Mohon tunggu...
Muhammad Andi Firmansyah
Muhammad Andi Firmansyah Mohon Tunggu... Penulis - Mahasiswa Ilmu Politik

Fate seemed to be toying us with jokes that were really not funny.

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Artikel Utama

Menemukan Makna Kehidupan dari Keseharian

20 Oktober 2021   20:20 Diperbarui: 25 Oktober 2021   18:19 537
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Kita terbiasa mengabaikan keajaiban semesta hingga kita tidak tahu lagi apa makna dari semuanya | Ilustrasi oleh Stock Snap via Pixabay

Kita perlu berhenti melakukan hal-hal tertentu yang menghalangi kita dalam menemukan makna. Ketika kita tidak lagi mampu mengubah suatu keadaan yang menimpa kita, maka kita ditantang untuk mengubah diri kita sendiri.

Ada ekspektasi dari sekitar kita tentang apa yang seharusnya kita capai dalam hidup, tetapi kita mungkin perlu melepaskan apa yang diharapkan masyarakat dari kita dan mulai berorientasi pada apa yang kita harapkan dari diri kita sendiri.

Kita juga perlu berhati-hati untuk membandingkan di mana kita berada dalam hidup dengan orang lain. Acapkali kita menganggap mereka seperti penjara bagi kita sebagai makhluk yang bebas, tetapi sebenarnya semua itu kembali pada respons kita terhadapnya.

Dalam kata-kata Viktor Frankl, "Segala sesuatu dapat diambil dari seseorang kecuali satu hal: kebebasan terakhir manusia---untuk memilih sikap dalam situasi apa pun, memilih jalannya sendiri."

Ketika Anda melakukan hal-hal yang menurut Anda bermakna, misalnya berlari di tengah hujan deras ketika semua orang berteduh, mereka mungkin akan menertawakan Anda. Tapi, itu tidak apa-apa selama Anda melakukan sesuatu yang begitu berarti bagi Anda.

Saya sering ditertawakan ketika saya hendak pergi ke luar pukul 10 malam hanya untuk menikmati kedinginan malam bersama hujan bintang dan cahaya rembulan yang kadang-kadang begitu pucat. Mereka pikir saya sedikit gila.

Tapi jika menjadi manusia sejati berarti merangkul kegilaan, lemparkan saja label itu pada saya sekali lagi.

Menemukan makna adalah hal yang berani. Itulah mengapa kebanyakan orang tidak peduli terhadapnya.

Nilai yang Tercecer

Saya memilih diksi "menemukan" untuk judul artikel ini karena saya yakin bahwa makna itu senantiasa mendatangi kita, tetapi kita mengabaikannya sehingga semua itu mulai tercecer seperti burung surgawi yang menari di depan kita dan kita tidak memedulikannya.

Burung tersebut terbang merajuk dan kita mesti menemukannya kembali.

Semesta selalu menampilkan keajaibannya pada kita, hanya saja kita tidak peka terhadapnya. Bagaimanapun juga, kita mengabaikannya. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun