Mohon tunggu...
Muhammad Ali
Muhammad Ali Mohon Tunggu... Full Time Blogger - Blogger

Blogger di Pigurafilm dan pedagang buku online: Kafeinbuku

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Dari Batu Dakon sampai Tiktok

7 Juni 2022   12:56 Diperbarui: 7 Juni 2022   12:59 75
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Vice Indonesia menurunkan berita menarik banget tentang musisi yang merasa kehadiran tiktok menghancurkan karir mereka (Tulisan selengkapnya bisa dibaca di sini) . Bila demikian, maka kita akan menarik periodik masa yang di mana ide untuk menjadi musisi belum tersersit.

Di zaman batu (Megalitikum), salah satu jenis permainan yang sering di mainkan anak-anak, pemuda-pemudi adalah permainan batu dakon. Jenis batu yang dilubangi lalu di mainkan dengan berbagai jenis dan caranya di masing-masing negara bahkan peradaban ini paling sering di mainkan di Nusantara. 

Batu dakon bisa di mainkan dengan batu kecil yang kemudian mereka sebut congklak, bisa juga di mainkan dengan menggunakan tongkat lalu di isi Ani yang ditumbuk kemudian di dalam lubang batu yang kemudian padi seperti di Jawa yang hendak menunjukkan pola agraria terjadi di sana. Atau bahkan dalam perkembangannya beberapa daerah menggunakan batu dakon sebagai benda keramat yang dipercaya memberi keberkahan, kesuburan dan semacamnya untuk kampung, desa atau barangkali individu yang meminta.

Artinya bahwa, sebagaimana pun bentuk dan pola permainan yang di mainkan sesuai dengan perkembangan zamannya. Di zaman batu, manusia menggunakan batu sebagai bentuk kegiatan "pelarian" guna bisa sedikit bersenang-senang bersama, bahagia dan sebagainya. Dan dalam perkembangan berikutnya manusia menciptakan banyak hal yang mereka sukai dari jenis mainan, hiburan dengan berbagai alternatif pilihannya guna membuat manusia memiliki beragam pilihan yang beraneka ragam.

Zaman terus berlanjut, manusia mengalami perkembangan. gawai yang hanya digunakan untuk telekomunikasi beralih fungsi menjadi banyak manfaat. 

Dengan bermodal fitur download, seseorang bisa menemukan kesenangan yang menghiburnya. manusia sudah tidak lagi hanya menggunakan batu dakon untuk menghibur dirinya. manusia sudah memiliki hp dalam genggamannya, menelusuri berbagai hal lewat internet, google map, YouTube, tiktok dan melintasi masa satu kemasan yang lain lewat Wikipedia. 

Manusia mampu berkomunikasi antar negara bahkan benua lewat Facebook, WhatsApp, Line, manusia bisa bertatap muka dan bertemu manusia satu dan lainnya dari berbagai belahan manusia lain antar benua lewat google meet atau lewat zoom aplikasi, semuanya hanya lewat satu genggaman tangan.

Alternatif yang bukan hanya sekadar menikmati musik, lagu lewat alat musik pada umumnya pun mengalami perkembangan yang fantastik. di Jawa tengah misalnya seorang bocah SD atau SMP bisa memainkan Drum band tanpa harus memilik Drum, dia hanya bermodal aplikasi drum dari hp dan mengiringi pelawak yang sedang pentas di sebuah hajatan.

Manusia memiliki pilihan yang tidak hanya berhenti pada satu jenis pilihan, pada hakikatnya manusia mengalami perkembangan zaman dan pilihan yang beraneka ragam. 

Yang hanya bisa dilakukan manusia adalah menggali potensi baru atau berkolaborasi antara hal lama dan hal baru. Manusia tidak memiliki pilihan lain selain itu. atau manusia memaksakan dirinya hanya berada di masa lalu dan hanya bermain batu dakon yang beratnya bisa 5-7 orang dewasa untuk memukulnya? - 

Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun