Mohon tunggu...
Syukron Albusta
Syukron Albusta Mohon Tunggu... Wiraswasta - www.dokterspiritual.blogspot.com

Orang boleh pandai setinggi langit, tapi selama ia tidak menulis, ia akan hilang di dalam masyarakat dan dari sejarah. Menulis adalah bekerja untuk keabadian. _Pramoedya Ananta Toer_

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Di Antara Dua Bayangan

12 Maret 2021   09:02 Diperbarui: 12 Maret 2021   09:09 80
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sosbud. Sumber ilustrasi: KOMPAS.com/Pesona Indonesia

Pernah kita melihat bayangan ? Ya. Ketika cahaya menyinari sebuah objek dari dua penjuru menimbulkan efek dua bayangan, mana yang asli? Pernyataan ini tidak ubahnya keadaan hidup seseorang yang memiliki dua bayangan. Bayangan pertama tidak sama dengan yang kedua. Mereka hidup diantara dua bayangan. 

Maksudnya begini, kehidupan manusia berkaitan dengan ketika berada drumah dan diluar rumah tidak sama. Mereka yang seolah-olah memiliki kekayaan ketika diluar rumah padahal kenyataannya tidaklah begitu. Kita sering tertipu dengan penampilan yang bukanlah kehidupan yang sebenarnya.

Mereka juga bela-belaan mempertahnkan kehidupan mewahnya ketika diluar rumah agar jangan sampai rahasia ini bocor didepan publik. Kehidupn seperti ini boleh saja dan tidak disangsi bagi yang melakukan satu sisi. Disisi yang lain hal ini sangat keliru, itu adalah bak menggunting dalam lipatan dalam bahasa pepatah.

Terkait sipat seseorang barangkali ini sering terjadi dengan wanita. Mohon maaf tidak semua wanita seperti demikian. Sering saja sipat yang asli dengan palsu keluar. Mereka juga menampakkan sipat yang hanya mempertahankan bagaiamana mereka terlihat layaknya wanita yang paling baik didunia itu saat diluar rumah. Kenyataannya tidaklah seperti demikian.

Teman dalam instansi kantor apalagi. Semakin dekat dengannya maka semakin kita tahu sipat keasliannya yang mana itu sengaja ditutup. Ada yang berpura-pura menjadi sok perhatian dan peduli hal itu hanya sekedar mempertahankan sikap agar terlihat dia adalah seorang pria yang hebat dan sigap dengan keadaan sekitar.

Bahayanya lagi itu terjadi kepada pemimpin. Berkata plin plan. Berjanji hanya sekedar menyenangkan hati. Hal itu sudah menjadi jurus pemungkas seorang pemimpin. Kata-katanya tidak bisa dipegang ketika berjanji. Pemimpin seperti ini bukan lagi diantara dua bayangan bahkan tiga bayangan atau lebih.

Persoalan ini tidak berlaku dihadapan Allah. Sebab Allah maha tahu apa yang dikerjakan hambanya. Sehingga apa yang  ada dalam hati pun Allah maha tahu. Apaka ini dosa? Mereka ini lah yang dikatakan munafik dalam bahasa agama. Cahaya iman mereka sudah hilang dengan kemunafikannya. *Jum'at Barakah

Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun