Mohon tunggu...
Syukron Albusta
Syukron Albusta Mohon Tunggu... Wiraswasta - www.dokterspiritual.blogspot.com

Orang boleh pandai setinggi langit, tapi selama ia tidak menulis, ia akan hilang di dalam masyarakat dan dari sejarah. Menulis adalah bekerja untuk keabadian. _Pramoedya Ananta Toer_

Selanjutnya

Tutup

Politik

"Kempanye Hitam" di Medsos, Salah Siapa?

23 Agustus 2018   01:22 Diperbarui: 23 Agustus 2018   02:03 285
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Politik. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Freepik

"Kempanye hitam" di sosmed, salah siapa?

Hadirnya sosial media atau yang disingkat sosmed dikalangan masyarakat  memberikan dampak positip, efektifitasnya dapat dirasakan kepada siapa saja yang ingin menggunakannya, sangat mudah untuk diakses melalui handphone yang murahan sekalipun  bersosmed tidak menjadi kendala. Masyarakat menyambut sosmed dengan senang, penggunaannya pun berbeda-beda dan tergantung latar belakang  orang yang memiliki akun sosmed.

Di sisi  lain, keberadaan sosmed sedikit meresahkan warga, pasalnya alat ini digunakan untuk menebarkan berbagai macam berita bohong dan fitnah untuk menjatuhkan satu pihak, maka tidak heran ketika melihat ada pasangan suami isteri berpisah disebabkan sosmed, dan yang lebih bahaya lagi ketika sosmed digunakan untuk "kampanye hitam" dalam kontestasi politik.

"berbagai cara untuk menang" kalimat yang sering dilantunkan dalam kontestasi politik. Memang nikmat. Bayangkan saja cara yang benar belum tentu berhasil dibandingkan dengan menggunakan cara yang tidak benar, maka singkirkan saja cara-cara yang benar asal menang dalam berkontestasi. Ya, kata orang bijak "sepandai-pandai tupai melompat akan jatuh juga" artinya apa? Cara yang salah untuk sebuah tujuan lambat laun akan ketahuan. Silahkan saja jika tidak percaya.

Ketika permasalahan ini dilimpahkan kepada yang berwajib, ada kesulitan mencari data valid pemilik akun sosmed, karena pendaftaran akun sosmed tidak melampirkan KTP, barangkali ini menjadi solusi juga untuk memudahkan pihak kepolisian meng-chek identitas pemilik akun. Tanpa bermaksud apa-apa dan tidak juga untuk merendahkan profesionalitas kepolisian dalam menanggapi kasus ini.

Bisa saja "kempanye hitam" sangat efektif digunakan oleh team pemenang calon, karena sosmed sudah menjamur mulai anak SD sampai anak kuliahan hampir sudah ada akun sosmed, dan mengakses sosmed tiap waktu, sayangnya lagi kebanyakan dari pengguna sosmed yang pemula ini tidak menggunakan kroschek terlebih dahulu dan mereka menelan mentah dari konten yang ada, dan bagaimana jika itu disebarkan kepada teman-temannya.

Dibalik itu semua penindasan akun yang bermasalah baik dari Undang-Undang juga perlu diperhatikan, mereka yang dibiarkan saja akan meraja lela. Ini menjadikan efek jera kepada yang lain agar tidak mengulangi lagi. "kempanye hitam" salah satu contoh berdemokrasi yang tidak baik dan perlu dihindari jika ada niat untuk melakukannya.

Dalam hal ini masyarakat perlu hati-hati, kabar baik itu bersumber dari yang baik, kabar buruk juga bersumber dari yang buruk, kebingungan masyarakat ketika mendapatkan kabar buruk dari orang yang sebenarnya tidak seburuk yang diberitakan, dan jika itu terus menyebar dan akhirnya menjadi sebuah kebenaran, dan ini yang bahaya sebetulnya.

Lebih susah lagi mencari kebenaran jika media-media sudah dibajak oleh politisi-politisi untuk memenangkan kontestasi politik, sehingga berita muncul menjadi valid yang pada hakikatnya tidaklah seperti demikian, "kempanye hitam" susah gampang dipahami, lalu kemana lagi pengaduan ini dihadapkan?

Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun