Mohon tunggu...
Muhammad Andi Firmansyah
Muhammad Andi Firmansyah Mohon Tunggu... Penulis - Mahasiswa Ilmu Politik

Fate seemed to be toying us with jokes that were really not funny.

Selanjutnya

Tutup

Lyfe Artikel Utama

Seni Mengkritik Diri Sendiri: Mengapa Penting dan Bagaimana Caranya

14 Juli 2021   08:17 Diperbarui: 16 Juli 2021   21:01 755
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Cara bercermin yang paling indah adalah dengan mengkritik diri sendiri | Ilustrasi oleh Alexandr Ivanov via Pixabay

(Satu-satunya) cara terbaik untuk bercermin adalah dengan mengkritik diri sendiri (sebelum orang lain melakukannya pada kita). Karena siapa lagi orang yang paling mengenal kita selain diri kita sendiri?

Salah kaprah mengkritik diri sendiri

Keberanian untuk mengkritik diri sendiri jelas amat perlu bagi mereka yang ingin mengevaluasi setiap langkah dalam kehidupannya. Seperti kata Socrates, "Hidup yang tidak diperiksa, tidak layak dijalani."

Namun kenyataannya, keterampilan mulia ini sering diabaikan oleh banyak orang karena asumsi yang tersebar di luar sana mengutuknya. Katanya mengkritik diri sendiri telah terbukti meningkatkan penundaan dan perenungan yang menghambat kemajuan tujuan.

Jika Anda sudah merasa tidak berharga dan tidak kompeten, mungkin Anda akan merasa tidak berguna lagi untuk menjadi lebih baik di lain waktu. Mengkritik diri sendiri hanyalah bukti bahwa seseorang tidak punya rasa optimis.

Mereka pun memancing depresi oleh tindakannya sendiri. Ujung-ujungnya melukai diri sendiri seperti memuliakan sebilah pisau yang menyayat kerongkongannya sendiri.

Itu benar. Saya setuju ... jika konteks yang dimaksud adalah mengkritik diri sendiri di awal pertempuran. Bayangkan di sana terdapat seorang kaisar yang hendak menuju medan perang. Jika dia mengawali keberangkatan dengan rasa pesimis, apa yang akan terjadi? Bencana!

Namun apa jadinya kalau sang kaisar baru saja pulang dari medan perang dan dia melakukan kritik terhadap pasukannya sendiri?

Itu yang saya maksud. Meskipun tindakan seperti itu kecil kemungkinan akan disukai prajuritnya, bahkan oleh sang kaisar itu sendiri, tetapi tindakan ini penting untuk meningkatkan kualitas berperang di masa mendatang.

Jika perumpamaan itu terlalu sulit, bayangkan bahwa Anda adalah seorang siswa. Apa yang terjadi kalau saya (sebagai guru) memberi Anda ujian sebelum materi pembelajaran tersampaikan?

Saya tahu, Anda akan kesulitan dan mungkin mengancam nyawa saya sebagai guru yang tidak tahu diri. Betapa malangnya!

Tetapi Anda tidak bisa protes andaikan saya memberi Anda ujian di akhir pembelajaran. Saya melakukannya demi kebaikan Anda, dan Anda mesti melakukannya juga demi pengembangan diri sendiri.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
Mohon tunggu...

Lihat Konten Lyfe Selengkapnya
Lihat Lyfe Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun