Aku berikan lampu penerangan padamu, agar kamu termenung.
Aku tampakkan mataku, agar kamu tak lagi berkunjung.
aku nyanyikan sebait lagu, agar kamu tahu sebelah mana arah sepi itu.
aku buatkan secangkir teh hangat, agar kamu merasakan betapa dinginnya sukmaku terhadap bibirmu, dimana petang anggap bibirmu terlalu tajam untuk beradu.
kataku.. untukmu..
yang kian asing untuk diceritakan.
padahal jalanan teramat sepi, namun dirimu tak beranjak sepi.
padahal bintang-bintang tak lagi membelamu, namun mengapa dirimu ngotot untuk terang..
padanya aku berkata, selamat malam dan kedua kakiku berbalik arah serta mengatakan "sampai jumpa semoga dirimu tak mengenang akhir kata pagi untuk esok".