Mohon tunggu...
Syukron Albusta
Syukron Albusta Mohon Tunggu... Wiraswasta - www.dokterspiritual.blogspot.com

Orang boleh pandai setinggi langit, tapi selama ia tidak menulis, ia akan hilang di dalam masyarakat dan dari sejarah. Menulis adalah bekerja untuk keabadian. _Pramoedya Ananta Toer_

Selanjutnya

Tutup

Cerita Pemilih

Menunggu Keajaiban pada Kaum Milenial

7 Januari 2019   21:43 Diperbarui: 7 Januari 2019   21:49 146
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Cerita Pemilih. Sumber ilustrasi: KOMPAS.com/GARRY LOTULUNG

Millenial mungkin saja istilah yang sudah lama ada dalam jagad raya ini, namun kalimat ini menjadi trend saat pencalonan capres dan cawapres di pilpres 2019, perebutan dalam mencari pemilih dari kalangan millenial ini terbukti dari kubunya Prabowo, dan juga ketika dipastikan Erick Thohir menjadi tim sukses nasionalnya cawapres Jokowi, hal ini menjadi fenomena tersendiri bagi kaum millenial layaknya seorang wanita yang menjadi rebutan pria, namun amat disayangkan jika fokusnya hanya di sini saja.

Menurut hasil dari penelitian yang pernah dilakukan oleh LIPI Ibnu Nazir mengatakan "pada tahun 2019 akan ada pemilih millenial sebanyak 40 persen", dari data ini peneliti LIPI ini dapat membangun kepercayaan dari capres dan cawapres untuk menggandeng kaum millenial, barangkali inilah yang menjadi magnet besar kenapa istilah millenial muncul dalam konteks saat ini.

Fokus dalam menggandeng millenial itu sah-sah saja, namun yang perlu ditingkatkan bagaimana membangun kepercayaan publik dengan memberikan visi dan misi yang jelas itu yang paling penting sebenarnya, seperti saat ini Indonesia dalam kondisi ekonomi terancam pertanyaan nya bagaiman usaha peningkatan ekonomi tersebut?

Kejelasan visi dan misi disini akan muncul, jika memang disektor ekonomi memang perlu ditingkatkan, maka akan dikaji apa persoalannya, setelah itu baru dijadikan visi dan misi yang real dan para kaum millenial akan menerima dengan sebagai pemimpin yang akan membawa perubahan kedepan, tentu ada ukurannya.

Jika memang persoalannya adalah banyaknya koruptor yang mengambil uang rakyat, maka visi dan misi kedepan mencari solusi untuk penanganan terhadap koruptor, sekarang penangannya sudah efektif misalnya dengan adanya KPK, tetapi apakah sangsi yang diberikan kepada koruptor sudah tepat? Dan sangsi apa yang cocok diberikan kepada mereka?

Jika visi dan misi ini terukur dan jelas, millenial akan mendukung siapa saja yang akan menjadi pemimpin, namun memiliki konsep yang jelas untuk membawa Indonesia kedepan, bukan dengan membuat program yang hanya sipatnya tentatif atau hanya sekedar mengambil hati dari kalangan millenial saja, ini kebohongan di depan mata.

Millenial sejati akan melihat pemimpin yang memiliki visi dan misi yang jelas, tidak hanya sekedar janji, dari pada sekedar janji lebih baik tidak perlu berjanji, ini menjadi senjata maka tuan nantinya, sekali lagi fokus mencari kaum millennial adalah kegagalan.

Mari bertarung dengan visi dan misi demi membangun Indonesia kedepan menjadi lebih baik mengedepan musyawarah dan logika jernih untuk berfikir dan menemukan solusi dari problem-problem yang ada, bukan saja kaum millenial yang akan mendambakan pemimpin seperti ini, tetapi seluruh rakyat Indonesia pasti menunggu pemimpin yang seperti demikian.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerita Pemilih Selengkapnya
Lihat Cerita Pemilih Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun