu...
Muhammad Rafif
Muhammad Rafif Mohon Tunggu... Novelis - Mahasiswa

Selama belum masuk ke liang lahat, selama itu pula kewajiban menulis harus ditunaikan

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Tetangga: Sosok Penting dalam Kehidupan Sosial Kita

15 Februari 2023   19:24 Diperbarui: 15 Februari 2023   19:25 583
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Keluarga Pak Roni adalah keluarga yang cukup dikenal akan keramahannya. Di lingkungan tempat ia tinggal, Pak Roni merupakan sosok yang sangat kharismatik dan suka saling membantu. Tetangga yang sampingan rumah dengannya saja, sangat senang sekali mempunyai tetangga seperti Pak Roni dan Keluarga. Pernah satu ketika, di waktu sore, tetangganya yang bernama bu Cintya dan anaknya, ingin keluar rumah untuk sekedar pergi ke warung. Kebetulan, pada saat itu, pintu rumahnya memang sedang terkunci. Namun, tiba-tiba saja, ketika pintu rumahnya ingin dibuka oleh bu Cintya, tanpa diduga kunci pintu rumah itu mendadak menjadi macet tak mau terbuka. Melihat hal itu terjadi, sontak bu Cintya menjadi kaget dan tidak tau apa yang ia harus lakukan. Pada saat kejadian tersebut, suaminya pun juga belum pulang dari kantor. Pada awalnya, ia masih setengah panik, tetapi ketika beberapa menit kemudian, anaknya yang masih berusia 4 tahun menangis sejadi-jadinya karena ingin cepat keluar untuk jajan. 

Tentu, keadaan seperti itu membuat bu Cintya semakin panik dan secara spontan berteriak meminta tolong dari balik pintu. Mendengar tetangganya meminta tolong, Pak Roni yang pada saat itu sudah rapih ingin berangkat kerja dan sudah memanaskan motornya; ia langsung bergegas menolong Bu cintya dan anaknya. Tanpa pikir panjang-sebab tak ada cara lain yang bisa dilakukan dengan cepat, pak Roni langsung menghantam gagang pintu itu dengan batu dan pintu rumah bu Cintya akhirnya berhasil terbuka. 

Dalam kehidupan sosial, kehadiran tetangga di hidup kita tentulah sangat berarti. Tanpa adanya tetangga, bisa dipastikan, hidup kita tak se-seru ketika ada tetangga. Mungkin, ada sebagian kecil dari kita yang memilih hidup jauh dari tetangga-dalam artian antara rumahnya dengan rumah lainnya berkisar jarak yang lumayan jauh. Saya pernah menemukan kejadian tersebut saat membacanya di media sosial. Bisa dibilang, rumahnya ini berada di tengah kebun, sehingga tak ada rumah di samping rumahnya. Tentu ada alasan mendasar, mengapa ia memilih hidup tanpa tetangga; mungkin saja salah satu alasannya ialah karena ia ingin hidup bebas dan bisa berbuat sesuka hatinya tanpa takut menganggu tetangganya. Dan biarlah itu menjadi pilihannya.

Sebagaimana hal nya rumah yang saling berdampingan dengan rumah lainnya tanpa adanya saling senggol; idealnya, begitu juga kita bertetangga dengan orang lain. Berbicara mengenai tetangga, tentu ada definisi yang harus kita ketahui terlebih dahulu, "apa sih tetangga itu?". Ketika kita Merujuk pada sebuah hadits Rasulullah SAW, yang dimaksud tetangga dalam artian luasnya itu ialah, bersebalahan 40 rumah di sebalah kanan rumah kita; bersebalahan 40 rumah di sebalah kiri rumah kita; bersebalahan 40 rumah dari arah depan rumah kita; dan bersebelahan 40 rumah dari arah belakang rumah kita. Dalam definisi sempitnya, yang mungkin sering kita sebut dengan 'tetangga dekat', tetangga itu ialah yang rumahnya berada satu rumah dengan kita dari segala penjuru.

Pada umumnya, kita pasti hidup bertetangga. Kita pasti hidup bersebelahan rumah dengan orang lain. Tentu, menjaga kerukunan dan keharmonisan antara kita dan tetangga merupakan suatu keharusan. Saling berbuat baik dan saling memuliakan di antara kita dan tetangga merupakan suatu anjuran, yang bahkan agama pun juga menyuruhnya. Dalam perspektif Islam, ada salah satu hadits Nabi Muhammad SAW yang mungkin sering kita dengar tentang memuliakan tetangga. Nabi SAW bersabda: Man kaana yu'minu billahi wal yaumil akhir falyukrim jaroohu -- Barangsiapa yang beriman kepada Allah dan hari akhir, hendaklah ia memuliakan tetangganya.

Dari hadits diatas, kita bisa menyadari, betapa besarnya kedudukan bertetangga dalam Islam, sehingga Nabi SAW pun sampai memperingati kita seperti itu. Namun, Ketika kita menelisik dalam kehidupan hari ini, masih banyak diantara kita yang masih belum bisa memuliakan tetangga. Masih banyak kita lihat, seseorang yang membiarkan tetangganya hidup kelaparan.

Sebagaimana ada hak anak dan ada hak orang tua, tetangga pun juga tentu memiliki hak nya tersendiri. Ketika lingkungan kita ingin harmonis dan rukun, masing-masing dari kita tentu harus saling memberikan hak terhadap tetangga kita. Contoh kecilnya, kita bisa lihat dari ilustrasi pada awal tulisan ini, dimana Pak Roni mau memberikan pertolongan terhadap bu Cintya yang terjebak di dalam rumahnya yang terkunci. Hal inilah yang seharusnya kita biasakan agar kita bisa menjalankan kewajiban kita kepada tetangga. Akan tetapi, kita sadari atau tidak, masih banyak dari kita yang mempunyai pola pikir, kita tidak memenuhi hak mereka, sebab mereka sendiri tidak memenuhi hak kita. Akhirnya, di antara kita dan mereka menjadi sosok yang memang saling acuh tak acuh

Menjadi tetangga yang super baik adalah ketika kita bisa memenuhi hak-hak mereka, walaupun ia sendiri sebagai tetangga kita, tidak pernah memenuhi hak kita sebagai tetangganya.  Mungkin, tidak banyak seseorang yang masuk kategori 'super baik' itu.  Namun, ketika kita menjadi seseorang yang tetap menjenguk tetagga kita di kala ia sakit, walaupun dalam aktivitas sehari-hari, dia bersikap tidak ramah kepada kita, pada dasarnya kita memang seseorang yang mulia dan berkualitas. Kita tak perlu memusingkan, ketika perbuatan baik kita tidak dibales demikian juga olehnya; yang terpenting kita sudah bisa mengimplementasikan bahwa kita benar-benar sudah menjadi manusia yang berbudi luhur terhadap tetangga kita

Dalam kehidupan bertetangga, kita pastinya tau, ada tetangga yang memang ramah dan suka saling berbagi kepada kita; ada juga tetangga yang suka mengganggu dan selalu berbuat onar secara terus-menerus. Ketika kita mendapati tetangga pada model pertama, kita pastinya bersyukur dan gembira. Namun, ketika kita mendapati tetangga model kedua, sikap yang sebaiknya kita pasang adalah kita hadapi dengan sabar, walaupun kita sering risih dan tidak nyaman oleh perbuatan mereka yang suka menganggu.

Sebagai manusia yang hidup bersama orang lain, kita dilarang untuk berbuat usil dan menganggu tetangga kita dalam bentuk apapun. Mau itu memutar musik secara kencang di saat tetangga kita sedang tidur atau suara knalpot yang sering kali membuat kita tutup kuping, tentu itu tidak dibenarkan. Selain itu, dalam bentuk lain, kita dilarang untuk membakar sampah yang asapnya mengarah ke rumah tetangga kita. Ketika kita melihat gambaran tersebut dalam keseharian, masih banyak kita lihat seseorang yang tidak ada adabnya dalam bertetangga. Seakan mereka hidup di suatu Kawasan, yang hanya ada rumah dia saja.

Dari bertetangga saja kita sudah melihat, mana seseorang yang benar-benar berkualitas akhlaknya; dan mana yang akhlaknya nol. Ketika seseorang itu benar-benar berakhlak, pasti secara otomatis ia tidak akan menganggu, malah ia selalu berbuat baik terhadap tetangganya. Tak terkecuali, kendati tetangganya berbeda agama dengannya. Ini yang harus dipahami. Terkadang, banyak dari kita yang tidak pernah akrab kepada tetangga kita yang berbeda agama. Padahal, dalam Islam sendiri tidak ada larangan mengenai hubungan bertetangga yang beda agama dengan kita, selama tak menyangkut urusan aqidah. Bahkan, Rasulullah SAW pun dalam satu kisah, pernah menjenguk anak dari tetangganya yang sedang sakit, dan tetangganya ini non muslim.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun