Mohon tunggu...
Muhammad Nashruloh
Muhammad Nashruloh Mohon Tunggu... Lainnya - aku tidak memiliki cukup banyak pengalaman yang menyenangkan. jalan cerita hidupku dan dunia ini tidak sesuai keinginanku. aku sedang menunggu teknologi yang bisa membuatku immortal.

Pernah belajar filsafat di Fakultas Filsafat UGM

Selanjutnya

Tutup

Film

The Sacrifice (1986): Teater dalam Film

25 Juli 2021   17:27 Diperbarui: 25 Juli 2021   17:31 1158
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Pengorbanan. Mengapa melakukan pengorbanan? Apa tujuannya? Lalu apa yang dikorbankan? Barang kali itulah sekelumit pertanyaan yang muncul saat membaca judul film ini. The Sacrifice (1986) adalah garapan terakhir sutradara kelahiran Rusia bernama Andrei Tarkovsky yang meninggal ditahun 1986 sesaat pasca rilisnya film ini.

Jujur. Aku sendiri tidak memahami secara utuh maksud dari film The Sacrifice. Andrei tarkovsky selaku sutradara dan script writer tidak menggunakan bahasa yang sederhana baik verbal ataupun simboliknya.

Banyak dialog-dialog filosofis cenderung absurd yang digunakan untuk merespon peristiwa dalam film. Sejauh penangkapanku, singkatnya, ada pengumuman melalui siaran radio bahwa akan terjadi perang dunia ketiga. Kebetulan, Alexander tokoh utama dalam film ini sedang merayakan ulang tahunnya bersama sahabat dan keluarganya dirumah. Berita itu ia respon dengan kebingungan.

Alexander takut kehilangan orang-orang yang dicintainya jika perang sampai terjadi. Alexander yang sebelumnya mengatakan bahwa dirinya tidak memiliki hubungan dengan Tuhan akhirnya terpaksa berdoa kepada-Nya. Ia berdoa agar perang tidak terjadi, dan supaya terkabul, beberapa pengorbanan dijanjikan.

Tapi, sepertinya Tuhan tidak mempedulikan doa Alexander karena berita datangnya perang terus bermunculan. Seorang teman Alexander bernama Otto memberikan solusi alternatif yang mistis untuk menghentikan kemungkinan perang.

Alexander disuruh oleh Otto meminta bantuan salah satu pembantunya bernama Maria yang menurut Otto adalah seorang "penyihir". Alexander mendatangi Maria menyampaikan bahwa dirinya sedang cemas blablablabla dan mereka bercinta. Sejauh penangkapanku Maria mengatakan kepada Alexander bahwa masalahnya terletak dirumah Alexander. Cerita berakhir dengan dibakarnya rumah Alxender oleh Alexander sendiri. Sebenarnya masih banyak yang bisa dibahas dari The Sacrifice misalnya kompleksitas dan problem personal tiap karakter dalam film.

Apa yang menarik dari The Sacrifice? Sekarang coba bayangkan satu naskah yang sama persis kita tonton didua medium yang berbeda yaitu layar lebar dan panggung teater. Apakah akan sama impresi dan sensasi yang kita dapatkan ketika menontonnya dilayar lebar dengan teater? Bagiku tidak mungkin sama.

Dua medium itu memiliki kompleksitas, kelebihan dan limitasinya sendiri-sendiri baik dari segi produksi, artistik, keaktoran, penyutradaraan, setting ruang dan lain sebagainya. Tapi, Andrei Tarkovsky membuatnya mungkin, setidaknya untukku, mendapatkan sensasi menonton teater didalam sebuah film. The Sacrifice dibeberapa adegan terutama saat berada diruang tamu itu sangat teatrikal, tentu ini tetaplah sebuah film jadi jangan bayangkan misalnya aktor-aktornya akan teriak-teriak seperti dipanggung teater.

Tapi mengapa sensasi menonton teater aku dapatkan dari adegan itu? Karena setting ruang, letak "perabotan" artistik semacam kursi, misalnya itu khas teater. sebelumnya aku tidak menyadarinya, tapi setelah aktor berada di ruang itu melakukan dialog, blocking dan movements itulah saat dimana sensasi itu aku dapatkan. 

Ketika ada satu aktor melakukan adegan atau dialog tertentu aktor lain semuanya merespon meski hanya dengan gestur-gestur kecil tapi sangat fantastis.

Salut untuk Andrei Tarkovsky dan semua aktor difilm ini. Andrei Tarkovsky sepertinya sangat menyadari mana adegan yang dapat dimasukkan kekhasan "teater" dan mana yang film seperti biasanya.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Film Selengkapnya
Lihat Film Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun