Mohon tunggu...
Muhammad Andi Firmansyah
Muhammad Andi Firmansyah Mohon Tunggu... Penulis - Mahasiswa Ilmu Politik

Fate seemed to be toying us with jokes that were really not funny.

Selanjutnya

Tutup

Bahasa Pilihan

Kekuatan Kata-Kata: Sebuah Mantra Kehidupan

24 Juli 2021   09:02 Diperbarui: 24 Juli 2021   09:24 364
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Kekuatan kata-kata jauh lebih magis dari yang kita pikirkan | Ilustrasi oleh Gerd Altmann via Pixabay

Dalam kata-kata Mahatma Gandhi, "Berbicaralah hanya jika itu lebih baik dari diam."

Apa yang dapat kita lakukan?

Saya tahu tentang tidak mudahnya mengendalikan kata-kata. Ketika kita mengucapkan sesuatu, hampir tidak ada waktu lama bagi kita untuk mengolah kata-kata terlebih dahulu sebelum akhirnya harus terlontar.

Itulah yang membuat adagium "berpikirlah sebelum berbicara" kurang relevan bagi beberapa orang.

Terutama jika kata-kata tersebut sudah menjadi kebiasaan, kendali dalam ucapan akan sangat sulit, kecuali membiasakan kata-kata baru yang berseberangan. Itu seperti terbakar dan harus dibakar lagi dengan sesuatu yang lebih baik.

Dalam hal tulisan, kita masih punya kuasa untuk mengendalikan kata-kata kita. Dan justru sekarang ini, kita lebih banyak melontarkan kata-kata lewat tulisan. Maka dalam bermedia sosial, kendali semacam ini tidak boleh disia-siakan.

Tapi, saya pribadi lebih suka memperingatkan diri sendiri pada awal hari dengan tekanan, "Aku hanya akan mengucapkan sesuatu, seakan-akan itu adalah kata-kata terakhirku."

Dan betapa gembiranya saya ketika orang-orang berkata, "Kamu lebih banyak diam belakangan ini." Ya, saya berhasil! Itu tidak menandakan saya terserang penyakit atau sedang depresi.

Lebih baik dari itu, saya merasa betapa bodohnya saya jika harus mengatakan serta menanggapi segala hal.

Saya mempelajari banyak hal hanya untuk bisa diam. Sebab seiring pengetahuan bertambah, secara paradoksal, semakin tinggi kesadaran saya bahwa saya tidak tahu apa-apa. Ketika kesadaran itu menancap kuat di akar hati dan pikiran, pilihannya selalu diam.

Jadi untuk bisa mengendalikan kata-kata, menurut saya, kita mesti membuka pandangan kita dan meluaskan cakrawala pengetahuan kita. Sebab dalam cara itulah, kebijaksanaan kita diuji. Seekor harimau lebih banyak diam, tapi ditakuti.

Lagi pula, mengapa Anda berbicara dan mengucapkan kata-kata dengan tergesa-gesa ketika keheningan dapat mengungkapkan kata-kata yang tak terucapkan?

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
Mohon tunggu...

Lihat Konten Bahasa Selengkapnya
Lihat Bahasa Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun