Mohon tunggu...
Muhammad Rafif
Muhammad Rafif Mohon Tunggu... Novelis - Mahasiswa

Selama belum masuk ke liang lahat, selama itu pula kewajiban menulis harus ditunaikan

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Artikel Utama

Merefleksikan Bencana: Suatu Hal yang Pasti Terjadi

28 November 2022   20:29 Diperbarui: 30 November 2022   12:31 578
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Kerusakan akibat gempa di Kampung Cibeureum Kaler, Desa Cibeureum, Kecamatan Cugenang, Kabupaten Cianjur, Jawa Barat, Selasa (22/11/2022). Sedikitnya 162 orang meninggal dunia, 326 warga luka-luka, dan 13.784 orang mengungsi akibat gempa bermagnitudo 5,6 di Cianjur.(Foto: KOMPAS.com/KRISTIANTO PURNOMO)

Terkadang ada yang bertanya begini, "kalau dunia ini diciptakan oleh Tuhan, mengapa dia tidak menciptakan dengan sempurna, sehingga tak perlu ada kerusakan di muka bumi ini". 

Meminjam perspektif Gottfried Leibniz --seorang filsuf-- bahwa alasan mengapa Tuhan tidak menciptakan dunia dengan sempurna, sebab hanya Dia-lah yang sempurna. 

Cobalah tengok diri kita, apakah kita diciptakan dengan sempurna?  Tidak, kan. Walaupun dunia diciptakan dengan tidak sempurna.

Tapi Tuhan menciptakan alam semesta ini; dunia ini, dengan skala yang terbaik. Hanya saja kita lupa, terkadang bencana itu hadir, kitalah penyebabnya. 

Manusialah yang merusak alam ini duluan. Sebagaimana Allah berfirman dalam surat Ar-rum ayat 41 yang berbunyi, Zaharal fasadu fil-barri wal-bahri bima kasabat aidinnas -- telah tampak kerusakan di darat dan di laut disebabkan perbuatan tangan manusia.

Pada zaman modern ini, manusia menganggap dirinya sebagai satu-satunya makhluk yang 'berkesadaran' di semesta ini. 

Ia menganggap dirinya sebagai subjek. Sementara yang lainnya seperti binatang, tumbuhan, bahkan alam semesta termasuk bumi yang dipijakkan oleh manusia seolah hanya hadir untuk melengkapi kehidupan manusia; seolah hanya menjadi objek. 

Namun anehnya, ketika terjadinya bencana di muka bumi ini, mereka menyalahkan alam; mereka menyalahkan Tuhan. Padahal, manusia sendirilah biang keroknya. 

Walaupun tidak semua bencana yang terjadi akibat ulah manusia, namun pada masa modern ini, bencana lahir dan hadir ketika manusia merusak alamnya, mengeksploitasi hutannya, sehingga terjadilah bencana seperti banjir dan tanah longsor.

Tulisan diatas bukanlah ditujukan untuk mereka yang sedang ditimpa bencana pada saat ini, akan tetapi tulisan ini sebagai bentuk kontemplasi untuk diri kita masing-masing agar lebih peka terhadap lingkungan kita. 

Datangnya bencana alam pada saat ini menjadi peringatan Tuhan kepada seluruh hambanya agar bisa meningkatkan kualitas diri menjadi lebih baik lagi.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun