Mohon tunggu...
Syukron Albusta
Syukron Albusta Mohon Tunggu... Wiraswasta - www.dokterspiritual.blogspot.com

Orang boleh pandai setinggi langit, tapi selama ia tidak menulis, ia akan hilang di dalam masyarakat dan dari sejarah. Menulis adalah bekerja untuk keabadian. _Pramoedya Ananta Toer_

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan Pilihan

Bahaya, Anak Tidak Minat Belajar

9 Februari 2021   06:28 Diperbarui: 9 Februari 2021   06:30 369
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Pendidikan. Sumber ilustrasi: PEXELS/McElspeth

Sebagai orang tua pasti bangga dengan prestasi yang diraih anaknya. Keberhasilan anak dalam belajar menjadi impian besar bagi orang tua. Banyak biaya yang sudah dihabiskan untuk mendidik anak. Lalu kenapa mereka minatnya sedikit untuk belajar?

Problem ini tidak hanya dirasakan oleh orang tua saja. Para guru juga merasakan hal yang sama. Dalam kelas saat menjelaskan materi anak-anak bersikap acuh tak acuh kepada guru, mereka sibuk  mengobrol dan main-main.

Apakah memang budaya sudah seperti demikian?

Saya pikir budaya hari ini memang berbeda dibandingkan saat kita dibangku sekolah dahulu. Guru dihati anak-anak sangatlah spesial. Bagaimana tidak saat guru masuk kekelas tidak ada yang berani berkata sepatahpun dan anak-anak fokus pada materi akan disampaikan.

Pengaruh HAM yang berlebihan. Saat undang-undang HAM di-sahkan anak-anak di sekolah merdeka. Mereka dimanjakan sedikit-sedikit melapor kepada pihak berwajib jika ada hukuman yang diberikan walaupun itu hukuman mendidik.

Apakah guru-gurunya tidak profesional?

Dengan adanya undang-undang bahwa setiap guru harus memiliki standar pendidikan minimal sarjana, maka hal ini sudah ditepis. Tamatan sarjana pendidikan menunjukkan bahwa semua guru sudah ptofesional. Ilmu semasa kuliah dapat menyelesaikan semua persoalan yang berhubungan dengan pserta didik.

Guru-guru sekarang dituntu membuat bahan ajar saat mengajar. Metode yang cocok dengan anak-anak. Materi disampaikan dengan bahasa yang sederhana. Mereka dievaluasi. Lalu diberikan penilaian. Kemudian orang tua anak--anak selalu diingatkan agar ikut mendukung program pembelajaran bagi akak-anak.

Lalu apa problem anak-anak kurang minat belajar?

Barang kali tidak semua anak-anak. Ini hanya kebanyakan saja. Menurut saya anak-anak sekarang barangkali hilang hasrat belajar disebabkan membandingkan dengan "materi"  apa hasil yang saya dapatkan setelah belajar? Apakah ada jaminan kesuksesan? Apakah ada jaminan kebahagian? Mereka terus digiring berfikir kedunia materi.

Mereka kehilangan arah. Dalam pendidikan seharusnya anak-anak menerima materi untuk menjadi cerdas, tangguh, berkarakter mulia ini sudah hilang. Apalagi mereka beranggapan semuanya bisa diurus dibawah meja. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun