Lahir di Jember pada 20 September 1999, Megawati sejak usia muda telah menunjukkan bakat besar dalam dunia bola voli. Ia tumbuh dan berkembang dalam iklim olahraga nasional yang penuh tantangan, terutama bagi atlet perempuan. Namun semangat dan ketekunan membawanya melesat melampaui batas-batas domestik. Setelah meniti karier di berbagai klub nasional, Megawati mencetak sejarah sebagai pemain Indonesia pertama yang berlaga di Liga Voli Korea Selatan---V-League---bersama tim Daejeon JungKwanJang Red Sparks (FIVB, 2023). Di negeri asing itu, Megawati tak hanya menjadi pemain asing pertama dari Asia Tenggara, tapi juga menjelma menjadi idola baru berkat kekuatan smes dan determinasi di lapangan. Media Korea bahkan menjulukinya "Megatron"---sebuah metafora untuk kekuatannya yang tak biasa (KBS Sports, 2023).
Kisah Megawati adalah kisah tentang seorang perempuan Indonesia yang tidak hanya bermain dalam lapangan voli, tapi juga bermain dalam arena perjuangan identitas dan eksistensi. Ia tidak datang dari pusat kekuasaan atau elite kota besar, namun mampu menembus batas geografis, budaya, dan bahasa. Dalam setiap langkahnya, kita melihat refleksi perjuangan Kartini yang dahulu menulis surat-surat kepada sahabatnya di Belanda, mengutarakan harapan tentang perempuan Jawa yang kelak bisa berdiri sejajar dan bebas menentukan pilihan hidupnya (Kompas, 2024).
Generasi muda Indonesia saat ini, yang hidup dalam dunia serba digital dan cepat, kadang merasa bahwa perjuangan masa lalu seperti milik Kartini sudah selesai. Namun Megawati menunjukkan bahwa bentuk perjuangan perempuan telah bergeser: dari ruang kelas ke arena olahraga, dari pena ke raket, dari surat ke aksi nyata di atas lapangan internasional. Ia hadir bukan hanya untuk menginspirasi, tapi juga untuk mengingatkan bahwa menjadi perempuan Indonesia hari ini masih membutuhkan keberanian untuk berbeda, konsistensi dalam kerja keras, dan keyakinan dalam mimpi.
Bagi generasi sekarang yang sering menghadapi tekanan sosial, ketidaksetaraan dalam karier, hingga standar kecantikan yang sempit di media sosial, Megawati hadir sebagai narasi tandingan. Ia tidak tampil dalam gemerlap selebritas, tapi lewat keringat latihan, keberanian tampil beda, dan dedikasi pada tim. Ia menjadi teladan bahwa keberhasilan perempuan tidak selalu harus lewat panggung populer, tapi bisa hadir lewat prestasi yang otentik dan berdampak.
Di tengah euforia Hari Kartini yang kerap diperingati dengan kebaya dan upacara seremonial, kisah Megawati menyuntikkan makna baru: bahwa Kartini masa kini tidak selalu duduk di meja diskusi atau ruang akademik, tapi bisa melompat tinggi dan memukul bola keras hingga ke negeri seberang. Dan dari sana, semangat Kartini terus menyala---tidak hanya dalam buku sejarah, tetapi dalam denyut nadi perempuan-perempuan muda yang siap menaklukkan dunia.
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI