Mohon tunggu...
Muhammad Ridhotullah
Muhammad Ridhotullah Mohon Tunggu... Lainnya - Pelajar

Belajar dari jejak!

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Konsep Kepemimpinan Khalifah

22 Oktober 2021   04:01 Diperbarui: 22 Oktober 2021   04:12 479
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS

Kesalahan dalam memahami konsep kepemimpinan khalifah

Kondisi saat ini Masih banyak dari kalangan masyarakat kurang memahami tentang apa khilafah itu, Disini penulis ingin membuat suatu tulisan mengenai konsep kepemimpinan khilafah. sehingga bisa mempermudah pembaca untuk memahami tentang kepemimpinan khilafah.dan apa khilafah itu sendiri.

Sebagimana yang pernah terjadi diindonesia yang Penghapusan kata khilafah yang sempat memanas perihal kata "Khilafah" Padahal kata khilafah itu sendiri dari Bahasa arab yang mengaju kepada pemimpin tetapi kebanyakan dari masyarakat Indonesia khilafah itu sering dianggap Sebagai radikal.Maka dari itu saya ingin menjelaskan tentang apa khilafah itu sendiri.

Oleh sebab itu saya sebagi penulis ingin menjelaskan konsep kepemimpinan khalifah itu,sehingga masyarakat yang membacanya mudah untuk memahami atau mengerti akan kata khilafah. sehingga tidak menggangap khilafah adalah sesuatu yang radikal atau ekstrim.

Selayang Pandang Khilafah

Pada Hakikatnya Manusia Diciptakan Allah swt, selain untuk beribadah yakni sebagai khalifah dimuka bumi untuk memimpin dan menjaga atau melindungi bumi,Sebagai mana dalam firman allah swt, : dalam QS al-baqarah:30: "Ingatlah ketika Tuhanmu berfirman kepada Para Malaikat "Sesungguhnya aku hendak menjadikan seorang khalifah di muka bumi." Nabi Adam dan keturunannya telah Allah pilih sebagai pengelola bumi. Penggunaan istilah khalifah di sini berlaku untuk setiap anak cucu Adam.

Dalam ajaran sejarah Islam, kata khalifah berasal dari bahasa arab yang berarti wakil, pengganti dan penguasa. Ibn Mandhur pernah mengatakan dan ia mengutip dari beberapa ulama bahwah khalifah yaitu pemerintahan atau kekuasaan yang agung. Dalam buku Islam dan kekuasaan juga disebutkan bahwa di dalam Al-Qur'an kata khalifah dalam surat Al'A'raf disebut ada sebanyak tujuh kali yang memiliki arti belakang, terkait dengan bisikan syetan kepada manusia. sedangkan kata khalifah dalam Q,s taha : 69 diartikan dengan pengganti, yakni generasi pengganti sesudahnya.dengan artian khalifah ia pengganti nabi.

Namun jika kita melihat secara konteks, khalifah yang dimaksudkan dalam Surat Al-Baqarah ayat 30 adalah wakil Allah di bumi. Tentu saja hal ini memiliki makna yang berbeda, terlebih jika khalifah dimaknai sebagai pengganti Allah. Manusia sebagai Wakil Allah dapat dipahami sebagai salah satu perangkat atau penjaga untuk pengelolaan bumi. Hal ini berarti, Allah memberikan kepercayaan kepada manusia untuk menggunakan potensinya dalam menjaga dan memelihara bumi ini. 

Tetapi kita bisa melihat pada perkembangan zaman sekarang bahwa manusia yang seharusnya menjaga bumi tetapi manusia itu sendiri yang merusaknya bisa dilihat dengan penebangan pohon, pembuangan sampah sembarangan dan masih banyak lagi.sehingga para masyarakat atau pemimpin (manusia) tidak menjalankan atau mengerti dari khalifah itu sendiri dan tujuan diciptakannya dibumi selain beribadah kepada tuhan yaitu menjaga dan melindungi bumi.

Tinjauan khalifah atau pemimpin saat ini

Kita bisa melihat pemimpin saat ini atau bisa disebut dengan khalifah, pemimpin saat ini saya rasa sudah tak searah dengan makna atau tujuan konsep khalifah itu sendiri untuk menjaga dan melindungi bumi,sebagi contoh pemimpin dinegara ibu pertiwi,

Di Indonesia pemimpin bisa menjadi seorang pemimpin karna adanya system demokrasi, yaitu dipilih melalu votingan atau suara dari masyarakat dinegara tersebut.

Sudah terlihat jelas berbeda dengan konteks khalifah itu sendiri akan tetapi tujuan dari khalifah itu sendiri adalah untuk menjaga dan melindungi bumi, dan pemimpin yang telah dikatakan diatas adalah utusan allah atau ada campur tanga nallah didalamnya sehingga pemimpin saat ini bisa menjadi seorang pemimpin atau khalifah disuatu negara.

Tetapi perlu digaris bawahi bahwasahnya bukan hanya seorang pemimpin yang wajib menjaga dan melindungi bumi, akan tetapi seluruh manusia yang hidup dibumi adalah seorang pemimpin bagi dirinya untuk menjaga atau melindungi bumi itu, akan tetapi yang lebih berwewenang dalam hal itu adalah seorang kepala negara.

Kesimpulan

Khilafah dalam perbedaan kaitan sebagai pemimpin dalam mengatur negara dan dalam urusan agama. ibnu Kaldhun di dalam bukunya, menjelaskan tidak adanya perbedaan antara makna khilafah dan immamah sebagai pemimpin negara sekaligus pemimpin Islam. Artinya, khilafah maupun immamah harus dipegang umat Islam sebagai kniscayaan, sebagai penggnti Nabi dalam mengurus umat sebagai imam (pemimpin) bagi umat Islam setelah Nabi.

Konsep khilafah sesungguhnya telah dijelaskan dalam surat Al-Baqarah ayat 30.yang menyatakan, manusia secara umum itulah yang dipercaya Allah untuk menjelaskan amanah penjagaan bumi. Namun demikian, pendekatan pemahaman khilafah dalam politik kenegaraan bukan berarti penyempitan makna, melainkan lebih merupakan salah satu metodologi operasional terhadap tugas dalam mengembangkan amanah itu.

Kita bisa melihat bersama setelah membaca tulisan diatas bahwah khalifah dan imamah itu adalah orang-orang yang diperintahkan oleh allah swt untuk menjaga dan melindungi bumi,selain dalam urusan agama khalifah dan imamah juga mengurusi tentang kepemimpinan negara.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun